Techverse.asia - Memperingati Hari Batik, Nona Rara Batik merayakan perjalanan transformasinya dari awal yang sederhana sampai menjadi simbol tradisi serta pemberdayaan di industri batik dengan omzet yang disebut-sebut bisa mencapai belasan miliar rupiah. Inti dari merek lokal Nona Rara Batik tertuang dalam prinsip yang diusungnya yaitu 'dari komunitas untuk komunitas.'
Nona Rara Batik didirikan pada 2011 silam, merek lokal yang dirintis oleh Atiek Octrina, Pipiet Noorastuti, dan Yosep Dimas ini lahir dari semangat guna memberdayakan para pengrajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya, Kota Solo, Jawa Tengah. Nona Rara Batik sudah berhasil menjadi sosok merek lokal yang terbilang masih 'hijau', beroperasi mengandalkan media sosial seperti Facebook dan sebuah toko kecil di ITC Kuningan, Jakarta.
Saat ini, Nona Rara Batik berkembang dengan pesat dan menjangkau komunitas pengrajin batik yang lebih besar di Jogja, Solo, Pekalongan, Cirebon, Tasikmalaya, hingga Wonogiren. Di tengah misi tersebut, pelesatarian dan perayaan teknik batik otentik, utamanya batik tulis dan batik cap, menjadi perhatian pokok sekaligus esensi utama brand Nona Rara Batik.
Baca Juga: Terinspirasi Akan Kekayaan Budaya Indonesia, Ini 7 Motif dan Filosofi pada Vespa Batik
"Baik itu komunitas pelanggan dan komunitas pengrajin kami sangat merasakan kedalaman kami. Mereka enggak hanya pelanggan dan pengrajin saja, tapi mereka juga memahami narasi, akar, dan visi Nona Rara Batik," papar Pipiet, Senin (2/10/2023).
Dia mengklaim bahwa kekinian usahanya itu sudah menjadi top of mind brand fesyen batik, memenuhi tuntutan dari pasar dan konsumen telah menjadi sebuah tantangan tersendiri. Kendati demikian, Nona Rara Batik tetap setia pada proses pembuatan batik tradisional dan otentik demi melestarikan nilai budaya serta kesejahteraan para pengrajinnya, dan menolak untuk memakai alternatif lain yang sudah sering terlihat di pasaran saat ini.
"Koneksi yang terbangun antara merek dan komunitas-komunitas ini tidak hanya mengubah mereka menjadi pemangku kepentingan saja dan membuat merek lebih relateable saja, tetapi juga interaksi tidak langsung yang terjalin di dalamnya juga telah 'memanusiakan' merek dan akibatnya, merek pun bisa memberikan kontribusi yang positif dan nyata dalam hal omzet serta pertumbuhan," ujarnya.
Nilai dan prinsip yang dipegang itu menarik perhatian Hypefast pada 2020 lalu untuk turut berinvestasi dan bergabung menjadi mitra kerja Nona Rara Batik dan bekerja sama membesarkan bisnis batik.
CEO & Founder Hypefast, Achmad Alkatiri mengatakan bahwa dengan dukungan tim ahli dan ekosistem retail Hypefast, Nona Rara Batik mampu menembus segmen pasar yang lebih luas dengan cara mendiversifikasi produk untuk produk pria, menambah kanal penjualan online dan offline, sekaligus membentuk komunitas yang loyal.
"Yang lebih terpenting adalah mereka tidak hanya menyampaikan pesan tentang nilai pengrajin batik lokal dan pentingnya menjaga keaslian batik, tapi juga berperan aktif dalam menghubungkan konsumen dengan komunitas pembatik dan penjahit lokal, maka memberikan kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih baik," ujarnya.
Itu adalah realisasi dari misi 'dari komunitas untuk komunitas', saat konsumen tidak cuma membeli produk, namun juga berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan komunitas pengrajin yang membuatnya.
Baca Juga: Toyota All New Corolla Altis Meluncur di Indonesia, Tawarkan 2 Tipe
Bentuk kemitraan antara Nona Rara Batik dan Hypefast menekankan pentingnya integrasi antara teknologi dan tradisi, serta bagaimana inovasi tersebut dapat memajukan merek-merek lokal lainnya tanpa meninggalkan esensi tradisi, khususnya teknik batik tulis dan batik cap di era kontemporer ini.
"Dalam peringatan Hari Batik serta 12 tahun berdirinya Nona Rara Batik ini, refleksi perjalanan tak lagi sekadar tentang meningkatkan skala bisnis, tapi juga bagaimana membentuk kemitraan tidak hanya untuk menumbuhkan bisnis, tapi juga menerjemahkan aspirasi bisnis menjadi realita," tambahnya.