Musim hujan sepertinya masih akan berlangsung cukup panjang. Meski terlihat mudah, namun memilih jas hujan bagi pengendara motor bukan satu hal yang bisa disepelekan. Padahal, kita menyadari betul bahwa jas hujan hanya akan kerap digunakan saat musim hujan. Ketika musim itu berakhir, maka jas hujan akan disimpan.
Lewat berbagai sumber dan sejumlah laman perusahaan agen tunggal pemegang merek (ATPM), berikut pertimbangan cara memilih jas hujan, dari sejumlah instruktur berkeselamatan berkendara dari perusahaan-perusahaan ATPM di Indonesia.
Pilih Jas Hujan Berwarna Terang
Apapun selera warna kesukaan kita, hal itu bisa diabaikan dulu sementara waktu. Karena salah satu poin penting dalam memilih jas hujan adalah warna.
Gunakan warna yang terang atau mencolok. Atau setidaknya, pilih jas hujan yang ditambahkan reflektor. Jas hujan itu akan membantu kita agar terlihat oleh pengendara lainnya, di jalanan. Terutama ketika berkendara saat malam hari ya.
Sesuaikan Dengan Ukuran Tubuh
Pilih ukuran jas hujan yang sesuai dengan bentuk tubuh. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Karena jas hujan yang ukurannya terlalu besar akan terlipat di beberapa bagian. Kondisi ini dapat berpotensi tersangkut di roda maupun gir rantai.
Sedangkan jas hujan yang terlalu kecil membuat gerakan terbatas. Bila gerak kita terbatas, maka berbahaya saat melakukan manuver di jalan. Terkadang bisa sobek dan tidak melindungi tubuh dengan baik dari air hujan.
Cek Kualitas Jas Hujan
Hari-hari seperti sekarang, sepertinya sudah ada begitu banyak penjual jas hujan dadakan yang harganya terjangkau. Demikian juga dengan toko-toko swalayan, pasalnya mereka berpikir momen seperti saat ini adalah sumbernya cuan.
Kualitas jas hujan perlu dipikirkan sebelum kita membelinya. Walaupun harga tidak bisa menggambarkan kualitas jas hujan yang kita beli, setidaknya kita perlu memilih jas hujan dengan bahan bagus, ketimbang jas hujan berbahan seadanya.
Pilih bahan parasut yang bisa sedikit awet dan nyaman saat dikenakan. Para instruktur menyarankan kita memilih jas hujan dengan bahan coating glossy atau bahan bening yang anti embun. Contohnya jas hujan dari bahan polyvinyl chloride (PVC) yang tebal dan kedap. Agak mahal, tapi usia pakai lebih panjang dan nyaman di badan.
Jas Ponco Atau Setelan?
-Jas hujan ponco
Jas hujan ponco terbilang praktis digunakan. Kita tidak repot mengenakannya saat terburu-buru di tengah turunnya hujan dan mepetnya waktu bekerja.
Tetapi jas hujan tipe ponco tidaklah aman bagi kita, karena dengan desainnya yang lebih seperti jubah, bagian bawah jas hujan ponco dapat tersangkut di roda ataupun gir rantai sepeda motor. Baik itu gir atau roda kendaraan kita, maupun kendaraan lain di jalanan.
Risiko lainnya, jas hujan ponco bisa menutupi lampu sign pada body belakang motor. Sehingga membuat pengendara di belakang kita, tidak mengetahui perpindahan kita saat berkendara.
Jas hujan jenis ponco juga tidak maksimal melindungi pengendara dari air hujan dan cipratan air genangan. Air bisa mengenai tubuh bagian samping melalui area jas hujan ponco yang tak tertutup rapat.
-jas hujan setelan
Harus diakui penggunaan jas hujan setelan tidak praktis, karena bentuknya atasan dan bawahan. Belum lagi, produsen yang tidak memikirkan kualitas, hanya memiliki produk jas hujan setelan yang gerah saat dipakai.
Namun kini, kita bisa memilih jas hujan setelan dengan alternatif bervariasi. Ada produsen yang membuat jas hujan setelah dengan lubang ventilasi di sisi tubuh, untuk mengurangi gerah.
Nah, apakah kamu sudah memutuskan akan membeli jas hujan jenis apa?