Penjualan mobil Tesla sepertinya sedang mengalami gangguan pada setahun kemarin. Walaupun perusahaan menyebut angka penjualannya setingkat lebih banyak ketimbang 2021, tapi angka estimasinya meleset dari yang dianalisis oleh tim produksi mereka.
Baca Juga: Teknologi Metaverse Untuk Terapi Usai Amputasi? Kenapa Tidak?
Tidak semua barang habis terjual
Dari seluruh produksi mobil listrik Tesla Model S/X dan 3/Y yang diproduksi hingga 1.369.611 unit, hanya 1.313.851 yang dapat mereka keluarkan.
Data ini berasal dari penjualan kuartal 4 tahun 2022 yang dipublikasikan oleh laman resmi perusahaan, kami rangkum pada Selasa (3/1/2023).
Dari sana terlihat, setinggi-tingginya angka produksi Tesla, ternyata masih menyisakan beberapa unit yang tidak terjual.
Tantangan lain yang harus dihadapi oleh Tesla adalah pabrik produksi mereka di Jerman tidak memproduksi sesuai target, setelah menghadapi masalah kepegawaian.
Sedangkan pabrik di China terdampak kebijakan zero-Covid. Kebijakan dikeluarkan oleh otoritas negara setempat, untuk menghadapi varian Covid-19 yang baru. Situasi ini memengaruhi sektor manufaktur mereka.
Tapi tentunya, Tesla juga tak tinggal diam melihat beratnya bisnis di era sekarang. Karena untuk mengerek penjualan, Tesla memberikan sejumlah diskon bagi konsumen di Meksiko dan China pada kuartal terakhir.
Selain itu, mereka menambahkan diskon di Amerika Serikat sebanyak $7.500, setara dengan kredit pajak penuh untuk kendaraan listrik di Amerika. Khusus untuk ini, belum jelas bagaimana penurunan harga tersebut dapat mempengaruhi margin dari pembuatan mobil.
Baca Juga: Walau Logonya Kepala Hewan, Ternyata Ini Asal-usul Toyota Kijang Dinamakan 'Kijang'
Diskon besar-besaran yang diberikan Tesla kepada pembeli, diramal Electrek tidak akan memengaruhi keuntungan penjualan dalam jumlah banyak dan terkesan memaksakan penjualan dengan cara yang buruk bagi bisnis Tesla. Walaupun secara kilas, terlihat perusahaan dapat menyerap margin kotor dari langkah-langkah di atas tadi.
Perusahaan Elon Yang (Tumben) Tidak Ambisius: Tesla dan Pesimisme Penjualan 2023
Tesla dalam halaman resminya tidak merinci angka permintaan kendaraan listrik mereka secara global. Mereka hanya mengatakan, akan merilis hasil keuangan triwulan pada 25 Januari 2023.
Sebetulnya Tesla punya kekhawatiran yang sama dengan perusahaan mobil-mobil lain. Mereka khawatir tentang potensi melambatnya permintaan kendaraan, akibat adanya kenaikan biaya dan juga perlambatan ekonomi yang semakin meluas.
Baca Juga: Hadapi Masalah Kepegawaian, Jumlah Produksi Mobil Tesla di Jerman Tidak Sesuai Target
Kekhawatiran soal prospek penjualan Tesla menuju 2023 yang masih belum pasti itu, juga diulas oleh media Forbes. Tulisan seorang editor senior Forbes, -yang punya kepedulian dengan mobilitas masa depan-, menduga kekhawatiran muncul sebagai akibat posisi Elon Musk di Twitter.
Belum lagi penjualan saham Tesla yang secara substansial membuat perusahaan tersebut seperti kehilangan kepemimpinan. Padahal saat ini persaingan pasar kendaraan listrik tengah semakin cepat.
Seakan senada dengan ulasan Forbes, diketahui sejumlah media mengabarkan anjloknya saham Tesla mencapai 69% sejak mereka mendapatkan lisensi IPO. Mengakhiri 2022, saham mereka dilisting di lantai bursa dengan harga $123,18 per 30 Desember 2022.
Hal itu terjadi akibat kekhawatiran sejumlah investor yang menyoalkan gangguan produksi, fokus Musk di Twitter, hingga perlambatan permintaan produk.
Sementara dalam pernyataan resmi perusahaan, di lamannya, Tesla menjadwalkan adanya acara Hari Investor pada 1 Maret 2023. Di sana, para investor akan mendapat penjelasan mengenai situasi bisnis Tesla. Termasuk diajak melihat lini produksi mereka yang paling canggih.
"Serta dapat mendiskusikan rencana ekspansi jangka panjang untuk platform generasi ke-3, alokasi modal, dan topik lainnya dengan tim kepemimpinan kami," tulis mereka.