Kementerian Perindustrian Republik Indonesia akan memfasilitasi rencana produsen otomotif dari Vietnam, VinFast yang ingin berinvestasi di Indonesia. Total penanaman modal ini bakal direalisasikan sebesar US$1,2 miliar (Rp18,6 Triliun) untuk memproduksi kendaraan listrik di Indonesia.
Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengapresiasi rencana investasi VinFast. Karena akan turut mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, mengingat potensi yang besar di Indonesia.
Terkait rencana investasi VinFast ini, Pemerintah Indonesia akan memberikan sejumlah insentif yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan termasuk untuk industri kendaraan listrik. Insentif itu antara lain fasilitas tax holiday, tax allowance, insentif bea masuk, serta insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
"Mobil listrik VinFast dengan setir kanan, di antaranya VF5 dan VF6, akan memasuki pasar di Indonesia pada tahun ini," ungkapnya, dikutip dari keterangan resmi, Senin (15/1/2024).
Baca Juga: Sinopsis Film Anatomy of a Fall, Ini Jadwal Tayangnya di Indonesia
Baca Juga: Aplikasi Berita Artifact Tutup
Menurut Agus, ini menjadi langkah perusahaan untuk uji pasar dengan CBU impor, melalui fasilitas pajak bea masuk 0% dan pajak barang mewah 0%; sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Investasi (BKPM) No. 6 Tahun 2023.
Selanjutnya, pada tahap produksi, perusahaan bisa memanfaatkan fasilitas tarif 0% untuk skema impor Completely Knock Down (CKD) atau Incompletely Knock Down (IKD), yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No 29 Tahun 2023. Selain itu, fasilitas Pajak Barang Mewah 0% juga dapat dimanfaatkan, jika mencapai persyaratan minimum kandungan lokal sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden No 79 Tahun 2023.
Kepada Menperin, VinFast menyampaikan mereka berminat untuk menggelontorkan dananya pada tahap awal pembangunan pabrik sebesar USD200 juta, mulai tahun ini.
Baca Juga: Ini Lingkup Komplet Pikachu's Journey Indonesia 2024, Dongkrak Pariwisata
Baca Juga: Amazfit Meluncurkan 2 Perangkat Wearables Baru, Cincin Pintar dan Alat Bantu Dengar
VinFast sedang mengidentifikasi lokasi yang cocok untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Kebutuhan lahannya sekitar 240 hektar. Adapun total kapasitas pabrik akan mencapai 50.000 unit per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000-3.000 orang.
"Pabrik ini akan beroperasi pada 2026," ucapnya.
Menurut Menperin, VinFast akan berkolaborasi dengan perusahaan dalam negeri untuk proses produksi. Selain itu, bermitra dengan perusahaan transportasi dan penyedia jasa teknologi dalam rangka ekspansi untuk kendaraan taksi listrik.
"VinFast juga berminat untuk membuat bis listrik, bahkan mereka juga ingin berinvestasi di IKN," imbuhnya.
Menperindag RI, Nguyen Hong Dien, menyambut baik usulan kerja sama sekaligus mengapresiasi Keketuaan ASEAN Indonesia pada 2023, yang menghasilkan banyak prioritas pengembangan ekonomi, termasuk di sektor industri.
"Kami akan menjalin kerja sama industri yang dilakukan secara bilateral, dan setelahnya dapat diperluas di tingkat ASEAN," ujarnya.
Baca Juga: Shopee Jadi E-Commerce Pilihan Milenial untuk Belanja Online
Vietnam juga mengusulkan kerja sama di bidang teknologi digital, semikonduktor, dan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
Diketahui, Indonesia masih menjadi negara tujuan investor Vietnam dalam menanamkan modalnya di sektor industri.
Dalam catatan Kementerian, sampai November 2023, penanaman modal investasi Indonesia di Vietnam mencapai USD651,21 juta dengan total 120 proyek. Realisasi investasi Indonesia menduduki posisi ke-5 di antara negara ASEAN yang memiliki modal investasi di Vietnam.
Pada 2023, terjadi peningkatan realisasi investasi Vietnam di Indonesia dengan nilai sebesar USD1,5 juta atau meningkat 6,1% dari tahun sebelumnya.