Mitsubishi Motor Corporation (MMC) berencana menambah investasi mereka ke Indonesia, senilai Rp5,7 triliun.
Mitsubishi sedianya meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 250.000 unit pada 2024. Sepanjang 2023 ini, MMC menargetkan realisasi penanaman modalnya di Indonesia hingga Rp12,3 triliun.
President & CEO MMC, Takao Kato, menyebut Indonesia sebagai pangsa pasar besar bagi Mitsubishi. Bahkan, dibandingkan dengan pasar Jepang, penjualan Mitsubishi di Tanah Air lebih besar. Karenanya MMC semakin serius untuk melakukan investasi di Indonesia.
Baca Juga: YouTube Tidak Akan Sarankan Video Jika Riwayat Tontonan Dimatikan
"Mitsubishi mendiversifikasi produknya dengan mengeluarkan kendaraan jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), serta Battery Electric Vehicle (BEV); untuk mendukung program pemerintah Indonesia mencapai carbon neutral 2060 mendatang," kata dia, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (10/8/2023).
Kato menambahkan, setelah 2023, MMC akan fokus memproduksi model mobil jenis xEV. Mitsubishi tak cuma berencana memproduksi kendaraan untuk pasar domestik, tetapi juga jadi tujuan ekspor.
Ia menyebut, total produksi MMC di Indonesia mencapai 176.000 unit pada 2023, dan ditargetkan menjadi 231.000 unit pada 2024. Selain itu, ekspornya ditargetkan mencapai 98.000 unit pada 2024.
"Kami sudah restart produksi jenis pickup model L300 sejak April 2023, kemudian kami akan mengekspor Pajero Sport ke Australia pada Desember 2023," sebut Kato, seraya menyatakan kesiapannya meluncurkan model SUV terbaru milik Mitsubishi.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menyambut baik dan mengapresiasi rencana investasi tersebut. Menurut kementerian, Mitsubishi menunjukkan komitmen untuk turut berperan mengembangkan ekosistem industri otomotif di Indonesia yang berdaya saing.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkap tentang Mitsubishi yang sebelumnya sudah memproduksi mobil listrik jenis BEV di Jepang. Kini, merek otomotif itu sedang mempersiapkan produksi mobil jenis yang sama di pabrik mereka, di Kota Deltamas, Bekasi, Jawa Barat. Produksi mobil listrik tersebut akan dimulai pada Desember 2023.
Baca Juga: Canon PhotoMarathon Jakarta 2023: Juara I Kategori Pelajar Bakal Raih Kamera Terbaru, Canon EOS R100
Berdasarkan laporan yang ia terima, untuk produk awal kendaraan listrik yang akan diproduksi dan dipasarkan di Indonesia, MMC menyiapkan kendaraan niaga listrik Minicab-MiEV.
Perusahaan telah melakukan pilot project dengan empat perusahaan, yakni PT Pos Indonesia, PT Haleyora Power, Gojek dan DHL Supply Chain Indonesia untuk menggunakan kendaraan jenis Mitsubishi Mini Cab MiEV secara komersial.
"Pemerintah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku industri, termasuk sektor otomotif. Beberapa kebijakan strategis yang probisnis telah dikeluarkan pemerintah, untuk menggenjot kinerja industri otomotif di tanah air," ujarnya, di laman kementerian.
Sebelumnya, impor Completely Built Up (CBU) ada bea masuk dan PPN, yang rencananya akan menjadi nol, beberapa waktu mendatang. Fasilitas ini diberikan kepada para investor, yang ingin membangun pabriknya di Indonesia untuk memproduksi kendaraan listrik. Pihaknya optimistis, kebijakan ini bisa memacu investasi sekaligus meningkatkan minat penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Agus berharap, MMC dapat memanfaatkan fasilitas fiskal tersebut, yang diyakini dapat menguntungkan perusahaan untuk memperkenalkan produk barunya di segmen kendaraan listrik.
Baca Juga: 88 Degrees & Rising Digelar di Jakarta, Cek Harga Tiket dan Daftar Artisnya
"Saat ini, formula untuk insentif itu sedang didiskusikan oleh pemerintah. Ada dua pendekatan, yakni jumlah impor CBU akan disesuaikan dengan nilai investasi, dan yang kedua adalah berbasis produksi," jelasnya.
Ia menyatakan bahwa Kemenperin terbuka dan fleksibel atas strategi investasi yang dilakukan Mitsubishi. Tetapi yang juga perlu dilihat juga, adanya peluang untuk investasi pengembangan teknologi baterai listrik.
"Tentu kami berharap akan lebih banyak investasi baterai listrik di Indonesia, karena demand akan terus meningkat serta mengarah pada tujuan ekspor," imbuhnya.
Kementerian Perindustrian bertekad untuk terus memacu sektor industri tetap berinvestasi dalam R&D (penelitian dan pengembangan), mendorong pertumbuhan yang inklusif, dan mempromosikan kelestarian lingkungan.