Setelah ditunggu-tunggu peminatnya, film Miracle In Cell No.7 versi Indonesia akhirnya akan tayang di bioskop pada 8 September 2022.
Film ini menceritakan tentang anak perempuan bernama Kartika (saat dewasa diperankan Mawar de Jongh) dan seorang ayah yang memiliki keterbatasan khusus bernama Dodo (Vino G Sebastian).
Suatu hari, Kartika mencari-cari ayahnya yang tak kunjung pulang. Sampai akhirnya Kartika kecil melihat berita bahwa ayahnya dituduh menjadi pelaku kejahatan dan terlibat pembunuhan.
Dodo dibawa ke penjara dan ditempatkan di ruangan sel nomor 7. Di dalam penjara, dia bertemu dengan narapidana lain yang diperankan oleh Indro, Tora Sudiro, Bryan Domani, Indra Jegel, dan Rigen.
Waktu terus berlalu, Kartika pun tumbuh dewasa dan menjadi seorang pengacara. Dia kemudian bertekad kuat untuk membersihkan nama baik mendiang ayahnya.
Miracle In Cell No. 7 ini merupakan film yang diadaptasi dari sebuah film Korea Selatan berjudul sama.
Laris Manis Diadaptasi, Cuan Untuk Industri
Diadaptasinya film-film produksi Korea Selatan oleh sejumlah negara, termasuk Indonesia, tentu diapresiasi oleh pihak negeri ginseng itu.
Selain bentuk menghargai karya mereka, situasi ini memberikan keuntungan tidak langsung kepada industri film dan konten Korea Selatan.
Di sisi lain, judul-judul lain drama Korea pun tetap terus bermunculan dan diproduksi dalam genre yang semakin bervariasi. Tak sedikit judul-judul yang laku keras di platform streaming berbayar.
Jelas kabar membahagiakan bagi pemerintah Korea Selatan, yang menurut penelitian dalam jurnal Brill, Asian Journal of Social Science sempat mengalami penurunan ekspor drama pada akhir tahun 2000-an. Khususnya, pada 2006, jumlah drama Korea yang diekspor turun 16,3%.
Namun kemudian, melansir berbagai sumber, ekspor industri konten Korea Selatan naik 16,3% persen year on year (YOY) pada 2020.
Ekspor Korea Selatan dari industri ini bahkan mencapai 11,9 miliar dolar AS (sekitar Rp170 triliun).
Sementara itu, ekspor sektor penerbitan tumbuh 61,1%, sektor film naik 43% dan kartun 36,3%.
Terkait ini, Indonesia bisa belajar dari Korea Selatan dengan memproduksi semakin banyak lagi film berkualitas dan diminati masyarakat negara lain.
Film-film yang bukan hanya melenggang di penghargaan internasional dan ditayangkan menggunakan subtittle bahasa asing. Melainkan laku diadaptasi ulang oleh sineas negara lain.
Mari membangun optimisme bersama, bahwa sineas Indonesia pasti bisa.
Ini 5 Film Indonesia Adaptasi Korea Selatan
Miracle In Cell No. 7 bukan film pertama yang digarap dalam versi Indonesia, ada lima film lain yang diproduksi mengadaptasi film Korea Selatan.
1. Sweet 20
Tayang pada 2017, diadaptasi dari film berjudul Miss Granny. Mengisahkan seorang nenek yang mengidamkan masa mudanya kembali.
2. Bebas
Film berjudul Bebas, mengusung kisah persahabatan anak SMA yang mengharukan, tayang pada 2019. Diadaptasi dari film Sunny (2011).
3. Sunyi
Mengadaptasi Whispering Coridors, film horor yang rilis 2019 ini cerita utamanya mengupas kejadian-kejadian mistis yang terjadi di gedung sekolah.
4. My Sassy Girl
Film ini menjadikan Jefri Nichol dan Tiara Andini sebagai pelakonnya, dibuat mengadopsi film berjudul sama, yang rilis pada 2001.
5. Hello Ghost
Hello Ghost baru akan tayang pada Oktober 2022 mendatang. Film versi aslinya punya judul serupa, tayang 2010.
Baca Juga: Tsuka no Ma no Ichika Jadi Serial Drama, Penampilan Kyomoto Taiga dan Fujiwara Sakura Dinanti
Fun fact, bukan hanya film Korea Selatan yang diadaptasi oleh sineas Indonesia menjadi versi lokal, melainkan ada pula drama berseri sampai sinetron. Sebut saja Mendua (The World of The Married), Tunnel, Kau Yang Berasal Dari Bintang (My Love From The Star).