Upaya perluasan penggunaan kendaraan listrik semakin tinggi di banyak negara. Pabrikan kendaraan turut mengambil banyak jalan untuk mendukungnya. Seperti yang terbaru, dilakukan oleh produsen mobil Jepang, Mazda Motor, dan Divisi Energi dari Panasonic Holdings.
Kedua perusahaan itu, dilaporkan banyak media, akan memulai pembicaraan untuk membentuk kemitraan jangka menengah dan jangka panjang pasokan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV).
Pada Rabu (21/6/2023), Presiden dan CEO Panasonic Energy, Kazuo Tadanobu, menyatakan kolaborasi dengan Mazda akan menjadi langkah besar dalam mewujudkan misi kedua perusahaan, untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan yang sejalan dengan kebahagiaan masyarakat.
"Melalui teknologi unggul dan pengalaman yang luas, kerja sama ini akan mendorong pertumbuhan industri baterai lithium-ion dan mempercepat upaya mencapai nol emisi," tutur Tadanobu, dikutip dari Electrek, Kamis (22/6/2023).
Seemntara itu, Direktur dan Senior Managing Executive Officer Mazda, Masahiro Moro, mengatakan bahwa Mazda bekerja sama dengan mitra mereka dalam tiga fase, yang mana ketiganya sebagai bagian dari inisiatif elektrifikasi.
"Untuk merespons fleksibel terhadap perubahan tren regulasi, kebutuhan konsumen, dan area lainnya," ungkapnya.
Moro juga menyambut baik kolaborasi dengan Panasonic Energy, yang telah menjadi pelopor dalam baterai lithium-ion otomotif, dan berharap dapat berkontribusi dalam membatasi pemanasan global melalui strategi elektrifikasi mereka.
Kemitraan ini diharapkan dapat membantu Mazda, dalam meningkatkan produksi kendaraan listrik sesuai dengan rencana pengeluaran perusahaan, sebesar 1,5 triliun yen (sekitar 10,6 miliar dolar AS). Persis seperti yang diumumkan pada November 2022.
Saat itu Mazda mengumumkan, mereka merencanakan pada 2030 mendatang, sebanyak 25% penjualannya berasal dari kendaraan listrik murni. Ini menjadi langkah mendorong elektrifikasi kendaraan.
"Para eksekutif di perusahaan tersebut, juga menyarankan agar pengisian cepat menjadi prioritas yang lebih besar daripada jarak jauh," tulis Carscoops.
Didapati dalam laman VOI, dalam kemitraan ini, Panasonic Energi akan menyediakan Mazda dengan baterai silinder ion-lithium otomotif yang diproduksi di Jepang dan Amerika Utara, untuk kendaraan listrik Mazda yang diperkirakan akan diluncurkan pada paruh kedua dekade ini.
Namun, belum diungkapkan secara rinci baterai mana yang akan digunakan oleh Mazda dalam kendaraan listriknya. Pihak Mazda akan melakukan pembicaraan dengan tujuan untuk memastikan pasokan baterai mulai dari 2025 hingga 2027 atau mungkin lebih lama.
Baca Juga: Unik, Perusahaan Startup Ini Cuma Punya 1 Pekerja tapi Laku Terjual Senilai Rp821 Miliar
Baca Juga: Bocoran Spek 2 Smartphone Android Baru dari Nokia, Nokia G42 5G dan Nokia G310 5G
Sebagai informasi, pada 2012, Mazda telah menggunakan 1.865 baterai yang dipasok oleh Panasonic dalam mobil listrik Demio mereka di Jepang. Baterai tersebut disewakan dalam jumlah 100 unit subkompak sebagai uji coba untuk meningkatkan pemahaman tentang teknologi elektrifikasi.
Produsen mobil Jepang saat ini sedang mempersiapkan diri untuk mengejar ketertinggalan dalam pasar kendaraan listrik yang semakin berkembang.
Bahkan, produsen mobil terlaris di dunia, Toyota, yang memiliki saham 5,1% di Mazda, juga telah mengumumkan rencana penggunaan baterai padat dan teknologi lainnya. Guna meningkatkan jarak tempuh dan mengurangi biaya kendaraan listrik di masa depan.
Pemerintah Jepang juga telah mengumumkan peningkatan dukungan hingga 2,2 miliar dolar AS untuk produksi baterai domestik. Mengutip Reuters, dukungan tersebut diberikan kepada Toyota dan produsen lainnya untuk memperkuat keamanan rantai pasokan ekonomi yang lebih besar.