Baca Juga: Cara Mengelola Risiko Keamanan Siber di Sektor Rantai Pasokan
Indonesia dan Jepang menjalin kerja sama dalam pengembangan industri manufaktur, termasuk mendorong ekosistem kendaraan listrik.
Pemerintah Indonesia bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para investor asal Jepang, di antaranya melalui kemudahan perizinan usaha dan penguatan layanan fasilitasi investasi.
Sementara itu, Japan International Cooperation Agency (JICA) memiliki rencana dalam melaksanakan program penghimpunan data dan studi, tentang pengembangan industri dan penguatan rantai pasok sepeda motor listrik di Indonesia.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko S.A. Cahyanto, mengatakan bahwa kedua belah pihak telah bertemu untuk mengetahui lebih jauh visi masing-masing dalam kerja sama ini, lewat sebuah lokakarya.
Topik penting yang dibahas meliputi roadmap produksi kendaraan listrik, standardisasi baterai, isu keamanan dan daur ulang baterai, serta promosi investasi perusahaan Jepang di Indonesia. Tim Konsultan JICA yang hadir, memberikan presentasi mengenai agenda dan tujuan dari JICA Project 2023.
Baca Juga: Peneliti MIT Kembangkan Teknologi PhotoGuard, Lindungi Foto dari Editan AI oleh Orang Jahat
"Proyek ini akan melibatkan kegiatan studi tentang standardisasi baterai, survei permintaan sepeda motor listrik dan layanan penukaran baterai, proyek percontohan. Selain itu juga survei mengenai dampak terhadap produsen suku cadang sepeda motor konvensional yang sudah ada," kata Eko, dikutip dari keterangan resminya, Selasa (25/7/2023).
Lokakarya tersebut juga menjadi kesempatan bagi Kemenperin dan JICA untuk mendengarkan masukan teknis dari para pemangku kepentingan terkait.
"“Diskusi yang dilakukan berfokus pada isu-isu penting. Mulai dari survei rantai pasok komponen kendaraan motor listrik di Indonesia, dampak pengembangan ekosistem industri kendaraan motor listrik, serta penyusunan kerangka acuan kerja untuk kegiatan utama proyek," ungkap Eko.
Sebagai tindak lanjut, Kemenperin dan JICA akan terus berkoordinasi dalam mengimplementasikan rencana JICA Project 2023. Direktorat Akses Sumber Daya Industri dan Promosi Internasional (ASDIPI) Kemenperin akan memfasilitasi pelaksanaan survei, dan koordinasi dengan berbagai kementerian/lembaga dan asosiasi terkait.
Baca Juga: Jepang Kembangkan Superkomputer, Kejar Ketertinggalan dalam Infrastruktur AI
Menurutnya, kolaborasi ini merupakan langkah penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan transformasi teknologi. Diharapkan industri kendaraan listrik dapat berkembang pesat di Indonesia, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan kendaraan bermotor konvensional.
Melansir laporan CNN, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia sebelumnya menargetkan ada sekitar 15 juta kendaraan berbasis listrik yang mengaspal di jalanan tanah air, pada 2030. Target tersebut terbagi dari mobil listrik sebesar 2.197.780 unit dan 13.469.000 unit motor listrik. Sedangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan produksi motor listrik sebanyak dua juta unit sampai 2025 mendatang.
Kebijakan lainnya, pemerintah telah resmi mengumumkan pemberian bantuan untuk pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB) baik motor maupun mobil listrik, Maret 2023 tahun ini.
Kuota bantuan tersebut ditujukan untuk 200.000 kendaraan motor listrik baru berbasis baterai listrik, konversi motor listrik 50.000 unit.
Kuota tersebut berlaku hingga Desember 2023, demikian diunggah laman berita itu. Kehadiran aturan ini menjadi upaya serius dalam mendorong penggunaan kendaraan listrik alias Electrical Vehicle (EV), seiring dengan transisi energi yang digaungkan pemerintah.
Menilik data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) terdapat 31.837 unit motor listrik yang terjual hingga Oktober 2022.
AISI juga mencatat, paling tidak hingga kini telah muncul 35 perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan sepeda motor listrik pada November 2022.