Techverse.asia - General Motors (GM), Cruise dan Honda bekerja sama untuk memperkenalkan layanan ride-hailing tanpa pengemudi di Jepang, yang dapat diluncurkan paling cepat pada awal 2026 jika semuanya berjalan sesuai rencana. Ini merupakan tanda lain bahwa GM tidak berniat mundur dari komitmennya untuk menghadirkan mobil tanpa pengemudi di lebih banyak kota maupun negara secepat mungkin.
Perusahaan-perusahaan tersebut telah menandatangani nota kesepahaman untuk membentuk usaha patungan kaitannya dengan proyek tersebut, dan mereka berharap dapat mendirikan perusahaan itu pada paruh pertama 2024, asalkan mereka dapat memperoleh persetujuan peraturan yang diperlukan pada saat itu.
Layanan ride-hailing mereka akan menggunakan van antar-jemput listrik Cruise Origin yang telah dikembangkan bersama oleh perusahaan. Ini adalah kendaraan self-driving tanpa roda kemudi atau bahkan kursi pengemudi, yang berarti tidak memiliki pedal dan kaca spion. Sebaliknya, ia memiliki ruang kabin besar di mana hingga enam penumpang dapat duduk saling berhadapan, dan pintunya dapat dibuka seperti kereta bawah tanah.
Layanan ini akan dimulai dengan puluhan armada Cruise Origins. Armada tersebut pada akhirnya akan bertambah menjadi 500 kendaraan Cruise Origin, kata perusahaan tersebut, seraya menambahkan bahwa rencananya adalah untuk memperluas area layanan di luar pusat kota Tokyo.
Baca Juga: Eranya Kolaborasi, Isuzu dan Honda Buat Truk Berbahan Bakar Hidrogen
Pengumuman tersebut disampaikan oleh para eksekutif dari ketiga perusahaan, termasuk CEO GM Mary Barra, CEO Cruise Kyle Vogt, dan CEO Global Honda Toshihiro Mibe dalam acara pers menjelang Japan Mobility Show 2023 di Tokyo, Jepang. Barra hadir secara virtual sementara yang lainnya hadir secara langsung.
“Kami melihat peluang besar di Jepang, karena Jepang berpotensi menjadi salah satu pasar kendaraan otomatis terbesar di dunia mengingat tingginya permintaan akan taksi saat ini. Wilayah ini juga mengalami peningkatan kebutuhan akan bentuk-bentuk transportasi baru, dengan kurangnya pengemudi dan meningkatnya kebutuhan akan bentuk-bentuk transportasi yang mudah diakses,” kata Barra dalam jumpa pers tersebut kami kutip, Jumat (20/10/2023).
Dengan demikian, maka Jepang akan menjadi pasar internasional kedua bagi Cruise, setelah beroperasi di Dubai. Pengumuman ini digambarkan sebagai jawaban atas kekurangan pengemudi di negara tersebut, yang diperburuk oleh populasi lanjut usia (lansia) di Jepang. Cruise saat ini mengoperasikan robotaxi di beberapa kota di Amerika Serikat (AS) dan berencana meluncurkannya di 12 kota lagi di tahun-tahun mendatang.
Usaha patungan antara GM, Cruise dan Honda tersebut merupakan perpanjangan dari kemitraan yang telah terjalin dengan baik. Honda dan GM sendiri telah berkolaborasi sejak tahun 2013 ketika kedua perusahaan tersebut mulai mengerjakan sistem sel bahan bakar hidrogen.
Baca Juga: MotoGP Mandalika 2023 Sukses Digelar, Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata
Sedangkan Cruise Origin, produk kolaborasi multi-years dengan perusahaan induk GM dan investor Honda, diluncurkan pada Januari 2020. Dua tahun kemudian, GM dan Honda mengumumkan rencana untuk bersama-sama mengembangkan kendaraan listrik terjangkau yang akan diluncurkan di Amerika Utara pada 2027 mendatang.
“Ketiga perusahaan kami mengembangkan Origin bersama-sama karena kami tahu dibutuhkan perusahaan yang kuat dan berdedikasi dengan keahlian unik dan visi yang jelas untuk bermitra dalam satu tujuan bersama,” papar Barra.
Ini adalah langkah yang menarik mengingat penerimaan yang diterima kendaraan Cruise di kota-kota tempat ia beroperasi. San Francisco, AS, misalnya, terpecah dalam armada mobil tanpa pengemudi yang berkeliaran di jalanan.
Beberapa warga pun tertarik dengan teknologi ini atau percaya bahwa kendaraan tanpa pengemudi dapat membuat transportasi lebih mudah diakses oleh penyandang disabilitas. Sementara yang lain khawatir bahwa mobil tanpa pengemudi akan menghilangkan lapangan kerja atau memperburuk kemacetan lalu lintas.