Baca Juga: Samsung Galaxy M54 5G: Smartphone Premium M Series, Dicas 30 Menit Kuat Pakai Seharian
Baca Juga: Perluas Cakupan di Indonesia, Gosu Gamers Jalin Kemitraan dengan Grid
Subsidi untuk masyarakat yang mengikuti program konversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik, kini besarannya mencapai Rp10 juta per unit. Nominal ini meningkat dari yang sebelumnya direncanakan pemerintah, Rp7 Juta.
Hal itu dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (Menteri ESDM RI), Arifin Tasrif, pada Jumat (10/11/2023).
"Rp10 juta yang diputuskan untuk yang konversi. Mulai sekarang juga jalan," kata Arifin, dilansir dari CNN, Minggu (12/11/2023).
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI, Rachmat Kaimuddin, mengungkap bahwa untuk 2023, ditargetkan sebanyak 50.000 unit sepeda motor mengikuti program konversi. Kemudian, pada tahun depan 150.000 unit dengan besaran bantuan yang diberikan Rp7 juta per unit untuk motor konversi. Dan kini, pemerintah telah menaikkan besaran subsidi untuk motor konversi menjadi Rp10 juta.
Latar belakang program subsidi konversi kendaraan listrik, merupakan komitmen pemerintah untuk menurunkan 31,8% emisi gas rumah kaca pada 2030. Selain itu, mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dan kompensasi oleh pemerintah, serta penghematan biaya bahan bakar bagi masyarakat.
Baca Juga: Gerai Fore di Singapura, Dibangun Pakai 430 Kg Gelas Plastik Bekas Daur Ulang
Baca Juga: Penerbangan Perdana Batik Air Rute Denpasar-Adelaide, Take Off!
Baca Juga: Instagram Dikabarkan Bakal Matikan Keterangan 'Pesan Dibaca' untuk DM
Selain itu, program konversi akan memberikan dampak positif pada peningkatan konsumsi listrik sebesar 15 GWh, penurunan emisi sebesar 30.000 ton dan pengurangan impor BBM sebesar 20.000 kiloliter, ini secara langsung menghemat devisa negara sebesar US$10 juta.
Rachmat mengakui, pemberian insentif dengan besaran yang sudah ada untuk program konversi motor listrik masih belum begitu menarik bagi masyarakat. Mengingat, beban biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk memiliki sepeda motor listrik masih tergolong tinggi.
Diketahui, selain memberikan subsidi konversi, pemerintah terus mendorong terciptanya ekosistem kendaraan listrik melalui sejumlah cara lainnya. Antara lain misalnya memberikan pelatihan dan workshop bagi para teknisi motor listrik.
Pelatihan teknis dalam melatih tenaga teknis (montir) bengkel ini, berasal dari perwakilan tenaga guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Balai Latihan Kerja (BLK), dan anggota asosiasi motor. Pelatihan teknis dianggap sebagai langkah penting, untuk mempersiapkan individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam merawat, memperbaiki, dan mengelola motor listrik di bengkel-bengkel konversi yang tersertifikasi.
Baca Juga: Bawa Bekal Nasi Saat Mudik? Begini Caranya Supaya Bekalmu Tidak Cepat Basi
Kementerian ESDM mengakui, diperlukan sumber daya manusia yang memadai untuk memenuhi kebutuhan penggunaan kendaraan listrik yang ke depannya semakin ramai.
Pelatihan dan workshop mengonversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik, telah dilakukan di 20 kota dengan total peserta pelatihan dan workshop sebanyak 425 peserta. Pelatihan selanjutnya akan dilaksanakan di delapan kota dengan perkiraan peserta sebanyak 190 orang.
Selaras dengan kehadiran kendaraan listrik yang terus didorong, pemerintah juga memiliki beberapa strategi dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Dimulai dengan memastikan penyediaan listrik yang tidak hanya terjangkau, melainkan juga harus bersih, dan sejalan dengan ketersediaan sumber daya
Kementerian ESDM juga mengundang partisipasi badan usaha untuk dapat mempercepat proses penyediaan dan upaya-upaya transisi energi.
Baca Juga: Acer dan Predator Jadi Official Partner Teknologi Pameran One Piece, Ada Laptop Edisi Spesial