Review Avatar The Way of Water: Pertarungan Bangsa Langit, Bangsa Hutan dan Bangsa Laut

Rahmat Jiwandono
Minggu 18 Desember 2022, 15:47 WIB
Avatar The Way of Water

Avatar The Way of Water

Techverse.asia - Penantian penonton setia Avatar terhadap dunia pandora terjawab lunas setelah masa penantian selama 13 tahun. Ya, sekuel Avatar: The Way of Water garapan James Cameron sudah tayang di bioskop Indonesia sejak tanggal 14 Desember kemarin. Film berdurasi 3 jam 12 menit sukses membius penonton untuk masuk dan merasakan bagaimana dunia Pandora yang terasa sangat realistic meski semuanya hanyalah rekaan imajinasi dengan bantuan teknis.

Avatar: The Way of Water berfokus pada cerita keluarga Jake Sully (Sam Worthington) yang jatuh cinta kepada Neytiri (Zoe Saldana) yang dikaruniai empat orang anak. Mereka bernama Neteyam (Jamie Flatters) anak pertama yang dianggap sebagai panutan oleh adik-adiknya, Lo’ak (Britain Dalton) anak kedua yang tidak mau dianggap remeh. Anak ketiganya yaitu Kiri (Sigourney Weaver) dan si bungsu Tuk (Trintiy Jo-Li Bliss). 

Baca Juga: Avatar The Way of Water Diputar kepada Wartawan: Lebih Baik dan Lebih Emosional

Selama tiga jam lebih menonton film ini di bioskop, saya masih merasakan impresi yang sama halnya ketika kali pertama menonton Avatar (2009), yaitu dunia Pandora yang merupakan habitat para Na’vi. James Cameron konsisten menunjukkan betapa mengagumkannya alam Pandora. Namun, semuanya sudah banyak berubah sejak invasi dari Bangsa Langit atau manusia yang mencoba melakukan pendudukan atau kolonialisasi terhadap dunia Pandora.

Meskipun demikian, penonton diajak untuk melihat keindahan dunia Pandora lebih jauh lagi dengan petualangan keluarga Jake Sully ke Metkayina, Bangsa Laut yang tinggal di kepulauan. Ini berbeda dengan Neytiri yang merupakan Na’vi tapi Bangsa Hutan yang tinggal pepohonan dan gunung. Sesuai dengan judulnya, Avatar: The Way of Water, James tampaknya ingin mengeksplorasi luasnya samudera dari sudut pandang Bangsa Hutan yang sama sekali  tidak mengenal bagaimana cara survive di perairan seperti cara hidup yang dijalani oleh Bangsa Laut.

Animasi samudera dalam dunia Pandora begitu smooth sehingga saya sulit untuk menemukan celah kekurangan dari film ini, meski kita tahu semua itu hanya buatan komputer. Sebagai gambaran, laut yang ditampilkan di Avatar: The Way of Water sama seperti halnya dengan laut berpasir putih dan airnya yang sejernih kristal, sama seperti pantai yang ada di Indonesia Timur.

Kembali ke Jake dan keluarganya yang datang ke Metkayina, jika selama ini mereka terbiasa dengan pepohonan, maka begitu di air mereka terlihat kikuk saat belajar tentang cara hidup di laut, mulai dari berenang, menyelam, mengatur napas di dalam air, hingga belajar menunggangi hewan laut fiksi.

Dengan Bangsa Laut, Jake dan keluarganya belajar itu semua dari Tonowari (kepala suku Bangsa Laut) dan istrinya Ronal (Kate Winslet). Anak-anak dari Tonowari dan Ronal pun diminta untuk mengajari anak-anak Jake dan Neytiri cara hidup di air. Selama mereka mempelajari itu semua, ada hal yang membuat saya tertarik yaitu bagaimana mereka (bangsa hutan) mengatakan I See You kepada setiap biota laut yang mereka temui saat menyelam, mengapung, maupun yang ada di tepi pantai. Ini memberi pesan tentang cara berkenalan dengan makhluk baru sekaligus menghargainya. 

Baca Juga: Kata James Cameron Tentang Film Avatar The Way of Water yang Berdurasi 3 Jam Lebih

Kata I See You sejatinya merupakan original soundtrack dari film Avatar pertama yang dibawakan oleh Leona Lewis. Bisa dikatakan kata itu adalah sama halnya kekaguman Jake dengan Nyetiri ketika pertama kembali bertemu dan akhirnya jatuh cinta hingga menjadi warga Na’vi seutuhnya.

Kurang Eksplorasi

Menurut saya setelah menonton Avatar The Way of Water, James Cameron kurang menggali lebih dalam mengenai dinamika keluarga antara Jake dan Neytiri. Cameron sepertinya sangat bermain aman dalam menceritakan antara hubungan Bangsa Langit, yang mana menurut Na’vi adalah manusia. Bahkan belum ada penjelasan secara komprenhensif soal alasan Bangsa Langit yang ingin menduduki dunia Pandora. Apalagi bagi Na’vi, Bangsa Langit selamanya dianggap sebagai alien karena perbedaan fisik dan bahasa yang melekat, yang artinya kedua entitas ini sulit untuk bisa hidup berdampingan bersama.

Kendati begitu, saya enggan terburu-buru menyimpulkan James kurang pandai dalam menyajikan cerita. Bisa saja dia masih menyimpannya untuk film lanjutan dari Avatar The Way of Water. Ya, James masih akan membuat film ini sampai volume keempat. Penjelasan yang saya cari mungkin bisa ditemukan dalam film Avatar yang ketiga atau keempat.

Di sisi lain, harus diakui bahwa setelah film ini durasinya sudah lebih dua jam terasa bertele-tele karena adegan action-nya belum juga muncul. Berbeda dengan Avatar (2009) yang syarat akan adegan aksi, yang menurut saya memang lebih klimaks. Baru setelah dua jam, penonton diajak melihat pertarungan yang mendebarkan antara Bangsa Langit dengan Bangsa Hutan serta Bangsa Laut. Pertarungan ini pun berlangsung di sebuah kapal yang membuat ingatan saya mundur ke belakang dengan film lainnya karya James Cameron yaitu Titanic (1999), seperti dejavu.

Tapi secara keseluruhan, rasa kekaguman saya terhadap animasi alam Pandora terobati usai menanti selama belasan tahun, bahkan dalam animasi yang lebih canggih dan advance. Selama tiga jam, mata penonton dimanjakan dengan animasi yang terlihat begitu real. Ini juga menegaskan bahwa di tengah-tengah banyaknya tayangan film di layanan streaming online, menonton di bioskop merupakan cara terbaik untuk menikmati animasi yang memukau dan ditunjang dengan audio yang memakakkan telinga.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno05 November 2024, 18:21 WIB

Infinix Inbook Air dan Inbook Air Pro Plus Diniagakan di Indonesia

Kedua laptop ini menyasar konsumen level menengah ke atas.
Infinix Inbook Air Pro Plus. (Sumber: Infinix)
Techno05 November 2024, 17:51 WIB

Google Maps Punya Fitur AI Baru yang Didukung oleh Gemini

Berbincang santai dengan Gemini AI atau dapatkan petunjuk berkendara yang lebih baik.
Google Maps kini ditenagai dengan Gemini AI. (Sumber: Google)
Techno05 November 2024, 17:25 WIB

Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series, Ada 3 Pilihan Warna

Tablet pintar ini tersedia dalam dua pilihan model.
Xiaomi Pad 7. (Sumber: Xiaomi)
Techno05 November 2024, 16:37 WIB

Harga dan Spek POCO C75 yang Dipasarkan di Indonesia, Mirip Redmi 14C?

C75 ditenagai dengan chipset MediaTek Helio G8 Ultra.
POCO C75. (Sumber: POCO)
Startup05 November 2024, 16:04 WIB

Demo Day BEKUP 2024: Sukses Dapatkan 24 Startup dari 6 Kota di Indonesia

Demoday BEKUP 2024 Perluas Peluang Kolaborasi dan Permodalan Para Startup.
Demo Day BEKUP 2024 yang diinisiasi Kemenparekraf dibuka pada Senin (4/11/2024). (Sumber: Kemenparekraf)
Startup05 November 2024, 14:31 WIB

TransTRACK Perkuat Kolaborasi Bisnis dengan Perusahaan Australia

MoU ini turut menandai langkah awal ekspansi strategis TransTRACK ke Australia.
TransTRACK jalin kesepakatan dengan perusahaan asal Australia. (Sumber: dok. transtrack)
Startup05 November 2024, 14:18 WIB

Paper.id Meluncurkan Horizon Card: Kartu Kredit Digital Khusus untuk Perusahaan

Layanan ini mendukung proses pengadaan barang dan jasa bagi perusahaan.
CEO Paper.id Yosia Sugialam. (Sumber: istimewa)
Startup05 November 2024, 13:08 WIB

Percepat Transformasi Digital, Granite Asia dan INA Resmi Jalin Kolaborasi

Granite Asia bersama Indonesia Investment Authority berkomitmen untuk mempercepat transformasi digital dalam negeri.
INA berkolaborasi dengan Granite Asia guna mempercepat transformasi digital. (Sumber: istimewa)
Lifestyle04 November 2024, 20:23 WIB

5 Alasan Barang Mewah Bekas Kini Banyak Dicari oleh Konsumen

Terdapat sejumlah faktor yang membuat barang bekas banyak dicari orang.
Ilustrasi barang mewah tas Goyard. (Sumber: Goyard)
Lifestyle04 November 2024, 19:03 WIB

G-SHOCK Hadirkan Seri G-STEEL GM700 Berlapis Logam, Punya 3 Model Jam Tangan

Casio merilis jam tangan berlapis pogam yang didasarkan pada model analog-digital dynamic GA700.
Casio G-SHOCK GM700G-9A (kiri) dan GM700-1A. (Sumber: Casio)