Cerita 3 Pemuda Jerman Belajar Bahasa Indonesia Lewat Media Sosial

Leonard (tengah) bersama kedua adiknya Gerret dan Bennet adalah kreator yang menamai dirinya 3 Raksasa Jerman. (Sumber: Techverse.asia/Rahmat Jiwandono)

Techverse.asia - Berkat kemajuan teknologi, kini segala hal menjadi mudah, termasuk belajar bahasa baru. Seperti yang dilakukan oleh tiga orang pemuda asal Berlin, Jerman, yakni Leonard Marx (24) dan kedua adik kembarnya Gerret Marx (18) dan Bennet Marx (18) yang saat ini sedang mempelajari Bahasa Indonesia.

Gerret menjelaskan bahwa mereka bertiga mulai belajar Bahasa Indonesia pada 2022, dibantu aplikasi Duolingo. Alasannya, saat itu mereka berencana untuk liburan ke Indonesia, jadi harus sedikit mengerti bahasanya. Mereka hanya dapat menghafal dua kata saja ketika awal belajar.

"Saat itu kami hanya tahu dua kalimat seperti 'apa kabar' dan 'saya mau makan', tapi setelah itu kami mau belajar lebih dalam lagi agar (bisa) bicara lebih lancar," ujar Gerret kala berbincang dengan Techverse.asia, Rabu (7/8/2024).

Meski sudah dibantu oleh aplikasi Duolingo, tapi dia merasa cara ini tidak terlalu memberikan progres akan kemampuan Bahasa Indonesia mereka. Untuk itu, mereka mulai membuat akun media sosial di platform Instagram, TikTok, dan Youtube yang diberi nama 3 Raksasa Jerman.

Baca Juga: Duolingo Max: 'Tutor Bahasa' AI Milik Duolingo, Hadir dengan Teknologi GPT-4

Akun tersebut mereka buat pada Juli 2023. Adapun pemilihan nama tersebut karena saat pertama kali berkunjung ke Indonesia, banyak orang yang bilang mereka tinggi dan besar.

"Dua tahun lalu kami sama sekali tidak lancar berbahasa Indonesia, dan waktu kami di sini banyak orang bilang kami tinggi dan besar. Jadi saya tahu ada kata raksasa dari situ. Saya juga belajar kata saya besar seperti raksasa," ujarnya.

Dengan tiga akun media sosial itu mereka kerap melakukan live stream agar dapat berinteraksi langsung dengan penutur aslinya dan bisa tahu di mana letak kesalahannya serta menambah kosa kata baru. Menurut Bennet, banyak orang Indonesia yang sangat membantu mereka dalam mempelajarinya.

Baca Juga: Indonesia Bakal Punya 'ChatGPT' Sendiri, Bisa Memahami Bahasa Daerah

Bahkan, katanya, hal ini tidak akan terjadi di Jerman kalau ada orang asing yang ingin belajar bahasa mereka secara online, melalui live streaming. "Banyak orang Indonesia yang bantu kami di TikTok maupun Instagram untuk belajar bahasa Indonesia melalui live stream. Sebaliknya, tidak mungkin belajar bahasa Jerman lewat TikTok. Kami juga tulis di buku kalau ada kata-kata baru yang belum kami ketahui," ujarnya.

Bennet menegaskan bahwa meskipun jarak Jerman dan Indonesia sangat jauh, namun berkat teknologi, batasan itu dapat diruntuhkan. "Walaupun jarak kedua negara ini sangat jauh tapi kami merasa berbicara dengan lokal," kata dia.

Namun demikian, mereka tak menampik bahwa menemui kendala saat belajar Bahasa Indonesia. Dia mencontohkan, saat travelling ke beberapa daerah yang berbeda di Sulawesi pada Juli lalu, setiap daerah memiliki aksen yang berbeda dan sulit untuk memahami perkataan warga setempat walau diucapkan dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: Signify: Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat untuk Penyandang Disabilitas

"Selain itu, kami juga kerap menemui orang yang menggunakan bahasa informal atau bahasa slank Indonesia. Dan aksen di setiap daerah berbeda-beda, jadi terkadang Bahasa Indonesia mereka kami tidak paham. Tapi itu malah membuat kami saat ini semakin semangat mempelajarinya, apalagi tidak banyak orang di sini bisa Bahasa Inggris," tambahnya.

Di lain sisi, mereka bertiga tidak menyangka kalau akun-akun media sosial mereka mendapat jumlah tontonan yang lumayan signifikan. "Tadinya kami mengunggah (upload) video-video di Youtube dan TikTok hanya untuk dokumentasi liburan kami ke negara-negara lain, tapi ternyata banyak orang Indonesia yang suka dengan konten-konten kami yang belajar bahasa Indonesia dan cerita kami. Kami belajar jadi kreator konten juga," katanya.

Leonard menambahkan, faktor yang mendorong mereka untuk kedua kalinya mengunjungi Negara Archipelago ini karena kekayaan alam, budaya, orang, hingga makanannya. "Yang terpenting adalah orang Indonesia ramah dan mau membantu kalau ada masalah. Alamnya juga ada gunung berapi, gua, laut, hewan, dan makanannya pun sangat beragam," katanya.

Baca Juga: Galaxy AI Versi Bahasa Indonesia Sudah Didukung Beragam Kosakata Slang Keseharian

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI