Penggunaan kendaraan listrik semakin kencang dikampanyekan di berbagai kesempatan. Kendaraan listrik digambarkan sebagai alat transportasi masa depan, yang menawarkan berbagai keunggulan.
Baca Juga: Jelang Hari Kesehatan Nasional, Berikut 5 Mitos dan Fakta Tentang Kesehatan Anak
Kendaraan listrik digadang-gadang akan menjadi sebuah teknologi berbiaya murah. Selain itu, pemerintah memberikan subsidi pajak kepada pemilik kendaraan listrik. Belum lagi, konon kendaraan listrik minim emisi yang merugikan lingkungan.
Pabrik kendaraan listrik berikut penghasil baterainya, terus bertumbuh waktu ke waktu. Sejumlah negara juga memperkenalkan 'kendaraan masa depan' itu kepada warga mereka masing-masing. Diikuti komitmen dengan penyediaan sarana prasarana pendukung dan regulasi. Tak terkecuali juga dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Baca Juga: Ini '3 Access' Yang Diberikan Telkom Kepada UMKM Indonesia, Untuk Dongkrak Potensi Ekonomi Digital
Komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk perlahan-lahan beralih dari penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak, menuju kendaraan listrik juga semakin ditunjukkan. Kekinian, sepekan jelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek sarana transportasi bus listrik merah putih.
Bus tersebut merupakan kendaraan yang akan digunakan sebagai angkutan pengumpan (shuttle) untuk melayani para delegasi dan peserta KTT G20. Budi ingin memastikan operasional bus listrik buatan dalam negeri tersebut dapat berjalan dengan baik.
Bus tersebut menurutnya, merupakan bus listrik karya anak bangsa. Diproduksi sebagai bentuk kolaborasi antara Kemenhub, Kemenristek Dikti, INKA, dan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
"Tingkat komponen dalam negeri bus listrik ini sudah lebih dari 50 persen. Ini merupakan hasil perjuangan kita, dan menjadi kebanggaan kita di momen G20 ini," terangnya, dikutip dari laman Kementerian, Jumat (11/11/2022).
Ia mengapresiasi para pihak, yang telah mewujudkan harapan untuk menjadikan bus listrik ini sebagai pendukung kelancaran mobilitas para delegasi dan peserta G20.
“Saya bangga dengan apa yang sudah dilakukan. Bahwa jika ada yang belum maksimal, kita harus belajar dan tingkatkan lagi. Karena Pak Presiden menyampaikan kita harus mencoba. Insya Allah upaya ini bisa memberikan makna yang baik bagi bangsa,” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bus listrik yang digunakan pada event G20 ini nantinya akan digunakan sebagai angkutan massal perkotaan di kota Bandung, Surabaya, dan juga Bali, melalui program buy the service (BTS) dari Kemenhub, yang nantinya akan dioperasikan oleh DAMRI.
Sebanyak 30 unit bus listrik merah putih, yang terdiri dari bus sedang dan besar ini, beroperasi di antaranya di kawasan Nusa Dua, daerah Sawangan, Samabe, dan kawasan venue KTT G20 Bali.
Adapun jadwal operasional untuk bus listrik tersebut adalah pada 11-17 November 2022, dengan jam operasional dari pukul 06.00 WITA hingga pukul 22.00 WITA.
Selain bus Merah Putih, bus listrik juga didatangkan dari berbagai pihak seperti: Universitas Indonesia, dan sejumlah produsen otomotif dalam negeri. Total bus listrik yang beroperasi untuk melayani mobilitas KTT G20 sebanyak 41 unit, terdiri dari bus sedang dan besar.
Penyediaan kendaraan listrik pada event G20 ini sebagai bukti komitmen Indonesia untuk mewujudkan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT), yang lebih ramah lingkungan. Tentunya sebagai upaya bersama negara-negara di dunia untuk mengatasi krisis energi dan menangani perubahan iklim.