Mengenal Tradisi Cupu Panjala: Narasi Juru Kunci Dan Relasinya Dengan Masa Kini

Uli Febriarni
Sabtu 31 Desember 2022, 11:31 WIB
tradisi membuka cupu panjala / UNY

tradisi membuka cupu panjala / UNY

Salah satu kebudayaan di Indonesia yang diwariskan oleh nenek moyang, khususnya di pulau Jawa, adalah Cupu Kyai Panjala yang terletak di Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bagi yang sering membaca artikel mengenai tradisi ini, diketahui akan ada pihak yang menjelaskan mengenai 'makna tersembunyi', -yang lebih mendekati semacam tafsir atau dugaan-, dari bentuk-bentuk jejak kelembaban yang terlihat dan menyerupai bentuk tertentu saat cupu panjala dibuka.

Lebih dari sekadar tradisi turun-temurun, sekumpulan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengkaji Cupu Kyai Panjala, dalam konteks relasinya dengan realitas kekinian. Para mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial itu terdiri dari Eugenius Damar Pradipta, Eunike Sistya Nanda dan Dyan Putri Amelia Nugraheni.

Mengenal Cupu Kyai Panjala Dan 'Ramalan' Situasi Setahun

Lewat keterangan tertulis kelompok ini, yang diterima oleh Techverse.Asia, dijelaskan bahwa Cupu Kyai Panjala merupakan sebuah benda magis berbentuk cawan kecil yang terdiri tiga macam cupu. Semar Tinandhu (cupu yang paling besar), Kalang Kinantang (cupu berukuran sedang), dan Kenthiwiri (cupu yang paling kecil).

Cupu tersebut disimpan dalam peti kecil, dibalut ratusan lembar kain mori, disimpan dalam senthong tertutup.

Kebudayaan membuka cupu panjala menjadi identitas sosial masyarakat Kalurahan Girisekar, terus dijalankan dan diyakini.

Setiap tahun, terdapat ritual untuk membuka lapis demi lapis kain yang membalut Cupu Kyai Panjala. Dilaksanakan tepat pada waktu 'Senin Wage malam Selasa Kliwon mangsa Kapapat bulan Jawa Dulkangidah', menjelang musim bercocok tanam.

Ritual dipimpin oleh juru kunci, Dwijo Sumarto. Dwi merupakan generasi ke-7 dari trah keturunan Kyai Sayek atau Kyai Panjala.

Kala lapis tiap lapis kain penutup dibuka, peserta yang hadir akan melihat benda atau gambar yang akan dinarasikan oleh sang juru kunci. Narasi itu dipercayai sebagai ramalan mengenai peristiwa yang akan terjadi satu tahun ke depan.

Adanya kepercayaan terhadap kekuatan magis yang melekat pada Cupu Kyai Panjala itu, menyebabkan banyak masyarakat yang meminta pertolongan. Tak ayal, mitospun muncul semerbak.

Pemuda Padukuhan Mendak: Narasi Juru Kunci Atau Realitas Globalisasi?

Mewakili kelompoknya, Eugenius Damar Pradipta mengungkap, mereka tertarik membahas fenomena keterkaitan antara globalisasi dengan cara pandang pemuda yang tinggal di Kalurahan Girisekar, terhadap kebudayaan Cupu Kyai Panjala ini.

Sejauh mana, pemuda setempat memaknai ramalan Cupu Kyai Panjala sebagai budaya asli daerah di tengah realitas global. Masihkan dianggap sakral? masihkah diyakini? atau para pemuda justru sama sekali tidak peduli?

Sebetulnya, konteks yang menarik menurut kelompok ini adalah diperlukan cara agar nantinya budaya Cupu Kyai Panjala dapat terus lestari, menjadi ikon serta peluang di masa mendatang.

"Pemuda boleh saja mengubah cara hidup menjadi modern. Tetapi akan lebih baik jika mengetahui nilai-nilai luhur dan karakter suatu budaya, untuk dijadikan sebagai pembelajaran dalam kehidupan," ujarnya, seperti dalam keterangan yang dikutip pada Sabtu (31/12/2022).

Soal ini, Dyan Putri Amelia Nugraheni menjelaskan, pemuda setempat yang masih percaya dengan mitos Cupu Panjala, cenderung menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sakral. 

Pemuda itu juga selalu mengikuti prosesi ritual pembukaan, baik secara langsung atau melalui media.

Anak-anak muda juga terlibat aktif dalam dinamika sosial pada saat ritual pembukaan Cupu Panjala berlangsung.

"Ada pengaruh hubungan komunikasi yang kuat dalam proses internalisasi budaya itu sendiri," ujar Dyan lagi.

Sedangkan kelompok pemuda lain memiliki pandangan yang berkebalikan, -cenderung tidak percaya pada mitos Cupu Panjala-, tetapi masih menghormati budaya tersebut sebagai aset lokal masyarakat Mendak.

Hal ini berkaitan dengan spirit toleransi masyarakat dalam hal kepercayaan.

Pemuda sebagai digital native yang lebih dekat dengan paham moderen, telah mengenal dunia luar melalui terpaan teknologi komunikasi dan informasi.

"Konsekuensinya, individu tersebut lebih mengedepankan rasionalitas. Masyarakat moderen lebih mempercayai hal-hal yang sifatnya nyata dan dapat diterima oleh panca indera mereka. Mereka menyingkirkan hal-hal yang dianggap sebagai kepercayaan yang bersifat abstrak ataupun mitos, tahayul, mistis, dan segala sesuatu yang bersifat susah untuk diterima akal sehat," beber Dyan merinci.

Warga Mendak Dan Cupu Manjala, Serta Pertemuan Agama Dengan Budaya

Dyan menambahkan, masyarakat Mendak memiliki semangat koeksistensi di atas segala perbedaan. Mereka biasa berada di habitat multikultur. 

Misalnya saja, di Mendak terdapat Pesantren Darush Sholihin (didirikan oleh Muhammad Abduh Tuasikal). Tidak jauh dari tempat penyimpanan Cupu Panjala, kediaman Mbah Dwijo Sumarto, terdapat gereja Kristen Jawa serta kapel Katolik.

Realitas sosial masyarakat Mendak, yang dapat hidup berdampingan dengan agama dan budaya di tengah gempuran globalisasi saat ini, menjadi suatu fenomena paradoks yang unik.

"Pada umumnya pemisahan konsepsi agama dan budaya, cenderung menghasilkan dikotomi hubungan iman dengan kebudayaan. Ini mendorong munculnya konfrontasi antara kedua aspek tersebut," sebut Dyan.

Dualisme yang terjadi menurutnya, disebabkan karena adanya keyakinan bahwa agama dan budaya merupakan dua entitas yang tidak dapat dipertemukan.

Hal tersebut menyebabkan polemik dalam dinamika sosio kultural masyarakat, sehingga mendorong terjadinya konflik dalam kehidupan masyarakat.

Sementara itu di lapangan, relasi agama dan budaya di Mendak menunjukkan bagaimana agama dan budaya dapat hidup secara berdampingan, tanpa menimbulkan suatu gesekan.

"Pada dasarnya, masyarakat Jawa tidak mementingkan lagi agama yang dianut oleh orang lain. Mereka lebih mementingkan keakraban dan tetap memegang teguh pada budaya," demikian Dyan beropini. 

Hal tersebut, kata dia, didasari oleh fenomena empiris banyak aktivitas masyarakat berupa upacara-upacara ritual budaya dengan tanpa membedakan agama.

Di akhir pembahasan kajian mereka, Eunike Sistya Nanda menyimpulkan bahwa Cupu Panjala adalah salah satu entitas budaya masyarakat Padukuhan Mendak, yang tetap eksis di tengah realitas masyarakat moderen.

Globalisasi tidak memberikan pengaruh kepada tradisi ini, tapi bisa membuka kesempatan untuk memperkenalkan Cupu Panjala kepada dunia luar.

"Realitas sosial masyarakat Mendak dapat hidup berdampingan dengan agama dan budaya, menjadi bukti bahwa Cupu Panjala tidak bersinggungan dengan agama," tandasnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby22 Februari 2025, 16:51 WIB

Mau Beli Akun atau Joki Gim? BangJohn Bisa Jadi Opsi

Platform ini Tawarkan Solusi Transaksi yang Aman dan Nyaman bagi Gamers.
BangJohn memungkinkan konsumen untuk jual, beli, dan joki gim. (Sumber: istimewa)
Techno21 Februari 2025, 23:29 WIB

Instagram Tambahkan Sejumlah Fitur DM Baru dalam Pembaruannya

Pembaruan DM meliputi berbagi musik, penjadwalan pesan, penerjemahan, dan banyak lagi.
Sejumlah pembaruan di pesan langsung (DM) Instagram. (Sumber: Meta)
Culture21 Februari 2025, 18:19 WIB

Sarkem Fest 2025 Digelar 2 Hari, Ini Daftar Acaranya

Sarkem Fest menampilkan tradisi ruwahan apeman.
Sarkem Fest 2025.
Techno21 Februari 2025, 18:08 WIB

Wacom Intuos Pro Dirombak Total, Tersedia dalam 3 Ukuran

Jajaran Intuos Pro 2025 telah dirampingkan dan dilengkapi kontrol dial mekanis baru yang dapat disesuaikan..
Wacom Intuos Pro. (Sumber: Wacom)
Lifestyle21 Februari 2025, 17:51 WIB

NJZ Menjadi Bintang dalam Kampanye Denim Musim Semi 2025 Calvin Klein

Pengumuman ini merupakan yang pertama setelah perubahan nama mereka menjadi NJZ.
Member NJZ jadi model untuk koleksi pakaian musim semi 2025 dari Calvin Klein. (Sumber: Calvin Klein)
Techno21 Februari 2025, 17:08 WIB

Apple Tak Lagi Produksi iPhone 14 dan Setop Pakai Port Lightning

Apple telah beralih ke USB-C yang dimulai dari iPhone 15.
iPhone 14 (Sumber: Apple.com)
Automotive21 Februari 2025, 16:15 WIB

IIMS 2025: KIA Pajang New Sonet dan New Seltos, Begini Spek dan Harganya

Kedua SUV ini siap menemani perjalanan perkotaan hingga petualangan luar kota.
KIA New Sonet dipajang di IIMS 2025. (Sumber: KIA)
Techno21 Februari 2025, 15:23 WIB

Oppo Find N5 Rilis Global, Ponsel Lipat Tertipis di Dunia Saat Ditutup

Ini adalah perangkat lipat yang sangat tipis dengan baterai jumbo.
Oppo Find N5 dalam warna Cosmic Black dan Misty White. (Sumber: Oppo)
Automotive20 Februari 2025, 19:40 WIB

VinFast VF 3 Diniagakan di Indonesia, Ada Promo untuk Pembelian di IIMS 2025

Mobil ini bisa menjadi kompetitor untuk Wuling Air ev.
VinFast VF 3. (Sumber: vinfast)
Techno20 Februari 2025, 19:05 WIB

Huawei Rilis 3 Perangkat Baru, Ada Tablet hingga Gelang Kebugaran

Ketiga gadget ini dihadirkan bersamaan dengan ponsel lipat tiga pertama di dunia milik perusahaan.
Huawei memberi pembaruan untuk tablet pintar MatePad Pro 13.2 inci. (Sumber: Huawei)