Perusahaan mobil listrik asal Vietnam, Vinfast, disebut berencana akan membangun pabrik di Indonesia, yang mulai produksi pada 2026. Diperkirakan, pabrik tersebut dapat membuat 30.000-50.000 unit mobil setiap tahun.
Pihak VinFast menyebut, ini adalah bagian dari strategi ekspansi perusahaan ke tujuh pasar di Asia.
Menurut laporan Reuters, dokumen pengajuan Vinfast kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, perusahaan berencana menginvestasikan sekitar US$1,2 miliar atau sekitar Rp18,8 triliun untuk jangka panjang.
VinFast telah mengoptimalkan rencana belanja modal untuk manufaktur, sehingga akan menghemat sekitar US$400 juta. Analisis Nikkei Asia yang dikutip CNBC mengungkap, dana ini ditujukan untuk membangun pabrik CKD di Indonesia serta di India.
CKD adalah mobil baru yang dirakit di negara tujuan, dalam hal ini Indonesia dan India.
"Penghematan ini diharapkan dapat digunakan untuk membangun pabrik CKD di Indonesia, negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara, dan India, pasar mobil terbesar ketiga di dunia," dikutip Kamis (12/10/2023).
Baca Juga: Sigra Pimpin Penjualan Mobil Daihatsu Kuartal III/2023
Baca Juga: Kucing Lompat Ke Atas Keyboard, Data di Server Kantor Kesehatan AS Terhapus
Pabrik Vinfast di Indonesia akan menjadi yang pabrik ke-3 selain fasilitas utamanya di kota Haiphong, Vietnam Utara, dan pabrik baru mereka di North Carolina, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2025.
Mereka juga mengatakan berencana untuk hadir di India, Malaysia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin, serta memperluas kehadirannya di Eropa dengan mengidentifikasi antara 40 hingga 50 pasar potensial.
Terkait investasi mereka di Indonesia, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Moeldoko, menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sangat terbuka terhadap kerjasama dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia.
"Asalkan sesuai dengan regulasi yang sudah ditetapkan di Indonesia," tegas Moeldoko, dalam keterangannya.
"Perlu diperhatikan juga, pemerintah Indonesia memprioritaskan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Supaya ke depannya, industri-industri mobil listrik yang terbangun di Indonesia bisa berkelanjutan," kata Moeldoko, dalam keterangan resmi kantor kepresidenan.
Baca Juga: eFishery Bakal Perbesar Porsi Ekspor
Sementara itu diketahui, dalam mendukung upaya pengembangan bisnis, VinFast mengakuisisi perusahaan 'siblings' mereka yang memproduksi baterai, VinES Energy Solutions.
Ketua Vingroup, Tuan Pham Nhat Vuong, mengumumkan bahwa ia akan memberikan 99,8% saham VinES Energy Solutions kepada VinFast.
"Langkah ini dirancang untuk meningkatkan swasembada VinFast dalam teknologi baterai dan rantai produksinya. Sekaligus meningkatkan keunggulan kompetitifnya di pasar kendaraan listrik yang terus berkembang," ujarnya, dilansir dari keterangan tertulis kepada media.
Setelahnya, VinFast akan mengakuisisi semua kekayaan intelektual VinES yang terkait dengan sel baterai, paket baterai, fasilitas manufaktur, teknologi, kemitraan, dan kontrak pemasok.
Baca Juga: Pelanggan Spotify Premium Akan Mendapat 15 Jam Gratis untuk Mendengarkan Buku Audio
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Mental Saat Hadapi Tekanan Kiri Kanan: Cukup Tidur Dan Jangan Lupa Makan
Wakil Ketua Vingroup dan CEO Global VinFast, Le Thi Thu Thuy, mengatakan bahwa akuisisi VinFast akan membantu VinFast mengendalikan teknologi baterai dan rantai pasokan, serta mengoptimalkan biaya operasional dan memperkaya konten teknologi pada kendaraan listrik mereka.
Untuk diketahui, Vinfast menjadi perusahaan Vietnam pertama yang mengekspor mobil ke Amerika Serikat.
Seperti umumnya merek besar lainnya, VinFast juga pernah menarik kembali 730 unit mobil listrik VF e34 di pasar domestik, untuk diperiksa dan mengganti sensor tabrakan samping.
"Sensor tabrakan samping dari sistem airbag pada model VF e34 kemungkinan mengalami ketidakcocokan dengan pengontrol airbag," kata VinFast dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.