Perkembangan teknologi yang diterapkan pada transmisi kendaraan pribadi, saat ini semakin berkembang, guna berikan pengalaman berkendara yang lebih nyaman dan aman. Khususnya lagi untuk pengendara mobil.
Namun, masih banyak pula pengendara mobil di Indonesia yang menggunakan transmisi manual karena keandalan, ketangguhan atau karena merupakan mobil kesayangan.
Di halaman ini, kami membagikan tips yang kami rangkum dari laman Suzuki, mengenai enam tips kebiasaan berkendara dengan mobil bertransmisi manual. Tujuannya tentu saya, agar komponen mobil lebih awet, aman, efisien.
Asst. to Service Dept. Head PT SIS, Hariadi mengatakan, masih tingginya pengguna mobil bertransmisi manual sering dijumpai di berbagai wilayah Indonesia. Beragam pula kebiasaan pengguna saat mengendarai mobil-mobil tersebut.
"Pengendara mobil bertransmisi manual, tentu harus memahami berbagai informasi mengenai kebiasaan berkendara yang dapat mempengaruhi performa," kata dia, dikutip pada Selasa (27/12/2022).
Nah, apa saja enam kebiasaan bagus untuk menjaga performa mobil manual kita?
1. Memindahkan transmisi dalam keadaan netral saat berhenti di lampu APILL
Beberapa pengendara, ada yang memiliki kebiasaan seperti tidak memindahkan tuas transmisi ke posisi netral (N) saat berhenti menunggu lampu lalu-lintas yang sedang menyala merah. Bahkan posisi kaki masih menginjak pedal kopling dan rem.
Agar kopling awet, pindahkan tuas transmisi ke posisi netral dan gunakan rem tangan saat posisi mobil dalam keadaan diam.
Selain berguna menjaga keawetan kopling, hal ini mengurangi kelelahan pada kaki.
2. Hindari kebiasaan memegang tuas transmisi secara terus menerus
Ada pengendara punya kebiasaan meletakkan tangan di bagian tuas transmisi ketika mengemudi. Sebaiknya, hindari kebiasaan tersebut, karena akan berpengaruh kepada kesigapan pengendara.
Suzuki menganjurkan pengendara untuk melepaskan tangan setelah memindahkan tuas transmisi, dan kembalikan posisi tangan di lingkar kemudi.
"Pentingnya posisi tangan selalu di lingkar kemudi adalah untuk memberikan keamanan, keselamatan dan kecepatan reaksi saat berkendara," jelas Hariadi.
3. Menginjak pedal kopling setengah dapat mengurangi keawetan kopling
Saat mobil berhenti di tanjakan, pengemudi terkadang menginjak pedal kopling setengah untuk menghindari posisi mobil tidak mundur ke belakang.
Menurut Hariadi, kebiasaan ini merugikan, karena akan membuat gesekan berlebih pada kanvas/cakram kopling.
Jika pengendara dalam kondisi yang mengharuskan berhenti di tanjakan, lebih aman untuk menggunakan rem tangan agar mobil tidak bergerak mundur.
Dengan meninggalkan kebiasaan menginjak pedal kopling setengah dan menggantinya dengan penggunaan rem tangan, berkendara jadi lebih aman dan kopling pun lebih awet
4. Injak pedal akselerator secara perlahan ketika putaran mesin masih rendah
Saat melaju dengan kecepatan rendah pada gigi percepatan yang lebih tinggi, hindari menginjak pedal akselerator secara dalam dan mendadak.
"Hal itu sama saja memaksa mesin untuk bekerja sangat keras. Perilaku tersebut dapat menyebabkan tekanan dan beban yang tidak semestinya terjadi pada mesin, akhirnya akan berdampak pada performa dan keawetan mesin," jelasnya.
Hariadi menyarankan, jika pengendara memerlukan penambahan kecepatan, injak pedal akselerator dengan perlahan atau turunkan gigi percepatan transmisi terlebih dahulu sebelum berakselerasi.
5. Gunakan engine brake saat deselerasi dengan halus
Pada kondisi tertentu yang masih aman, penurunan kecepatan atau deselerasi dapat saja terjadi secara efisien tanpa banyak menginjak pedal rem secara dalam, asalkan urutannya sudah benar.
Urutan yang dimaksud adalah perpindahan dari gigi percepatan tinggi ke gigi percepatan yang lebih rendah.
"Misalnya saja Anda sedang berkendara pada gigi 4, maka tidak boleh langsung pindah ke gigi 2 apalagi gigi 1. Perpindahan harus melalui gigi 3 terlebih dahulu sehingga perpindahan juga terjadi dengan lebih halus dan menjaga kualitas mesin," jelas dia.
"Kecuali dalam kondisi darurat untuk menurunkan percepatan kendaraan," imbuhnya.
Saat terjadi engine brake, maka konsumsi bahan bakar akan berkurang dan kendaraan akan melambat. Jika dilakukan, maka penggunaan rem juga dapat diminimalisir sehingga kanvas rem lebih awet.
Dengan demikian, putaran yang terjadi pada mesin akan menahan kecepatan mobil dan jika sudah diperlukan pengendara bisa kembali menginjak pedal akselerator.
Teknik ini digunakan agar mobil lebih mudah dikendalikan, baik pada kondisi jalanan menurun, pada saat hujan dan saat melaju di jalan raya.
6. Lepas pedal kopling secara perlahan
Melepas pedal kopling secara cepat akan membuat kendaraan tersentak sekaligus memberikan tekanan lebih pada mesin dan transmisi.
Hal itu berpotensi menyebabkan kopling menjadi panas. Jika terus dilakukan atau menjadi kebiasaan, akan menyebabkan umur pakai komponen kopling lebih cepat.
Maka dari itu pengendara harus memperhatikan cara melepaskan kopling secara perlahan agar mobil tidak berjalan dengan menyentak.
Hariadi berharap, dengan informasi di atas tadi konsumen dapat memahami sepenuhnya mengenai cara berkendara yang baik. Agar dapat menjaga performa dan umur pakai mesin mobil.
Kebiasaan tersebut sebisa mungkin diterapkan. Atau menghindari kebiasaan yang negatif. Pengendara juga harus memastikan untuk selalu melakukan perawatan rutin untuk menghindari kerusakan.