Dari kalangan pemerintah pusat, di Republik Indonesia, Menteri Perindustrian (Menprin) Agus Gumiwang mengungkapkan, rencana pemerintah memberikan relaksasi atau subsidi bagi pembelian kendaraan listrik. Dia mengaku sudah memberi usulan insentif tersebut kepada menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Kalau ada subsidi dari negara, negara atau Kemenkeu punya space fisikal untuk itu, Alhamdulillah. Kebijakan fisikal kan ada di Kemenkeu, kami mengusulkan,", ungkatnya dikutip dari CNBC, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga: Suka Kopi Dan Punya Rencana Ke Luar Negeri Akhir Tahun Ini? Coba Kunjungi Yunnan China
Sementara itu dalam laporan Reuters, nada serupa juga disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Ia mengatakan jika pemerintah tengah melakukan finalisasi aturan pemberian subsidi sekitar Rp6,5 juta rupiah, untuk setiap pembelian per unit motor listrik. Hal yang sama juga tengah disiapkan untuk pemberian subsidi mobil listrik.
"Subsidi sepeda motor sedang finalisasi berapa juta kami mau kasih subsidi, sepeda motor mungkin Rp6juta. Di Thailand [subsidi] Rp7 juta, di kita mungkin Rp6,5 juta, kira-kira berkisar segitu," terangnya.
Baca Juga: Konsultan Teknik Ini Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik
Luhut beralasan, dengan penggunaan kendaraan berbasis listrik, maka akan menghemat dana untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM). Sehingga, dia menyarankan kepada masyarakat untuk membeli kendaraan listrik.
"Kenapa? dia tidak akan beli bensin lagi. Jadi kita hitung-hitung tetap akan lebih untung menggunakan sepeda motor listrik daripada sepeda motor bahan bakar fosil, begitu juga mobil. Jadi kalau Anda mau jualan [kendaraan] ke depan, jualan ini lebih bagus pilih itu [kendaraan listrik]," sambungnya.
"Sekarang kita mau convert atau kita tukar engine (mesin) sepeda motor [fosil] dengan sepeda motor listrik. Dan itu bisa dilakukan dan sekarang sedang dipersiapkan motornya dibuat lebih bagus," kata Luhut.
Selain itu, penggunaan kendaraan listrik juga meminimalisasi penurunan kualitas udara akibat polusi dari kendaraan berbahan fosil atau BBM.
"Karena tidak ada lagi asap-asap dari mobil transportasi, dari sepeda motor, dari mobil itu pasti berkurang. Buat kita akan lebih sehat. Kalau Anda punya asma itu akan lebih sehat. Jadi gunakanlah itu [kendaraan listrik]," saran Luhut.
Indonesia, imbuhnya, memiliki target setidaknya 1,2 juta kepemilikan motor listrik pada 2024. Sementara untuk mobil listrik, pemerintah memiliki target sebanyak 35 ribu unit.
Dari berbagai sumber lain terangkum, bahwa Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohanes Nangoi mengatakan, penjualan kendaraan listrik nasional terus naik.
"Mobil listrik ini penjualan tahun lalu di bawah 1.000 unit. Sekarang, di tahun ini sampai Oktober 6.000 unit, sebagian produksi dalam negeri sepertu Wuling, Ioniq. Jadi bayangkan dari di bawah 1.000 di tahun lalu sekarang baru sampai Oktober sudah 6.000, itu pure listrik belum lainnya," ujarnya.
Hanya saja walaupun kelompok industri membenarkan permintaan kendaraan listrik tumbuh, tetapi volume penjualan masih sangat kecil dibandingkan mobil berbahan bakar fosil. Pasalnya, harga kendaraan listrik lebih tinggi.
Di sisi lain, pemerintah ingin mengembangkan industri kendaraan listrik dan baterainya sendiri di dalam negeri. Hal ini seiring dengan pelarangan ekspor bijih nikel mentah, untuk memastikan pasokan bagi investor dalam pemrosesan sejak 2020.
Untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik, pemerintah juga sudah memberikan pemotongan pajak untuk penjualan mobil listrik dan mobil hybrid sejak 2019.
Bagaimana, masih mau menunda membeli kendaraan listrik? Atau kamu ada pendapat lain?