Techverse.asia - VinFast mendisrupsi pasar kendaraan elektrik dengan ketentuan berlangganan baterai. Strategi ini terus menjadi pembeda utama saat brand otomotif asal Vietnam berekspansi secara global dengan kehadiran yang membentang dari pasar-pasar utama sampai negara-negara di Asia Tenggara dengan potensi kendaraan elektrik yang tinggi.
Dipicu oleh ledakan kendaraan elektrik global, pasar langganan baterai mengalami pertumbuhan yang tergolong signifikan, berdasarkan penelitian Global Market Insights. Proyeksi mereka menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan yang mengejutkan sebesar 31,5 persen dari 2023-2032 dengan pasar yang membesar mencapai US$1,77 miliar pada 2032 mendatang.
"Ketika produsen mobil besar sekarang berencana untuk mengadopsi program berlangganan baterai, kami sudah jauh lebih maju. Kami mengenalkan ketentuan ini sejak awal perjalanan kendaraan elektrik mereka, didorong oleh visi menjadikan mobilitas listrik sebagai opsi yang aman dan bisa diakses oleh semua orang," ujar CEO VinFast Indonesia Tran Quoc Huy, Selasa (23/4/2024).
Baca Juga: Tesla Dilaporkan akan Meluncurkan Robotaxi pada Agustus 2024
Ketentuan berlangganan baterai pertama dicetuskan oleh VinFast diklaim sukses diterapkan di Vietnam, dengan pasar yang diproyeksikan hingga satu juta kendaraan setiap tahunnya pada 2030. Survei pasar menunjukkan bahwa pendekatan unik tersebut secara efektif menghilangkan hambatan biaya serta psikologis buat konsumen Vietnam yang mempertimbangkan mobil listrik.
"Dengan memisahkan biaya baterai dari harga pembelian kendaraan, kami secara signifikan mengurangi biaya awal. Hal ini memberikan manfaat berupa peningkatan arus kas dan peluang investasi jangka panjang dengan menghemat uang," paparnya.
Selain itu, katanya, untuk mereka yang membiayai kendaraannya secara pribadi, harga jual awal yang lebih rendah berarti berkurangnya pembayaran pinjaman bulanan, sehingga meringankan beban keuangan pribadi.
Selain mengurangi biaya di awal, ketentuan berlangganan baterai VinFast menawarkan manfaat yang signifikan sepanjang periode kepemilikan. Salah satu kekhawatiran utama bagi pengemudi mobil listrik ialah biaya pemeliharaan dan penggantian baterai.
Baca Juga: Baterai Alumunium Udara untuk Motor Listrik, Masa Pakainya Diklaim Hingga 140 Jam
Di Indonesia, ketentuan VinFast mencakup perawatan dan penggantian baterai gratis kalau kapasitasnya turun di bawah 70 persen. Hal tersebut menghilangkan kekhawatiran tentang penurunan kapasitas baterai dan biaya terkait, sehingga memberikan keuntungan ekonomi dan rasa aman untuk konsumen.
Manfaat tersebut sangat menarik buat pengemudi yang kerap bepergian dan mengalami penyusutan baterai lebih cepat. Ketentuan berlangganan baterai memastikan mereka tidak akan menghadapi biaya perbaikan atau penggantian yang di luar dugaan.
"Selain itu, garansi kendaraan VinFast selama 10 tahun melengkapi ketentuan berlangganan baterai dengan sempurna. Paket layanan purna jual yang komprehensif ini menempatkan VinFast sebagai salah satu pimpinan dalam layanan pelanggan pada industri mobil listrik global," imbuhnya.
Baca Juga: VinFast Jalin Kerjasama dengan 5 Diler, Siap Ekspansi Pasar Indonesia
Dari segi biaya berlangganan baterai dan pengisian daya, mobil listrik VinFast tetap jauh lebih murah untuk dioperasikan dibandingkan mobil bertenaga bensin di kelas yang sama. Di Indonesia, pelanggan membayar biaya langganan bulanan untuk berlangganan baterai, mulai dari Rp1,5 juta untuk perjalanan hingga 3.000 kilometer (km).
Struktur biaya ini cocok bagi pengendara yang biasa mengemudikan kendaraan listrik sehari-hari dan rutin bepergian, terdapat juga tingkat yang lebih tinggi bagi mereka yang menempuh jarak melebihi 3.000 km per bulan.
Keuntungan ekonomi ini sangat menarik bagi pengemudi dengan jarak tempuh tinggi, yang sering menyebut biaya operasional sebagai hambatan utama dalam mengadopsi kendaraan listrik. Survei Konsumen Kendaraan Listrik PwC Indonesia pada 2023 memperkuat hal ini dengan 41 persen responden mengidentifikasi biaya operasional yang lebih rendah sebagai motivasi utama mereka untuk beralih ke kendaraan listrik.
Berbeda dengan mobil berbahan bakar bensin, mobil listrik dianggap sebagai produk teknologi. Konsumen yang mempertimbangkan beralih ke kendaraan listrik sering kali khawatir tentang penurunan kualitas baterai yang berdampak pada nilai jual kembali dan masa pakai baterai secara keseluruhan. Bagaimanapun, mobil listrik masih mewakili investasi yang signifikan.
Baca Juga: Cara Mengemudikan Mobil Listrik yang Aman untuk Pemula