Regulator di Amerika Serikat (AS), dalam hal ini Komisi Sekuritas dan Bursa (The Securities and Exchange Commission/SEC), dilaporkan sedang menyelidiki peran Elon Musk, dalam membentuk klaim mobil self-driving atau Autopilot yang tersemat pada mobil Tesla.
Dalam sebuah artikel yang kami akses dari Los Angeles Times disebutkan, penyelidikan dilakukan atas dasar munculnya pernyataan dari sebuah sumber yang mengetahui adanya masalah pada sistem autopilot mobil Tesla.
Musk merupakan petinggi di perusahaan itu, demikian kami kutip pada Sabtu (28/1/2023). Karena itulah Musk akan diminta kebenaran komentarnya soal ini, dan komentarnya dianggap berbobot untuk menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi.
Laman LA Times telah mencoba menghubungi SEC, namun mereka menolak berkomentar. Demikian juga Musk, lewat pengacaranya, Alex Spiro tidak menanggapi permintaan komentar.
Musk sudah bentrok dengan SEC di beberapa bidang. Misalnya saja, ketika ia terkena dampak dari tweetnya yang terkenal, bahwa dia telah mendapatkan dana untuk mengambil Tesla secara pribadi.
Dia memberikan pembelaan lewat sebuah surat pada 2018, ke pengadilan, di San Francisco, atas tuduhan investor kalau Musk sudah melakukan penipuan sekuritas. Musk mengatakan dia percaya, bahwa pada saat itu dia mendapat dukungan finansial dari investor kaya dan pemerintah Saudi.
Tetapi dalam konteks tinjauan SEC terhadap autopilot ini, secara langsung menyentuh prioritas bisnis yang dipilih Musk, sebagai hal yang penting untuk masa depan Tesla.
Investigasi oleh unit penegakan SEC tidak selalu menimbulkan konsekuensi; tetapi dapat mengakibatkan tuntutan hukum, denda, atau hukuman perdata lainnya untuk perusahaan dan eksekutif.
Masih belum diketahui pernyataan atau aktivitas mana dari Musk, tentang autopilot, yang mendapat perhatian dari SEC.
Untuk diketahui, Musk telah berfokus selama bertahun-tahun pada teknologi bantuan pengemudi Tesla.
Dia juga secara pribadi mengarahkan pembuatan video pada 2016, yang mungkin di hadapan publik terkesan melebih-lebihkan kemampuan teknologinya. Janji-janji video tentang fungsi mengemudi hands-free sepenuhnya otonom belum terwujud.
Tesla mengalahkan pesaingnya pada kendaraan self-driving, Musk mengatakan "Mobil dapat ditingkatkan ke otonomi. Itu adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh perusahaan mobil lain," kata dia dalam sebuah percakapan di Twitter Space.
Secara terpisah, Tesla juga menghadapi sidang untuk juri pertamanya, atas kematian yang diduga disebabkan sistem mengemudi otomatisnya.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional A.S. memiliki dua investigasi aktif, untuk mengetahui rusak tidaknya autopilot pada Tesla. Agensi berfokus pada bagaimana Autopilot yang dimiliki Tesla menangani peristiwa kecelakaan yang terjadi kepada responden pertama, sekitar akhir Juni 2022. Sebelumnya telah dimulai penyelidikan lain, berkaitan dengan pengereman mendadak, pada empat bulan sebelumnya.
Sementara itu, dalam menjalani pengawasan dari SEC ini, kejujuran dari Musk merupakan poin yang sangat penting. Demikian ditulis oleh Huffpost.
Diketahui, situs web Tesla memperingatkan bahwa: pengemudi harus terlebih dahulu setuju, untuk tetap memegang setir setiap saat sebelum mengaktifkan Autopilot. Tetapi di dalam laman itu, terdapat sebuah video yang menunjukkan seorang pengemudi sedang mengaktifkan fitur Autopilot, terlihat berkeliling kota dengan tangan di pangkuan. Tidak melakukan seperti apa yang diminta dalam 'peringatan' sebelumnya.
SEC juga ternyata menolak berkomentar ketika media Reuters meminta keterangan mereka soal ini.
Tetapi secara terpisah, penjabat kepala Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) berkenan memberikan tanggapannya. Ia mengatakan, badan pengawas 'bekerja sangat cepat' dalam penyelidikan Tesla Autopilot, yang dibuka pada Agustus 2021.
Musk juga diadili karena diduga menyesatkan investor dengan tweetnya pada 2018 soal pendanaan perusahaan.