Berkenalan Dengan Selokan Mataram Yogyakarta, Dari Taktik Jadi Sumber Anti Paceklik

Uli Febriarni
Selasa 13 September 2022, 20:44 WIB
salah satu pintu air Selokan Mataram / uli febriarni

salah satu pintu air Selokan Mataram / uli febriarni

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, tenaga kerja romusha seringkali disalurkan ke wilayah-wilayah luar Jawa bahkan luar Indonesia. Mereka ini kemudian bekerja proyek pembangunan yang bertujuan untuk kepentingan keemnangan perang bagi Jepang.

Diduga, antara 200.000 hingga 5000.000 penduduk Indonesia dikerahkan dalam kerja romusha, banyak di antaranya meninggal dunia karena sakit dan kelaparan.

Untuk itu, agar pengerahan tenaga romusha Yogyakarta tidak disalurkan ke luar Jawa, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengusulkan pembangunan Selokan Mataram yang menghubungkan Sungai Progo dengan Sungai Opak.

Pembangunan yang dimulai pada 1944 ini berhasil mengurangi penderitaan dan korban jiwa yang berasal dari Yogyakarta akibat pengerahan romusha.

Selokan Mataram membentang dari Magelang, Yogyakarta dan Klaten.

Seperti dijelaskan sebelumnya, selokan sepanjang lebih dari 30 Kilometer ini berhulu di Sungai Progo di Bendungan Karang Talun, Dusun Ancol, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saluran ini kemudian membagi dua alirannya menjadi saluran Van Der Wijck dan Selokan Mataram.

Van der Wijck untuk mengairi persawahan dan perkebunan di daerah Moyudan ke Selatan. Sedangkan Selokan Mataram, yang berlanjut masuk ke wilayah Kota Yogyakarta sampai bermuara di Sungai Opak, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Diorama yang menggambarkan pembangunan Selokan Mataram, dipajang di Benteng Vredeburg (Foto: Uli Febriarni | Sumber: Techverse.Asia)

Dikisahkan dalam sejarah, Sri Sultan Hamengku Buwana VIII yang kala itu berkuasa mengajukan usulan pada pemerintah Jepang untuk membuat kanal. Di masa itu bumi Yogyakarta punya banyak tanaman tebu. Pertanian tebu inilah yang kemudian menjadi alasan kraton agar kanal ini dibangun, untuk mengairi lahan.

Tercatat 17 pabrik gula yang dibangun di wilayah sekitar Kasultanan Yogyakarta. Sebelumnya, pemerintah kolonial Belanda pada 1909 sudah membangun kanal/ saluran Van Der Wijck dan Bendungan Karang Talun. Kanal ini mengairi area pertanian, khususnya perkebunan tebu untuk beberapa wilayah di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Laman Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta menulis bahwa, setelah Sri Sultan Hamengku Buwana VIII meninggal dunia, maka Sri Sultan Hamengku Buwana IX kemudian dilantik pada 18 Maret 1940.

Sultan HB IX yang baru dilantik itu nyatanya punya keberpihakan besar kepada rakyat kecil, sama seperti sang ayahanda. Di tengah kekuasaannya, ia berinisiatif mencari taktik, untuk menyelamatkan rakyatnya dari romusha.

"Sultan Hamengku Buwana IX mengusulkan pada Jepang agar romusha yang berasal dari Yogyakarta dapat bekerja di daerah Yogyakarta sendiri," tulis laman tersebut. 

Bumi Yogyakarta punya areal pertanian dan kondisi penduduk yang memprihatinkan, sehingga kiranya amat diperlukan keberadaan sarana pengairan yang memadai. Agar diperoleh hasil pertanian yang baik, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi
Jepang. Demikian siasat sang raja.

Jepang menyetujui pembangunan kanal untuk sarana pengairan yang oleh mereka dikenal dengan Kanal Yoshiro ini. Jadilah pada 1944, saluran sepanjang 30,8 Km itu dibangun, mampu mengairi areal pertanian seluas 15.734 Ha.

Selokan Terbagi Dalam Tiga Area

Selokan Mataram dikelilingi oleh pemandangan yang berbeda-beda di tiap jalurnya, mulai dari padatnya permukiman khas perkotaan, hijaunya sawah, perkebunan dan sampah buangan.

1. Selokan Mataram sisi barat berhulu di Sungai Opak, sering disebut dengan daerah Ancol atau Bligo. Pada bagian ini, sisi kiri dan kanan selokan masih dominan areal persawahan.

2. Selokan Mataram sisi timur sampai Ring Road Barat menawarkan pemandangan khas pedesaan, dengan sawah, permukiman yang tidak terlalu padat dan sejumlah lahan ditumbuhi tanaman liar. 

3. Sisi Tengah, alirannya membelah Kota Yogyakarta sisi utara. Perubahan tata guna lahan menjadi areal permukaiman dan kawasan komersial, nampak jelas di sini. Jangan kaget bila saat menelusuri Selokan Mataram via jalan inspeksi, kita akan menemukan keramaian kendaraan bermotor di tengah jalur.

Renovasi Meniru Bentuk Asli

Nampak kerusakan di berbagai titik, renovasi pernah dilakukan untuk Selokan Mataram pada 1950 dan 1980. Beberapa perbaikan lainnya dilakukan sekitar tahun 2008. Namun perbaikan dilakukan berdasarkan titik kerusakan atau spot. Renovasi dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), selaku pemegang kewenangan pengelolaan Selokan Mataram.

Kepala BBWSSO Dwi Purwantoro menyebut, Selokan Mataram belum pernah pernah diperbaiki secara total sejak 1975. 

"Pada 2006, Selokan Mataram pernah mengalami kerusakan akibat gempa bumi, yang membuat saluran di daerah Babarsari putus," kata dia.

Menurut Dwi, konstruksi awal selokan ikonik ini hanya tanah. Bila dicermati, Selokan Mataram bukan tersusun dari beton dan pasir. Melainkan menggunakan gamping dan semen merah. Kemudian dibetonisasi 20 tahun lalu, di masa Kasultanan Yogyakarta.

Kini, pihaknya melakukan pengeringan jaringan air di Selokan Mataram untuk mendukung perbaikan saluran. Dalam pekerjaan ini, BBWSSO sekaligus akan mengembalikan desain Selokan Mataram, yang merupakan cagar budaya peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, ke desain awal atau asli.

"Pasangan batu konstruksi tidak beton, tetapi batu kali segi enam, seperti desain awalnya. Namun prinsip teknis tetap kami kedepankan, kearifan lokal diutamakan. Tidak menggunakan beton-beton yang terlalu masif jadi lebih artistik," kata dia.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)