Di era mobil listrik yang muncul semakin masif, beberapa dari kamu mungkin masih memilih mengendarai mobil matik sebagai armada yang membawamu mudik lebaran.
Meski sudah nyaman dan terlihat tak bermasalah, ada sedikit yang masih perlu kamu perhatikan dari mobil matikmu.
Pada mobil bertransmisi otomatis konvensional, penggunaan kopling basah dan torsi akan lebih banyak menimbulkan gejala selip dibanding transmisi manual.
Tentu saja, seiring bertambahnya beban mobil saat mudik lebaran, beban pada girboks menjadi lebih tinggi dan biasanya memiliki efek sliding yang lebih besar. Apalagi, jika jalur mudik atau jalur balik yang kamu lewati memiliki rute dengan medan menanjak. Saat berkendara menanjak di siang hari, suhu pelumas girboks lebih tinggi dari biasanya.
Nah, maka pertanyaan yang kita perlu jawab adalah: sebenarnya, cocok atau tidak mobil matik untuk perjalanan jauh?
Baca Juga: AI Tidak Melulu Istimewa Karena Tidak Bisa Gantikan Kritikus, Begini Penjelasannya
Baca Juga: Game FIFA Akan Direbranding Menjadi EA Sports FC
Baca Juga: R1S Besutan Rivian, SUV Elektrik Pilihan yang Luas dan Nyaman
Ketika berbicara tentang mengemudi jarak jauh di jalan raya terbuka, transmisi otomatis tidak sebagus transmisi manual. Namun, ada beberapa kelebihan menggunakan otomatis pada jenis kendaraan ini.
Salah satu kelebihan penggunaan mobil matik di jalan raya adalah kita tidak perlu terus mengganti persneling seperti bila mengendarai mobil manual.
Lebih irit pikiran dan nyaman
Laman Vehicle Wisdom mengungkap, ketika kita sedang berkendara jarak jauh, terlebih lagi kerap menemui macet, tidak perlu berpindah gigi dapat mengurangi kelelahan pengemudi dan memberikan kenyamanan berkendara. Selain itu, kalian akan mendapatkan pengendaraan yang lebih mulus secara keseluruhan dengan transmisi otomatis.
Baca Juga: Tiru Cara Ini, Supaya Tidak Bosan Saat Terjebak Macet Waktu Arus Balik
Baca Juga: Sudah Ketemu Lalu Lintas Macet, Mobil Kena Overheat: Segera Cek Radiator!
Siapapun yang telah duduk selama berjam-jam lalu lintas berhenti-dan-pergi, pasti paham betul 'mengubah persneling' itu dapat merugikan pikiran dan tubuh.
Tidak sering berurusan dengan kopling dan perpindahan gigi, membantu kaki dan lengan sedikit rileks serta tidak mudah kram. Pikiran tidak mudah lelah. Setidaknya ini dinyatakan oleh laman RAC, yang kami kutip pada Senin (24/4/2023).
Memindahkan gigi juga berpotensi membuat peraaan jadi kesal. Ya, gerakan berulang, apalagi di jalanan padat merayap membuat kesal. Dengan kendaraan matik, pikiran dan suasana hati lebih lega dan terasa lebih baik.
Membantu pengemudi saat berada di medan menanjak
Seperti kebanyakan kondisi mengemudi, sulit untuk mengatakan di antara mobil transmisi manual atau transmisi otomatis, yang lebih baik ketika dikendarai di medan perbukitan dan pegunungan. Sebagian besar, itu hanya tergantung pada preferensi pribadi dan jam terbang mengemudi.
Namun, banyak orang lebih memilih mobil transmisi otomatis saat berkendara di area pegunungan. Karena mereka dapat mengganti persneling sendiri, sehingga sebagai pengemudi, kamu tidak perlu terus melakukannya.
Selain itu, mobil dengan transmisi otomatis atau matik, jauh lebih mungkin memiliki hill start assist. Hal tersebut mencegah mobil terguling ke belakang saat mulai berhenti di tanjakan.
Selain itu, teknologi ini bisa membuat berkendara di pegunungan tidak terlalu menakutkan, terutama bagi pengendara baru. Serta dapat mengurangi tingkat mabuk perjalanan pada penumpang, saat mereka melakukan perjalanan jauh di perbukitan atau pegunungan.
Jadi, bisa kita katakan kalau mengendarai mobil matik adalah pilihan yang tepat, sebagai kendaraan mengemudi dalam waktu lama di lalu lintas.