Techverse.asia - Kendaraan bermotor berbahan bakar energi fosil menjadi salah satu penyumbang terbesar carbon dioxide yang mencemari lingkungan. Untuk meminimalkan carbon dioxide dari asap knalpot kendaraan motor, pemerintah menerapkan program transisi energi untuk mencapai target zero carbon di tahun 2060.
Salah satu program transisi energi yang dilakukan adalah mendorong migrasi dari kendaraan bermotor fosil ke kendaraan listrik. Untuk mencapai migrasi tersebut, pemerintah berupaya menciptakan ecosystem industry kendaraan bermotor, baik dalam produksi, maupun pemasaran kendaraan listrik.
Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr. Fahmy Radhi, MBA mengungkapkan dari sisi produksi, pemerintah saat ini menciptakan keterkaitan industri dari hulu hingga hilir melalui berbagai kebijakan. Berbagai kebijakan tersebut mulai dari pelarangan ekspor bijih nikel, hilirisasi bijih nikel untuk menghasikan produk turunan, produksi baterai listrik hingga kedaraan listrik.
Sedangkan dari sisi pemasaran, pemerintah berupaya untuk menciptakan pasar kendaraan listrik dengan mewajibkan pengunaan kendaraan bermotor listrik berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai kendaraan dinas bagi pejabat pemerintah pusat dan daerah. Sehubungan pasar kendaraan dinas tidak begitu besar maka penciptaan pasar kendaraan listrik diperluas pada konsumen perorangan dengan skema pemberian subsidi bagi setiap pembelian kendaraan listrik.
Baca Juga: Mobil Lewati Jalan Menanjak? Jangan Lupa Pakai Fitur Hill Hold Control
"Dalam pemberian subsidi ini pemerintah mensyaratkan kendaraan listrik harus diproduksi di Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 85 persen dan diproduksi oleh putra-putri Indonesia," ujar Fahmi di Kampus UGM.
Untuk mendukung program pemerintah migrasi menuju kendaraan listrik, V STORK Indonesia bekerja sama dengan PT WIKA Industri Manufaktur, PT Pos Indonesia, PT Nalendra Halilintar Samudera, dan Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta memproduksi sekaligus memasarkan QYLO sepeda motor listrik. QYLO merupakan kendaraan listrik yang akan diproduksi di Yogyarta dan Tanah Laut Kalimantan Selatan, yang sepenuhnya diproduksi oleh putra-putri Indonesia.
"Tingkat komponen dalam negeri QYLO sudah mencapai 85 persen, hanya komponen baterainya masih diimpor. QYLO ini tidak hanya dipasarkan di pasar dalam negeri tetapi juga di pasar Singapura dan Filipina," jelasnya.
Sebagai pengamat, Fahmi berharap tidak hanya V STORK saja yang memproduksi kendaran listriknya di Indonesia. Harapannya beberapa perusahaan nasional lainnya bisa hadir dan memproduksi dan memasarkan kendaraan listrik di Indonesia sehingga Indonesia tidak hanya sebagai ajang pasar belaka bagi kendaraan listrik impor.
"Untuk mencapainya, saya kira perlu dukungan banyak pihak, pemerintah, pengusaha dan perguruan tinggi, yang secara terintegrasi mengembangkan kendaraan listrik secara inovatif berkelanjutan," katanya.
5 Keuntungan Punya Kendaraan Listrik
1. Ramah Lingkungan
Dalam proses kerjanya, kendaraan listrik sama sekali tidak menghasilkan emisi gas buang. Hal itu tentu saja berbeda dengan kendaraan-kendaraan yang memiliki mesin pembakaran internal. Karena itu, poin ini rata-rata menjadi alasan terbesar mengapa banyak orang beralih dari kendaran dengan mesin pembakaran internal menuju teknologi elektrifikasi.
2. Pajak Murah
Seperti dipaparkan sebelumnya, pemerintah terus mendorong implementasi pemakaian kendaraan listrik dengan memberi beberapa stimulus. Selain memberikan subsidi, pemerintah juga memberikan aturan pajak murah untuk kendaraan berteknologi elektrifikasi.
Di DKI Jakarta, misalnya, pemerintah memberlakukan gratis Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan PKB yang hanya perlu dibayar 10 persen untuk pemilik kendaraan tersebut. Karena tidak perlu membayar pajak yang mahal, maka kamu bisa mengalokasikan dana untuk memiliki asuransi mobil sebagai perlindungan lengkap risiko di jalan.
3. Minim Perawatan
Lantaran kendaraan listrik memiliki komponen bergerak yang lebih sedikit, maka kendaraan satu ini tidak membutuhkan pelumas mesin. Selain itu, perawatannya pun relatif lebih minim. Kamu hanya perlu secara rutin mengganti komponen-komponen fast moving seperti halnya kampas rem.
4. Memiliki Torsi Instan dan Kabin Senyap
Salah satu karakter yang ditawarkan kendaraan listrik adalah performa lajunya karena memiliki mesin dengan torsi puncak saat pedal akselerator dipacu. Itulah mengapa kendaraan listrik sangat lincah dan gesit saat digunakan, apalagi dalam situasi stop and go.
Tak hanya itu saja, kendaraan listrik juga menawarkan kenyamanan berkendara bagi pemiliknya. Sebab, tidak ada proses pembakaran di dalam mesin kendaraan satu ini, dan kabinnya pun lebih senyap. Selain itu, kendaraan listrik juga tidak memiliki suara mesin.
5. Bebas Ganjil Genap
Keuntungan lainnya bagi pemilik kendaraan listrik, khususnya di daerah DKI Jakarta, dapat berkendara setiap hari tanpa terbatas peraturan ganjil genap.
Hal tersebut seperti yang tertuang dalam kebijakan Pergub DKI Jakarta Nomor 88 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 155 Tahun 2018 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil-Genap.