Pembeli mobil berbondong-bondong membelanjakan uang mereka untuk SUV.
Penjualan SUV memang mengungguli rekan mereka yang lebih kecil, pada 2022. Bahkan, ketika penjualan mobil secara keseluruhan merosot tahun lalu sekitar 0,5%, penjualan SUV tumbuh sebesar 3%. Mereka menghasilkan 46% penjualan mobil global.
Baca Juga: Tiga Kekurangan Kendaraan Listrik, Siapa Bilang Tanpa Polusi?
Baca Juga: Kata Pakar Tentang Pengembangan Kendaraan Listrik: Perlu Lebih Terintegrasi
Popularitas itu berarti lebih banyak polusi. Menurut analisis baru-baru ini oleh Badan Energi Internasional (IEA), misi karbon dioksida dari SUV di seluruh dunia hampir mencapai ambang batas yang sangat besar, yakni hampir 1 miliar ton karbon dioksida setiap tahun. Sebagai perbandingan, itu hampir dua kali lebih banyak polusi iklim daripada yang dipompa Inggris pada 2021.
Menurut The Verge, dalam hal mengurangi polusi dari kendaraan penumpang, lebih besar adalah kebalikan dari lebih baik. SUV membakar sekitar 20% lebih banyak minyak rata-rata daripada mobil ukuran sedang.
SUV listrik juga membutuhkan baterai yang lebih besar daripada EV lainnya, dan para ahli sudah memperingatkan bahwa kita tidak akan memiliki cukup bahan mentah untuk memenuhi permintaan baterai lithium-ion yang meroket.
Tetapi yang selanjutnya, kendaraan listrik dianggap menjadi upaya untuk menjaga agar perubahan iklim tidak menjadi lebih buruk secara signifikan. Memenuhi tujuan perjanjian iklim Paris, yang mengharuskan negara-negara mengurangi setengah polusi iklim mereka pada akhir dekade ini, dan mencapai emisi gas rumah kaca net-zero pada 2050.
Baca Juga: Kata Penelitian: Polusi Udara Dapat Menjadi Faktor Pemicu Orang Depresi
"Transportasi merupakan sumber utama polusi iklim; hal itu bertanggung jawab atas sekitar seperempat dari emisi gas rumah kaca terkait energi dunia. Maka untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam Paris Agreement, sekitar 60% kendaraan yang dijual pada 2030 harus bertenaga listrik, yang telah dipetakan oleh IEA sebelumnya," tulis media itu, kami kutip pada Kamis (2/3/2023).
Semakin banyak orang yang membeli kendaraan listrik, penjualan naik 60% pada 2022. Dan untuk kali pertama, SUV listrik menghasilkan lebih dari setengah dari semua EV yang terjual tahun lalu. Tidak heran, mengingat pembuat mobil menambahkan lebih banyak SUV listrik ke barisan mereka. Sekitar 55% dari lebih dari 400 model mobil listrik yang tersedia adalah SUV.
Namun peringatannya adalah, SUV listrik khususnya, sedikit mempersulit transisi ke energi bersih. Pembuat mobil sudah berebut untuk mendapatkan bahan mentah yang cukup untuk EV, yang biasanya dibuat dengan input mineral sekitar enam kali lipat dari mobil konvensional.
Mineral penting yang dibutuhkan untuk membuat baterai lithium-ion terbatas pasokannya ,dan terkonsentrasi di beberapa tempat, membuat rantai pasokan rentan terhadap volatilitas politik dan ekonomi.
Saat kalian ingin membuat kendaraan yang lebih besar, kalian juga akan memperbesar masalah itu.
"Perlu diingat bahwa, kendaraan listrik bukanlah peluru perak untuk polusi dari transportasi," tulis laman yang sama.
Melansir dari sebuah jurnal OECD Library, EV masih menimbulkan polusi partikel dari keausan pada ban, rem, dan jalan raya, yang sangat buruk bagi kualitas udara.
Mobil yang lebih berat cenderung menghasilkan lebih banyak jenis polusi ini. EV biasa sudah cenderung lebih berat daripada mobil bertenaga gas, dan SUV sekali lagi memperkuat masalah ini.
Secara keseluruhan, jika pembuat mobil mengurangi ukuran kendaraan mereka, itu akan memberikan manfaat lingkungan yang besar. Ini adalah salah satu cara mudah untuk mengurangi tekanan pada rantai pasokan, sambil mengurangi polusi kendaraan sebanyak mungkin.