Perusahaan produsen mobil milik Elon Musk, Tesla Inc, saat ini masih menguasai angka penjualan mobil listrik secara global.
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu mampu mengantongi keuntungan besar, yang diraih selama bertahun-tahun.
Melansir Reuters, Tesla diketahui meraih laba kotor US$15.653 atau sekitar Rp236 juta per unit kendaraan yang mereka lepas ke pasar, pada kuartal II/2022.
Sepanjang 2022, Tesla dan para pesaingnya secara agresif menaikkan harga mobil, seperti sport utility vehicle (SUV) Model Y. Kendati demikian, kondisi ini dibarengi dengan turunnya pasokan semikonduktor dan komponen lain, yang kemudian membuat produksi industri otomotif juga mengalami penurunan.
Di saat itu, Tesla mengambil keputusan produksi yang berbeda dengan para pesaingnya, yang kebanyakan berfokus pada model.
Dari laman media itu, diketahui bahwa untuk mengendalikan biaya produksi, Tesla banyak berinvestasi dalam teknologi manufaktur baru, seperti penggunaan pengecoran besar untuk menggantikan bagian logam kecil.
"Tesla juga menghadirkan manufaktur baterai dan bagian lain dari rantai pasokannya sendiri, dan desain kendaraan standar untuk meningkatkan skala ekonomi," tulis laman itu, kami kutip pada Jumat (27/1/2023).
Sementara itu, bagaimana dengan persaingan mobil listrik di Indonesia?
Semakin gencarnya kampanye beralih menuju kendaraan listrik, semakin banyak produsen mengenalkan produk mereka yang beragam kepada konsumen di Indonesia.
Hal itu membuat kita bertanya-tanya, sejauh ini mobil apa yang paling diminati saat ini oleh konsumen negara merah putih, setidaknya selama 2022.
Laman Gaikindo menyebut, produsen mobil PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mencatat penjualan sebanyak lebih dari 30.000 unit mobil. Jumlah tersebut meningkat 10 kali lipat dibanding 2021, yang tercatat dalam angka sekitar 3.000 unit.
Chief Operating Officer (COO) HMID, Makmur, menyatakan bangga dengan pencapaian tersebut.
"Saya sangat berterima kasih kepada kepercayaan masyarakat Indonesia dan support dari teman-teman media. Karena kalau kita lihat, tahun 2020 kita jualan 200 unit, 2021 terjual 3.000 unit, lalu pada 2022 kita mencapai 30.000 unit," tuturnya, kepada wartawan, di sebuah kesempatan.
Makmur menambahkan, komposisi penjualan tertinggi dipimpin oleh Hyundai Creta yang terjual sebanyak 15.000 unit. Sebanyak 10.000 Hyundai Stargazer. Angka penjualan sisanya disumbang oleh model lainnya.
Dengan mencatat penjualan sebanyak itu, Hyundai naik ke urutan delapan (8) merek mobil terlaris di Indonesia selama 2022. Maka demikian, Wuling turun menjadi peringkat ke-10.
Pada 2023, Makmur memastikan kapasitas produksi pabrik Hyundai bisa mencapai 150.000 hingga 250.000 unit. Hyundai saat ini sedang mempersiapkan model baru, memfokuskan pelayanan kepada pelanggan dan mengoptimalkan hadirnya program Worry Free.
Sementara itu perusahaan mobil asal China, Wuling, sudah merancang strategi mereka untuk mendongkrak penjualan di tengah kondisi ekonomi global tahun ini.
Wuling Motors Indonesia mencatat pertumbuhan penjualan mobil sebesar 17% sepanjang 2022. Total penjualan mencapai sebanyak 30.037 unit, lebih tinggi ketimbang pada 2021 yang sebanyak 25.564 unit.
Ia menyatakan bahwa pada 2022 mereka mencapai angka penjualan tertinggi mobil Wuling di Indonesia, sejak beroperasi pada 2017.
Adapun penyumbang penjualan terbesar Wuling sepanjang tahun lalu adalah Confero Series (10.844 unit), New Cortez (3.922 unit), Formo (1.285 unit), Air EV (8.053 unit), dan Almaz Series (5.575 unit).
Brand & Marketing Director Wuling Motors, Dian Asmahani menjelaskan, mobil listrik Air EV yang diluncurkan pada Agustus 2022 mendapat respons positif dari konsumen.
"Kami sangat senang, sudah membukukan 78 persen market share segmen mobil listrik di Indonesia. Ini sebenarnya adalah poduk mobil listrik pertama bagi Wuling di Indonesia, yang diproduksi di pabrik Cikarang," kata Dian.
Untuk Almaz, lanjut dia, model ini menguasai 3% dari segmen kendaraan hybrid di Indonesia dengan membukukan penjualan 337 unit.
Disinggung soal strategi yang dijalankan Wuling untuk mengatrol angka transaksi pada 2023, Dhian mengaku strategi itu tak berbeda dengan tahun sebelumnya.
Dian mengaku optimistis menghadapi tahun kelinci air ini. Pasalnya, Wuling sudah belajar dari pengalaman-pengalaman Indonesia seperti Covid-19, dan bisa melewatinya.
"Optimisme kami salah satunya ya target lebih besar dibandingkan 2022," kata Dian, seperti dikutip dari Tempo.