Selama dekade terakhir, K-pop meledak menjadi kekuatan musik komersial yang setara dengan musik barat. Bukan itu saja, dalam dunia fashion mereka juga mendapatkan perhatian dunia.
Bila dulu dikenal dengan kostum yang serasi dan tidak mencolok, ikon terbesar K-pop saat ini lebih selaras dengan rumah mewah dan label streetwear yang disampaikan di dalam maupun di luar dari panggung.
Baca Juga: Adaptasi Miracle In Cell No. 7 dan Cuan Buat Korea Selatan
Sebut saja para member BLACKPINK, aespa, BTS, dan EXO. Mereka adalah duta merek global untuk Givenchy, Celine, Gucci, Saint Laurent, dan Dior. Sementara itu Jeno NCT Dream, menjadi bintang K-pop pertama yang membuka acara NYFW saat ia menjadi bagian dari pertunjukan SS23 Peter Do pada September 2022.
Semua yang berbau Korea telah melonjak popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir, dengan budayanya yang dirayakan di keempat penjuru dunia. Namun, jika K-pop dan semua elemennya adalah tempat peleburan pengaruh yang memusingkan melalui pop, rock, electronica, R&B, dan hip-hop, maka K-Style adalah induk budaya yang menyeluruh.
Dazed Digital mengungkap soal tulisan Fiona Bae dalam buku barunya yaitu Break Remix: The Rise of K-Style. Huru-hara yang mengintimidasi ini adalah lahir dari sejarah politik, budaya,dan keuangan Korea Selatan yang kusut. Namun, seringkali dibuat abstrak dengan praktik membubuhkan ‘K’ pada setiap eksposurnya.
Baca Juga: Ini Nih Rishi Sunak, PM Inggris Yang Baru: Pundi Kekayaannya Dari Cuan Perusahan Teknologi
K-style, kata Bae, adalah slogan yang terlalu sering digunakan untuk berbagai disiplin kreatif, seperti koki, desainer produk, pembuat film, musisi, koreografer, perancang busana, arsitek, seniman, dan fotografer. Banyak di antaranya bergulat dengan dua hal yang tidak jelas ini. Konsep suku kata sebagai mendefinisikan apa yang mereka lakukan.
Subjek Bae termasuk BAJOWOO dan merek pakaian milik wanita MISCHIEF. Bae mengatakan, ketika ia memberitahu mereka bahwa dirinya sedang mengerjakan buku tentang K-Style, mereka seperti bertanya “Apa?"
Bae lahir dan besar di Korea Selatan kemudian kini tinggal di London. Bae menjelaskan bahwa ia tidak mencoba untuk mendefinisikan K-Style.
"Tetapi memilih mereka karena saya percaya mereka melakukan sesuatu dengan berani. K-Style sangat kontras dan campuran, jadi saya ingin menunjukkan eklektisisme dalam materi iklan Korea. Ini seperti ketika orang mengatakan ‘New York Style’, “ terangnya, dikutip pada Minggu (30/10/2022).
Jalan Korea Selatan untuk menjadi pemain keuangan global tidak jauh lebih tua dari beberapa kreatif yang diwawancarai. Dalam pertumbuhan demokrasinya selama akhir 80-an, Korea Selatan meniru produk Jepang dan Amerika yang populer untuk meningkatkan ekspor komersialnya sementara, secara budaya, a mentality dominated.
Akar K-pop paling awal ada di grup 90’an, seperti Seo Taiji & Boys, yang memang sangat lekat dengan musik hip hop Amerika. Namun diubah untuk mencerminkan pengamalan mereka sebagai orang Korea, sebuah praktik yang disebut Bae sebagai Remixing of Culture, yang masih memberikan informasi dan pengaruh.
Kemampuan unik untuk membuat, menghancurkan, dan remix ini telah melahirkan bakat luar biasa melalui gerakan underground Korea Selatan. Dan ketika buku Bae dirilis, ia banyak sekali membicarakan masa lalu dan masa kini budaya Korea Selatan dengan lompatan yang kreatif dan tanpa batas.
Pendiri studio tari populer 1MILLION, Lia Kim mengatakan bahwa, hari ini K-pop masih berpusat pada penampilan tertentu. Kurang dari sepuluh persen artis memiliki posisi yang berbeda-beda, dengan begitu ranah K-Style menjadi sangat luas.
Sudah resmi rilis sejak 22 September 2022, membaca buku ini sepertinya akan membuat kita melek soal regenerasi, opsi, dan pertumbuhan budaya K-pop yang tidak pernah putus