Kemacetan adalah problem utama di negara-negara berkembang, apalagi dengan bentuk negara yang mempunyai ibu kota sekaligus pusat perekonomian menjadi satu.
Salah satu penyumbang kemacetan hari-hari ini adalah kendaraan bermotor, entah sepeda motor, mobil, truk pengirim barang, hingga truk yang mengangkut barang-barang berat.
Baca Juga: Twiplomacy, Sebuah Gaya Diplomasi Lewat Aplikasi Twitter
Saat ini, masyarakat tentunya menginginkan adanya solusi untuk mengurai kemacetan. Dan solusi tersebut bukan hanya sekedar membuat kenyamanan dalam menggunakan kendaraan umum. Melainkan juga bagaimana dapat mengurangi pemakaian kendaraan bermotor.
Berbicara tentang transportasi, saat ini, apa yang kamu pikirkan tentang tren penggunaan sepeda dalam kegiatan sehari-hari?
Secara umum, tren sepeda akhir-akhir ini mulai ramai diperbincangkan di dalam negeri. Mulai dari sepeda yang seharga ratusan ribu, hingga ratusan juta. Hal ini diakibatkan adanya serangan pandemi Covid-19, yang memaksa kita harus sehat fisik, dan juga hanya utuk memamerkan kelas sosial.
Baca Juga: 18 Brand Otomotif Ternama Pamerkan Kendaraan Mereka Di Sleman City Hall, Gas Mampir
Namun yang sering kali yang terlupakan adalah bagaimana cara dan fungsi dari sepeda. Termasuk misalnya, seperti adanya jalan yang dikhususkan bagi pesepeda. Sudah barang tentu, keinginan pemerintah membuat itu untuk mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Upaya itu, juga menjadi cara untuk mendorong masyarakat mau menggunakan sepeda, jika ingin mengunjungi suatu tempat yang tak begitu jauh.
Tidak hanya masyarakat umum yang harus berpikir dalam memaknai pemakaian sepeda adalah hal yang sangat efisen. Tetapi juga kurir-kurir dari perusahaan pengirim barang, mereka sudah memakai sepeda untuk mengirim paket dengan jarak yang dekat.
Jadi, kalau akhir-akhir ini kamu berjalan-jalan ke luar negeri dan mengunjungi London khususnya, kamu akan melihat banyak kurir barang yang memakai sepeda kayuh. Sepeda kayuh tersebut dilengkapi kargo untuk meletakkan barang-barang yang akan diantarkan.
Baca Juga: Sosok 'Uzumaki' Dalam Electric Bike Dan Merch Culture Fly x Super73
Laporan yang dipublikasikan oleh Wired menyatakan, peneliti senior Active Travel Academy di University Westminster London, Ersilia Verlinghieri mengatakan, sepeda kargo memiliki serangkaian efek positif.
"Termasuk untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan, serta meningkatkan pemakaian ruang publik," sebutnya.
Sepeda yang digunakan oleh kurir-kurir pengirim barang di London dapat menempuh jarak 10 hingga 15 mil.
Kita tentunya bisa bayangkan, jika di kota-kota besar di Indonesia banyak yang menggunakan sepeda dan transportasi umum, pastinya kemacetan dapat terurai dengan tanpa menghabiskan biaya daerah untuk melebarkan jalan. Tentunya biaya-biaya itu dapat dialihfungsikan untuk memperbaiki ruang publik dan transportasi umum.
Diperkirakan, sepeda kargo dapat menggantikan sekitar 51% dari semua perjalanan motor yang ada di Eropa. Persentase itu akan lebih tinggi lagi, jika menggunakan sepeda kargo elektrik.
Menurut studi baru-baru ini di Prancis, pengiriman kargo dengan menggunakan sepeda telah mencapai 91% di negara itu.
Jika budaya ini dapat dipahami dan diimplementasikan secara sinergis, antara masyarakat dan pembuat kebijakan, -tentang bagaimana masyarakat mau memakai ruang publik dengan benar dan juga pembenahan ruang publik yang baik oleh pemerintah-, maka konsep menggunakan sepeda dalam kebutuhan harian akan berlajan lancar.
Paparan ini menunjukkan bahwa, efisiensi adalah hal yang dibutuhkan untuk hari ini. Selain hemat biaya juga hemat akan waktu.
Hemat akan waktu bukan berarti dapat menggunakan kendaraan berat. Namun dengan adanya penggunaan fasilitas umum secara bijak, akan menambahkan efisiensi dalam kehidupan.
Contohnya seperti yang dilakukan oleh para perusahaan ekspedisi tadi. Mau mengubah kebiasaan pengiriman barang mereka, untuk menggunakan sepeda kargo saat mengirim barang ke lokasi tujuan yang jaraknya dekat.