Perusahaan JV Indika Energy dan Foxconn, yaitu Foxconn Indika Motor (FIM), menyerahkan bantuan lima unit bus elektrik (eBus) kepada pemerintah, untuk mendukung perhelatan G20 dan B20 di Bali.
FIM merupakan usaha patungan antara PT Mitra Motor Group (MMG), anak perusahaan Indika Energy dan Foxteq Singapore Pte. Ltd, anak perusahaan Foxconn. Dua perusahaan ini bekerja sama untuk membangun ekosistem kendaraan listrik.
Dikutip dari laman instagram Arsjad Rasjid, sang Presiden Direktur dari Indika Energy, pada hari ini tadi, Selasa (15/11/2022), perusahaan patungan mereka telah menyerahkan 5 bus listrik atau eBus kepada Kementerian Investasi/BKPM. Langkah itu sebagai bentuk dukungan perusahaan dalam penyelenggaraan KTT G20 & B20 yang diselenggarakan di Bali.
Rasjid juga mengatakan bahwa, Joint Venture atau perusahaan patungan ini adalah sebuah milestone penting bagi perusahaan yang ia pimpin, untuk menjadi salah satu pemain terkemuka dalam ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
Dari laporan LKBN Antaranews, Chairman Foxconn Young Liu menyampaikan bahwa perusahaan mereka antusias untuk berkomitmen mendukung rencana pemerintah Indonesia dalam hal pengurangan emisi, peningkatan penggunaan kendaraan listrik. Termasuk juga mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang lebih bersih, hijau dan lebih cerdas.
Menurut Liu, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal green mobility. Apalagi dengan adanya Ibu Kota Nusantara yang direncanakan akan memanfaatkan energi hijau dengan transportasi massa yang terhubung dengan Internet of Things.
Bus listrik yang diserahkan masing-masing berkapasitas 45 orang dan digunakan selama pertemuan B20 dan G20, untuk mengantarkan tamu-tamu penting turun dari pesawat menuju ke ruang kedatangan di Bandar Udara Ngurah Rai. Bus listrik itu juga berfungsi sebagai bus ulang-alik untuk tamu penting selama kegiatan pertemuan B20 dan G20.
Kolaborasi Untuk Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik Yang Komprehensif
Perusahaan patungan, Foxconn Indika Motor (FIM), akan melakukan bisnis manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai listrik, serta menyediakan layanan konsultasi manajemen.
Director and Group Chief Investment Officer Indika Energy, Purbaja Pantja mengatakan, pihaknya sangat senang dapat bermitra dengan Foxconn sebagai perusahaan global yang mengembangkan kendaraan listrik.
FIM akan melakukan bisnis manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai listrik, serta menyediakan jasa konsultasi manajemen. Indika lewat MMG menggenggam sebanyak 60% saham FIM dan Foxconn 40%. Sedangkan Foxconn merupakan perusahaan manufaktur elektronik terbesar di dunia yang berpusat di Taiwan.
Menurutnya, kolaborasi ini akan memberikan ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia. Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan untuk mendukung Indonesia menjadi salah satu pengembang ekosistem kendaraan listrik dan baterai terkemuka.
Kolaborasi Indika Energy dan Foxconn ini fokus pada kendaraan listrik komersial roda empat. Usaha patungan ini menggarisbawahi komitmen Foxconn, untuk mendukung mitra di Indonesia dalam tujuan bersama dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan.
Pendirian FIM merupakan langkah ikutan dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Januari 2022 oleh Indika Energy, Foxconn, dan mitra lainnya. Kerjasama ini dilakukan melalui skema Build – Operate – Localize (BOL) di Indonesia. Skema BOL dilakukan dalam tiga tahap, yaitu building, operating dan localizing.
Skema ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Indonesia dalam industri kendaraan listrik dan industri pendukungnya, termasuk baterai listrik. Indika Energy, Foxconn, dan lainnya akan menjajaki kerja sama investasi yang luas untuk ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia.
Dilansir dari Nikkei, Foxconn menyuntikkan dana 1,75 dolar AS atau setara Rp26 miliar dan mengambil 40% saham, sebagai modal awal kepemilikan FIM. Artinya, dapat diketahui bahwa MMG memegang saham sekitar 60% sisanya, atau setara Rp41 miliar. Usaha patungan itu pertama-tama akan fokus pada pengembangan baterai lithium besi fosfat untuk EV, dan bekerja pada pembuatan kendaraan komersial seperti bus listrik.