Produsen otomotif asal China, BYD, siap meramaikan persaingan dalam industri otomotif Indonesia. Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, memastikan BYD meluncur ke Indonesia pada semester awal 2024.
Namun, Zhou belum mau mengungkapkan produk apa yang akan dibawa oleh BYD untuk ditawarkan kepada konsumen Indonesia.
BYD memiliki analisis bentangan yang cukup luas. Secara global, BYD memiliki banyak model mobil listrik dan hybrid, seperti Atto 3, Dolphin, Seagull, Seal, Tang, Song, hingga bus listrik.
Berikutnya, BYD bukan hanya fokus pada otomotif, karena BYD juga merupakan perusahaan teknologi.
Baca Juga: Kemenkumham RI dan Livin' Mandiri Punya Program Golden Visa, Begini Ketentuannya
Tetapi Zhao meyakini, BYD yang membawa kendaraan dengan berbagai macam teknologi canggih, akan bisa diterima oleh konsumen Indonesia.
Langkah saat ini, merek tersebut sedang mengamati pasar mobil listrik yang berkembang di Indonesia. Baru kemudian memperkenalkan teknologi mereka.
"Untuk Indonesia yang paling penting menunjukkan dulu teknologi BYD sebagai hal pertama," ujarnya, dilansir dari iNews, Rabu (6/12/2023).
Bukan Nama Baru di Pasar Otomotif Indonesia
BYD sebenarnya bukan jenama baru untuk pasar otomotif Indonesia.
Dikenalkan kali pertama lewat pertemuan dengan presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 2018. BYD selanjutnya menjalin kerjasama dengan pemerintah Republik Indonesia, menghadirkan kendaraan komersial TransJakarta, pada 2020.
Baca Juga: Mastercard Punya 'Shopping Muse', Asisten AI Generatif yang Siap Menemani Kamu Belanja
Tidak hanya itu, kendaraan elektriknya juga digunakan oleh perusahaan taksi ternama di Indonesia.
BYD Yakin Laku di Pasar Indonesia
BYD meyakini, industri mobil listrik di Indonesia akan berkembang pesat. Zhao mengibaratkan produk kendaraan listrik dengan produk smartphone.
Menurut dia, tren elektrifikasi tidak bisa ditolak oleh sebuah negara. Pasalnya, seluruh dunia sudah mulai mengeluarkan regulasi yang memaksa setiap produsen membuat mobil elektrifikasi.
Baca Juga: AstraZeneca Gunakan AI untuk Membuat Obat Kanker
"Seperti kejadian 16 tahun lalu, orang belum familiar dengan handphone-handphone seperti sekarang. Dari sisi kapasitas, layar, dan ukuran. Sekarang orang lebih cenderung menggunakan smartphone," kata Zhao, saat tanya jawab bersama Antaranews.
Perkembangan smartphone di masa lalu banyak yang meragukan dan memiliki harga tinggi, lanjutnya. Situasi itu juga akan terjadi pada tren kendaraan listrik, seiring berjalannya waktu akan mengalami penurunan harga.
Pengguna mobil listrik di dunia pun terus meningkat, menandakan era elektrifikasi dimulai. Hal ini juga diyakini akan terjadi di Indonesia, yang didukung oleh pemerintah.
Baca Juga: Riset Visa: Wisatawan Asia Pasifik Gunakan Metode Pembayaran Non Tunai Saat Liburan
Baca Juga: Rockstar Games Resmi Rilis Trailer GTA VI, Baru Bisa Dimainkan pada 2025
"Beberapa negara di Eropa seperti Norwegia, Jerman, itu [penggunaan kendaraan listrik] sudah sampai 80 persen. AS, Brasil, dan Meksiko, juga mengalami hal yang sama. Untuk di Asia Tenggara, China, bahkan Australia juga mengalami peningkatan [kendaraan listrik] yang cukup signifikan," imbuh dia.
Baca Juga: Strava Punya Fitur Messaging; Pengguna Bisa Berbagi Tips, Perjalanan dan Rute
Tahun lalu di Thailand, pasarnya hanya 2%, dan sekarang lebih dari 10%. Kondisi hitung-hitungan itu yang membuat BYD yakin akan terjadi hal yang sama untuk pasar Indonesia.