Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) dan Perusahaan Listrik Negara (PLN), baru-baru ini menandatangani perjanjian untuk mendapatkan Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificate / REC). Penandatanganan perjanjian itu dilakukan di Pabrik HMMI. Perjanjian tersebut merupakan salah satu upaya dalam rangka mencapai netralitas karbon dan program RE100 (Energi Terbarukan 100%).
Seremoni penandatanganan perjanjian ini berlangsung di HMMI Mobility Innovation Center di Bekasi oleh Choi Yoon-seok, Presiden Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan Zamzami, Manajer PLN UP3 Cikarang.
Perjanjian ini bertujuan untuk memberikan REC sebagai bentuk pemenuhan hak kepemilikan, atas manfaat lingkungan dari Energi Baru Terbarukan (EBT), yang menghasilkan energi listrik.
Sebelumnya pada 2021, Hyundai Motor Manufacturing Indonesia telah memasang 3,2 megawatt (MW) dan telah mengubah sekitar 5% dari total penggunaan energi listriknya menjadi energi terbarukan melalui sistem pembangkit listrik fotovoltaik.
Presiden Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Choi Yoon-seok mengungkap, untuk mencapai RE100 pada 2023, HMMI akan menerapkan REC yang mewakili atribut lingkungan dari pembangkitan energi satu megawatt hour (MWh), yang dihasilkan oleh sumber terbarukan.
Dalam keterangan persnya, ia menyatakan hal ini juga mendukung upaya Indonesia untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang berkaitan dengan perubahan iklim dan energi terbarukan.
"Oleh karena itu, mulai 1 Januari 2023, 100% listrik di pabrik HMMI akan berasal dari sumber energi terbarukan dan produk kami akan dibuat dengan 100% energi terbarukan." kata Choi Yoon-seok, dilansir pada Senin (26/12/2022).
HMMI telah memasang fasilitas tenaga surya untuk kali pertama di Indonesia, sebagai sumber menciptakan sebagian energinya. Dan dengan pengaturan tenaga panas bumi, HMMI menyelesaikan rantai nilai produksi ramah lingkungan dari proses produksi hingga produk akhir pada Maret lalu.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan energi ramah lingkungan yang mengubah panas dari bumi menjadi listrik. Pabrik HMMI akan menghasilkan kendaraan 100% energi ramah lingkungan, dengan menerima daya dari PLTP Kamojang yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.
Untuk diketahui, PLTP Kamojang terdiri dari tiga pembangkit listrik dengan kapasitas gabungan 140 MW. Uap yang diproduksi pada kedalaman 500-2000 m digunakan untuk menggerakkan turbin.
Sejak Juli 2021, empat perusahaan Hyundai Motor Group, Hyundai Motor, Kia, Hyundai Mobis, dan Hyundai Wia, telah mengumumkan partisipasi mereka dalam RE100 dan menerima persetujuan akhir dari 'Komite RE100 Korea', April tahun ini.
RE100 adalah singkatan dari Energi Terbarukan 100%, dan sejak 2014 kampanye ini telah dipromosikan oleh organisasi nirlaba global The Climate Group dan Carbon Disclosure Project (CDP), sebuah lembaga sertifikasi manajemen lingkungan global. Bertujuan mencakup 100% penggunaan daya perusahaan dengan energi terbarukan pada 2050.
Soal komitmen Hyundai dalam memproduksi dan menjual kendaraan berkelanjutan, juga telah disampaikan oleh pihak Hyundai Motor Company (HMC), -salah satu bagian dari badan usaha Hyundai-, dalam perhelatan The Economist Indonesia Summit-Towards a Sustainable Recovery, 2021 silam.
Di sana, mereka membahas strategi utama perusahaan dalam mendorong mobilitas ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia.
Dalam keterangan pers mereka, yang kami rangkum dari LKBN Antara, Vice President
Tae-Uhn Kim, Vice President, Business Strategy Planning, Hyundai Motor Company, menjelaskan bahwa, mobilitas yang ramah lingkungan atau clean mobility, terutama Battery Electric Vehicle (BEV) akan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah polusi udara di Indonesia dan memulihkan pertumbuhan ekonominya setelah pandemi Covid-19.
Tae-Uhm Kim menambahkan, pemerintah Indonesia memulai kebijakan pendukung untuk Kendaraan Rendah Emisi Karbon atau Low Carbon Emission Vehicles (LCEV) yang mencakup Hybrid (HEVs) dan Plug-in kendaraan Hybrid (PHEV). Jenis kendaraan itu akan berperan sebagai alat transisi dalam pengaplikasian kendaraan listrik secara penuh.
Mengetahui hal itu, Hyundai kemudian mengumumkan Rencana Jangka Panjang untuk Praktik dan Solusi Bisnis yang Berkelanjutan.
Rencana itu mencakup Hyundai bertujuan untuk mengkomunikasikan pentingnya mendukung mobilitas bersih pada semua pasar. Dalam jangka pendek, BEV dapat memainkan peran penting dalam mengurangi emisi GHG dan polusi udara, serta membantu pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.
Rencana berikutnya, Hyundai melanjutkan upaya untuk menghadirkan berbagai inovasi akan teknologi ramah lingkungan, seperti mengurangi waktu pengisian baterai dan meningkatkan jarak berkendara untuk BEV.
"Hyundai fokus pada energi hidrogen, yang dapat memainkan peran penting dalam memastikan pencapaian tujuan keberlanjutan. Sel bahan bakar hidrogen tidak hanya dapat memberi daya pada mobil penumpang, namun juga bisa menggerakkan moda transportasi besar seperti truk, bus, kapal besar, bahkan kota-kota," terangnya.
Keempat, Hyundai mengimbau korporasi untuk memiliki pandangan jangka panjang dalam mendorong inovasi melalui pemikiran yang berkelanjutan.
"Hyundai mengalokasikan 40-50 persen dari investasi barunya di bidang energi dan ramah lingkungan," tandas Tae-Uhn Kim.