Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik, salah satunya untuk kendaraan roda dua.
Kementerian ESDM mengakui, diperlukan sumber daya manusia yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Atas alasan itulah, kementerian memberikan pelatihan dan workshop bagi para teknisi motor listrik. Ini dianggap sebagai langkah penting untuk mempersiapkan individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam merawat, memperbaiki, dan mengelola motor listrik di bengkel-bengkel konversi yang tersertifikasi.
Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM, Gigih Udi Utomo, menjelaskan bahwa pelatihan teknis dalam melatih tenaga teknis (montir) bengkel ini, berasal dari perwakilan tenaga guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Balai Latihan Kerja (BLK), dan anggota asosiasi motor.
Pelatihan dan workshop mengonversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik, telah dilakukan di 20 kota dengan total peserta pelatihan dan workshop sebanyak 425 peserta.
Baca Juga: Waze Beri Peringatan, Bila Pengendara Akan Melewati Jalan Rawan Kecelakaan
Baca Juga: iQOO 12 Series Resmi Rilis di China, Ponsel Gaming dengan Chip Q1
"Pelatihan selanjutnya akan dilaksanakan di delapan kota dengan perkiraan peserta sebanyak 190 orang," kata dia, dalam keterangan resminya, dilansir Kamis (9/11/2023).
Menurut Gigih, SMK dan bengkel memegang peran vital dalam mewujudkan visi ini. Melalui kerja sama yang kuat antara pendidikan dan industri, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan, dan memberikan peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam perubahan yang positif.
Selain itu, ekosistem motor listrik juga membutuhkan adanya bengkel konversi baik tipe A ataupun tipe B dan jaringan bengkel reparasinya.
"Saat ini sudah ada 12 bengkel konversi bersertifikat yang terverifikasi dan tercantum di Platform Digital sebagai mitra program," kata dia.
Menurut Gigih, jumlah bengkel konversi yang bermitra dapat bertambah dari bengkel tersertifikasi Kemenhub dan bengkel binaan.
Baca Juga: Trailer Pertama Grand Theft Auto VI akan Debut pada 25 Desember 2023
Selain lewat menciptakan ekosistem kendaraan listrik, Kementerian ESDM juga memiliki beberapa strategi dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Dimulai dengan memastikan penyediaan listrik yang tidak hanya terjangkau, melainkan juga harus bersih, dan sejalan dengan ketersediaan sumber daya.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkap bahwa pemerintah tengah menyiapkan aturan terbaru yang meningkatkan jumlah insentif konversi sepeda motor listrik. Dari yang sebelumnya sebesar Rp7 juta, menjadi Rp10 juta.
Dalam hal penggunaan energi di keseharian, masyarakat diimbau untuk menggunakan kompor listrik induksi untuk mengalihkan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Berikutnya, mendorong pemanfaatan pembangkit listrik bertenaga matahari (PLTS) atap.
Dadan menilai, dengan demikian masyarakat juga bisa berkontribusi secara langsung dalam percepatan konversi energi, serta jalan menuju Net Zero Emission pada 2060.
Kementerian ESDM juga mengundang partisipasi badan usaha untuk dapat mempercepat proses penyediaan dan upaya-upaya transisi energi.
"Dari sisi penyediaan energi ini tidak mungkin disediakan secara langsung semuanya oleh pemerintah, atau PLN. Kami juga mengundang keterlibatan badan usaha. Sehingga ini prosesnya bisa lebih cepat, dan juga lebih memanfaatkan proses-proses dari sisi pengadaan yang dilakukan oleh PLN untuk pembelian tenaga listriknya," terangnya.
Kementerian ESDM juga telah menyusun upaya percepatan penyediaan energi bersih terbarukan, yang potensinya besar, lengkap, dan tersebar di seluruh Indonesia. Jenis sumber energi terbarukan ini bervariasi, beragam, dan tidak bertumpu pada satu atau dua jenis saja.
Baca Juga: Pertamina Siap Olah Sorgum, Jagung dan Singkong Sebagai Bioenergi