Techverse.asia - Sumbu Filosofi Yogyakarta merupakan karya kreatif yang kaya akan nilai-nilai universal. Sumbu filosofi merupakan kristalisasi penghayatan manusia Jawa tentang nilai-nilai yang harus dimiliki manusia agar tercipta dunia yang indah, nyaman, dan tentram.
Karena itu, keberadaan Sumbu Filosofi mendapatkan apresiasi dan dukungan dari perwakilan negara Komite Warisan Dunia (World Heritage) UNESCO yang hadir dalam agenda Bringing the Cosmological Axis of Yogyakarta to the World, agar menjadi warisan dunia UNESCO.
“Mengapa kami mengajukan Sumbu Filosofi agar ternominasi sebagai warisan dunia? Karena kami ingin melestarikan secara berkelanjutan nilai-nilai universal tersebut agar dapat menjadi tempat belajar bersama seluruh umat manusia dalam upaya melindungi, memelihara, dan membina keindahan serta keselamatan dunia,” ungkap Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Jumat, (14/07) di Hotel Melia Purosani, Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Hyundai Meluncurkan IONIQ 5 Varian N, Mobil Listrik dengan Fitur Mobil Balap
Sri Sultan mengatakan bahwa jika Sumbu Filosofi diterima sebagai Warisan Dunia, upaya pelestarian nilai-nilai universalnya akan dapat semakin kuat dilakukan sehingga nilai-nilai luhur yang dikandungnya akan semakin terjamin keberadaannya dan dapat diwariskan pada generasi mendatang.
“Kami pun berkomitmen untuk mengelola kawasan sumbu filosofi ini secara tepat agar nilai-nilai universal dan atribut warisan budaya tersebut dapat dilestarikan dan dijaga bagi kepentingan seluruh umat manusia di masa kini maupun mendatang. Dengan demikian, nilai-nilai tersebut akan dapat terus menginspirasi lebih banyak kalangan untuk menciptakan tata dunia yang lebih baik dan menguntungkan bagi semua pihak,” tuturnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kerjasama Multilateral Kementerian Luar negeri, Yohpy Ichsan Wardana mengungkapkan, Sumbu Filosofi mengandung cara-cara hidup yang harmonis antara manusia, alam, dan kehidupan spritual. Pengetahuan ini tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat Yogyakarta, tapi juga penting untuk pembangunan berkelanjutan dalam tataran global.
“Poros kosmologis bukan hanya bagian dari sejarah dan budaya Yogyakarta, tetapi juga bagian dari peradaban global. Kami percaya bahwa dukungan dari anggota Komite Warisan Dunia sangat diperlukan,” katanya.
Perwakilan anggota Komite Warisan Dunia yang hadir dalam agenda Bringing the Cosmological Axis of Yogyakarta to the World ini adalah Ambassador Itali Benedetto Latteri, Ambassador Republik Federal Nigeria, Usman Ari Ogah, Charge d’Affaires of the Embassy Republik Argentina Juan Ignacio Lacunza, Deputy Head of Mission of the Embassy Mexico Alonso Martin-Gomez-Favila, dan Deputy Head of Mission of the Embassy Thailand Hathaichanok Riddhagni Frumau.
Baca Juga: Casio Kolaborasi dengan Edifice dan Mugen, Luncurkan Jam Tangan Bertemakan Otomotif
Sesi utama dari agenda ini adalah presentasi mengenai Sumbu Filosofi yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono. Seluruh Duta Besar yang hadir memberikan apresiasi dan dukungannya kepada Sumbu Filosofi. Materi serta hasil kunjungan mereka hari ini akan menjadi bahan pertimbangan Komite Warisan Dunia.
Ambassador Republik Federal Nigeria, Usman Ari Ogah menanggapi, bahwa pelestarian lingkungan hidup agar menjadi tempat yang nyaman bagi manusia tinggal adalah sesuatu yang penting dan wajib dilestarikan. Senada dengan Usman, Charge d’Affaires of the Embassy Republik Argentina, Juan Ignacio Lacunza menyatakan dukungan pencalonan, pelestarian warisan budaya adalah sesuatu yang penting dan harus dilakukan bersama.
“Saya mendukungan usulan sumbu filosofi sebagai warisan budaya dunia karena itu adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan bersama,” katanya.