NCT127 hadir ke hadapan penggemar mereka di Tangerang pada Jumat (4/11/2022) dan pada hari ini, Sabtu (5/11/2022) konser mereka yang bertajuk Neo City: Jakarta-The Link itu juga dilanjutkan dengan sejumlah syarat.
Konser tersebut tak lancar beitu saja, melainkan diliputi drama. Sejumlah penggemar mengalami luka dan pingsan, karena kekacauan yang terjadi di Indonesia Convention Exhibition BSD City, lokasi konser, kala idol membagikan bola.
Kegiatan musik yang dihentikan karena adanya tragedi desak-desakan, bukan hanya terjadi pada konser NCT127. Melainkan juga pada kegiatan Bergoyang Berdendang.
Selain faktor penonton yang tidak bisa mengendalikan diri mereka, tragedi penonton berdesak-desakan tersebut bisa kita duga karena tidak optimalnya manajemen kerumunan dari pelaksana kegiatan.
Untuk membuat sebuah event yang melibatkan banyak orang harus dipikir secara matang. Tidak hanya soal bagaimana sebuah event tersebut dapat terselenggara secara meriah saja, melainkan soal bagaimana ketika terjadi insiden.
Teknik menangani kerumunan adalah hal yang sangat penting dan harus dipersiapkan. Sayangnya, kadang kala para pembuat event jarang memahami hal ini.
Pada dasarnya crowd control adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengendalikan sebuah kerumunan orang banyak, guna mencegah terjadinya perkelahian atau kekacauan lainnya.
Mengutip isafety Magazine, Staf Pengajar Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Putri Ayuni menyebutkan, penyelenggara event perlu menerapkan crowd safety management plan (manajemen keselamatan di kerumunan) dengan tiga aspek.
Mulai dari identifikasi event, pengendalian event, dan pengkomunikasian resiko bahaya-bahaya suatu event.
“Jadi yang pertama kita identifikasi dulu, misalkan kita mau menyelenggarakan konser musik, bagaimana sih risiko yang mungkin dapat terjadi ketika kita akan menyelenggarakan konser. Misalkan seperti terjadinya kerumunan, aksi anarkis atau mungkin terjadinya kebakaran semua harus dianalisis resikonya,” kata dia, dikutip pada Sabtu (5/11/2022).
Perlengkapan Dalam Mengontrol Kerumunan (Crowd Management)
Dalam laman Sampaijauh, disebutkan bahwa, untuk menjaga kondisi senantiasa kondusif selama acara berlangsung, crowd control dapat dilakukan dengan bantuan kelengkapan barikade, ropes lines, dan sebagainya.
Perlengkapan ini akan sangat membantu peserta acara untuk tetap tertib pada bagiannya. Di samping itu, komunikasi juga penting untuk terus dilakukan, baik antara personel keamanan maupun peserta acara.
Memastikan Setiap Orang Mengenal Posisinya
Tidak bisa dipastikan semua orang pernah mendatangi venue yang dipilih sebagai lokasi konser. Kalaupun sudah pernah datang, belum tentu mereka familier dengan ruangan-ruangannya.
Maka, pastikan pelaksana kegiatan memberikan sebuah intruksi maupun informasi yang jelas. Dengan demikian, peserta atau penonton konser dimudahkan untuk menuju titik yang akan dicapai.
Pelaksana bisa menyediakan sebuah tanda yang jelas dan dapat dibaca, yang dimana peserta harus melakukan proses Check In, jalur menuju lokasi utama (terutama bila ada pembedaan jalur bagi tamu khusus), toilet, dan sebagainya. Jangan sampai hanya karena tidak dapat menemukan lokasi, pengalaman dan kenyamanan peserta menjadi tidak maksimal.
Membuat Manajemen Antrean dengan Baik
Menunggu adalah hal yang paling menjemukan. Namun, acara-acara besar seperti festival misalnya, antrean yang panjang dan mengular adalah hal yang sangat lazim terjadi. Kebosanan dan tidak tertibnya suasana ini adalah hal yang jamak menjadi pemicu kerusuhan.
Karena itu, selain petugas yang dapat bertindak dengan sigap dan cermat, gunakan siasat lain. Berilah distraksi hiburan yang menyenangkan agar peserta tidak terus menerus merasa bosan. Di samping itu, agar menjaga barisan tidak semrawut, sebagai penyelenggara kamu juga bisa menggunakan gate khusus di bagian pintu masuk.
Memasang barikade pada lokasi yang tepat
Urusan yang satu ini sangatlah vital dan wajib ada dalam acaramu. Kendalikan pergerakan massa dengan menempatkan pagar barikade di bagian depan, tengah, dan sisi lain yang diperlukan.
Pembagian zona dan pembatasan jarak ini akan meminimalisasi terjadinya kekacauan, seperti penonton yang tiba-tiba merangsek dan naik ke atas panggung tanpa izin.
Jenis pagar barikade untuk crowd control sangat beragam sesuai dengan fungsi spesifiknya. Pagar untuk lokasi outdoor dengan alas berupa rerumputan misalnya, memiliki kebutuhan yang berbeda dengan pagar untuk lokasi outdoor dengan alas yang lebih solid dan keras. Penyelenggara bisa berkonsultasi lebih dalam mengenai teknis ini dengan ahlinya.
Menjaga komunikasi sepanjang acara
Di samping melakukan pengendalian dengan berbagai perlengkapan, komunikasi menjadi peranan paling krusial yang harus dilakukan. Pastikan setiap personel keamanan tetap fokus menjaga zona masing-masing dan mengawasi pergerakan massa.
Tak lupa, buat komunikasi yang jelas dan nyaman pula dengan peserta acara. Selain melalui tulisan, komunikasi juga perlu untuk terus dijaga secara verbal dengan baik.
Koordinasi dengan Ahli Crowd Control
Untuk memaksimalkan acara, ada baiknya penyelenggara berkoordinasi dengan ahli crowd control. Bisa dengan konsultan atau bahkan penyedia jasa crowd control berpengalaman. Tidak dipungkiri, beberapa akademisi juga bisa digandeng sebagai relasi dalam upaya menyelenggarakan event tanpa drama kerumunan.
Para pelaku event, sepertinya juga sudah harus menambahkan satu lagi divisi sumber daya manusia deh. Mereka nantinya mempunyai jobdesk secara spesifik dalam memahami tentang psikologi massa. Kamu setuju tidak?