Suku Cadang Nissan Akan Berbahan Aluminium Rendah Emisi CO₂ Pada 2030

Nissan Motor Co., Ltd. akan menggunakan suku cadang yang terbuat dari aluminium ramah lingkungan atau daur ulang untuk model baru (Sumber: Nissan)

Nissan Motor Co., Ltd. mengumumkan mereka akan menggunakan suku cadang aluminium rendah emisi CO₂, untuk model baru dan terkini. 'Aluminium hijau' tersebut dibuat dari aluminium ramah lingkungan atau daur ulang,

Sementara itu, untuk bagian suku cadang unit maupun bagian lain yang tidak atau hanya menggunakan sedikit aluminium, belum akan menggunakan bahan baru tersebut.

Upaya mencapai netralitas karbon ini dimulai Nissan pada tahun fiskal 2024. Lalu, secara berkesinambungan dan bertahap, perusahaan akan menyelesaikan transisi penuh pada 2030.

Aluminium diketahui menyumbang sekitar 10% dari berat kendaraan.

"Dengan menggunakan aluminium rendah emisi CO₂, Nissan bertujuan untuk mengambil langkah signifikan dalam mencapai netralitas karbon di seluruh siklus hidup kendaraannya, pada 2050," ungkap Nissan, seperti di laman resmi mereka, disadur Rabu (29/5/2024).

Baca Juga: OpenAI Telah Membentuk Komite Keselamatan dan Keamanan yang Baru

Menurut perusahaan, aluminium hijau diproduksi menggunakan listrik yang berasal dari bahan bakar non-fosil, dan dapat mengurangi emisi CO₂ selama produksi sekitar 50%. Selain itu, aluminium daur ulang dapat mengurangi emisi CO₂ sekitar 95%.

"Nissan menempatkan keberlanjutan sebagai inti bisnisnya, dengan tujuan menciptakan dunia yang lebih bersih, aman, dan inklusif. Nissan akan terus mempercepat upayanya mewujudkan masyarakat berkelanjutan," klaim perusahaan.

Sampai saat ini, Nissan telah membeli lembaran aluminium rendah emisi CO₂ untuk panel kendaraan yang diproduksi di Jepang dari Kobe Steel, Ltd. dan UACJ Corporation. 

Kedepannya, Nissan akan menggunakan aluminium dengan emisi CO₂ yang rendah untuk semua suku cadang aluminium, termasuk komponen yang diproses, secara global, untuk lebih mengurangi emisi CO₂. Kemudian, untuk semua model baru yang diproduksi mulai tahun fiskal 2027, akan digunakan aluminium dengan emisi CO₂ yang rendah. 

Baca Juga: BMW Group Mulai Menggunakan Robot Anjing untuk Pantau Proses Produksi

Baca Juga: Pizza Marzano Hadirkan Menu Baru 2024, Ini Daftar Makan dan Minumnya

Baca Juga: Pajak.io Menawarkan Solusi Pembayaran Pajak untuk Korporasi, Terintegrasi dengan DJP

Untuk model saat ini, Nissan berencana untuk mulai membeli roda, suku cadang sasis, suku cadang gandar, dan kabel harness yang terbuat dari aluminium ramah lingkungan di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Akibatnya, pada akhir tahun fiskal 2024, sekitar 20% aluminium tambang baru yang digunakan Nissan untuk suku cadang mobil yang dibeli di pasar tersebut diperkirakan akan diganti dengan aluminium ramah lingkungan atau aluminium daur ulang.

Selain rencana penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi CO₂, perusahaan telah mengumumkan perubahan manajemen senior dalam korporasi.

Wakil presiden senior, M&A, Pembiayaan Kemitraan, Proyek Aliansi, Atul Pasricha, menjelaskan bahwa pemimpin lama akan bertransisi menuju masa pensiun pada musim panas ini. Yasunobu Matoba, Wakil Presiden Perusahaan, Chief Information Officer (CIO), SI/TI Global merupakan pejabat yang akan pensiun pada 30 Juni 2024 itu.

"Penggantinya akan diumumkan dalam waktu dekat," ungkap Nissan.

Kemudian, Jan Brecht akan ditunjuk sebagai Chief digital information officer (CDIO) efektif dalam jabatan barunya mulai 1 Juli 2024. Dia akan melapor kepada Stephen Ma, Chief Financial Officer dan akan berbasis di Jepang. 

Brecht bergabung dengan Nissan dari Mercedes Benz, di mana ia menjabat sebagai CIO sejak 2015. Keahliannya sebagai CIO ditambah dengan rekam jejaknya di bidang digitalisasi akan sangat berharga untuk mencapai tujuan jangka panjang Nissan.

Baca Juga: Shokz OpenFit Air Dipasarkan di Indonesia, Lihat Harga dan Spesifikasinya

Informasi tambahan, penunjukan baru pada tim ini diharapkan semakin mendukung pelaksanaan rencana bisnis perusahaan, The Arc.

Baca Juga: Resep Jus Buah dan Sayur yang Tingkatkan Imun Tubuh

Dengan menerapkan rencana bisnis The Arc, Nissan ingin mendorong nilai, meningkatkan daya saing dan profitabilitas. Perusahaan akan memperkuat portofolio produk, memajukan elektrifikasi, memperkenalkan cara-cara baru dalam pengembangan dan manufaktur mereka.

Rencana baru ini dibagi menjadi kewajiban jangka menengah untuk tahun fiskal 2024 hingga 2026, dan tindakan jangka menengah panjang yang akan dilaksanakan hingga tahun 2030, secara singkat rencana ini terdiri dari:

  • Nissan menargetkan tambahan penjualan 1 juta unit dibandingkan tahun fiskal 2023 dan margin laba operasional lebih dari 6% pada akhir tahun fiskal 2026,

  • 30 model baru akan diluncurkan pada tahun fiskal 2026, 16 di antaranya akan menggunakan listrik,

  • 60% model kendaraan penumpang bermesin pembakaran internal (ICE) akan diperbarui pada tahun fiskal 2026,

  • Daya saing kendaraan listrik akan ditingkatkan, dengan mengurangi biaya kendaraan listrik generasi berikutnya sebesar 30%, dan mencapai keseimbangan biaya kendaraan listrik dan ICE pada tahun fiskal 2030,

  • Pengurangan signifikan biaya kendaraan listrik generasi berikutnya. Dilakukan melalui pengembangan dalam pengelompokkan, dengan pendekatan produksi kendaraan yang dimulai pada tahun fiskal 2027,

  • Kemitraan strategis yang dibangun perusahaan diperluas ke bidang teknologi, portofolio produk, dan layanan perangkat lunak,

  • Dividen dan buyback untuk menargetkan total return pemegang saham lebih dari 30%,

  • Usaha bisnis baru untuk membuka potensi pendapatan tambahan saat tahun fiskal 2030.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI