Salah satu fitur penting yang ada dalam sebuah mobil adalah sensor kecelakaan dan air bag. Keduanya saling terhubung, fungsinya melindungi pengendara dan mengurangi tingkat fatalitas dari risiko kecelakaan. Teknologi air bag, kali pertama sebetulnya sudah dikembangkan oleh seseorang bernama John W. Hetrick 1952.
Harus diakui, meski pada tahun-tahun setelah itu air bag dan sensor kecelakaan tak langsung selalu ditambahkan pada mobil, namun teknologi ini seakan harus jadi syarat mutlak jika kita ingin membeli mobil baru di masa sekarang.
Baca Juga: Mendung-mendung, Langka Cahaya Matahari Sebagai Sumber Vitamin D? Coba Konsumsi Makanan Berikut
Fungsinya yang krusial, menjadikan setiap produsen sangat memperhatikan fitur tersebut. Karena mereka tentunya tak ingin mengulang sejarah penarikan kembali produk dari pasaran, seperti yang pernah terjadi pada Honda, Toyota, Audi, Mercedes Benz!
Namun, ternyata hal itu terjadi pada mobil listrik VF e34 milik VinFast. Bila merek-merek sebelumnya bermasalah pada airbag, VinFast dianggap bermasalah pada sistem kontrolnya.
VinFast Vietnam mengatakan, mereka akan menarik kembali 730 model mobil listrik (EV) VF e34, yang hanya tersedia di pasar domestik, untuk dilakukan pemeriksaan dan mengganti sensor tabrakan samping.
Baca Juga: Tetap Disiplin Pakai Sunscreen Walau Musim Mendung Dan Sering Hujan
VinFast, yang mulai beroperasi pada 2019 adalah unit dari konglomerat terbesar Vietnam Vingroup (VIC.HM) dan telah menjual 2.208 EV secara total sejak diluncurkan akhir tahun lalu.
"Sensor tabrakan samping dari sistem airbag pada model VF e34 kemungkinan mengalami ketidakcocokan dengan pengontrol airbag," kata VinFast dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Minggu (16/10/2022).
Kondisi itu berpotensi dapat mengirim sinyal yang salah ke pengontrol, sehingga membuat perusahaan mengambil keputusan untuk menarik lagi armada mereka.
Perusahaan mengatakan belum mencatat kerusakan atau keluhan dari pelanggan tentang kesalahan sensor.
Mobil Vietnam Yang Siap Bersaing Di AS
VinFast kini bersiap untuk berekspansi di pasar Amerika Serikat. Mereka berharap dapat bersaing dengan pembuat mobil lawas dan mengirimkan 5.000 kendaraan sport serba listrik pertama pada November.
Perusahaan telah mendaftarkan hampir 65.000 pemesanan secara global, dan mengharapkan untuk menjual 750.000 EV per tahun pada 2026, dimulai dengan SUV all-electric VF8 dan VF9.
Pada Maret, VinFast mengatakan akan membangun pabrik produksi di North Carolina dengan proyeksi kapasitas awal 150.000 EV per tahun. Sejak Juli, perusahaan telah berusaha mengumpulkan pendanaan sedikitnya $4 miliar untuk proyek tersebut.
Berhenti Produksi Mobil Bertenaga Minyak
VinFast, merupakan perusahaan mobil yang menyatakan berhenti untuk memproduksi mobil berbahan bakar minyak pada Agustus tahun ini. Anak dari grup konglomerasi VinGroup itu, juga telah mengumumkan bahwa mereka telah bergabung dengan deklarasi kendaraan nol emisi (ZEV) COP26, untuk menegaskan komitmennya untuk mencapai 100% penjualan kendaraan baru tanpa emisi di pasar terkemuka, pada 2035 atau lebih awal.
Konteks deklarasi tersebut sejalan dengan visi VinFast untuk mendorong pergerakan revolusi kendaraan listrik pintar global, untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Wakil Ketua Vingroup dan CEO Global VinFast, Le Thi Thu Thuy mengatakan VinFast membayangkan masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan planet ini melalui mobilitas yang hijau, bersih, dan aman. Yang dibangun di atas layanan cerdas, pengalaman pelanggan yang luar biasa, dan kepedulian yang mendalam terhadap planet ini dan generasi mendatang.
Bergabung dengan Deklarasi COP26 ZEV, adalah salah satu dari banyak upaya perusahaan untuk pencapaian yang lebih besar, untuk menjadi salah satu produsen kendaraan listrik terkemuka di dunia.
"Sambil berkontribusi untuk membantu mengarahkan pasar global menuju masa depan hijau untuk semua,” kata dia.