Istilah kidults kembali muncul belakangan ini. Konteks kidults yang akan dibahas di sini bukan kisah WEBTOON tentang lima teman masa kecil, -Dabin, Jaeha, Taehyeon, Sehui, dan Hanbin-, yang berjanji untuk selalu berteman sampai mereka dewasa dan menjalani momen penting masing-masing ya.
Tetapi kidults yang punya makna, orang dewasa yang memiliki selera dan menyukai hiburan yang ditujukan untuk anak-anak. Berbagai sumber media, dalam beberapa hari belakangan menyebutnya sebagai balas dendam orang-orang dewasa, karena di masa kecil tidak dapat meraihnya.
Definisinya Bergeser
1. Orang dewasa yang tidak mandiri
Berbagai media sudah membahas istilah kidults sebelum era 2020. Di masa itu, istilah kidults melekat pada orang dewasa yang suka menjalani kebiasaan anak kecil dalam konteks 'ketidakmandirian'.
Laman Fimela, mengungkap ciri kidult yang biasanya terlihat masih tinggal serta ditanggung oleh orangtua, tidak memiliki pekerjaan tetap, tidak memiliki hubungan serius, tidak mandiri secara finansial, dan kurang bertanggung jawab atau memiliki komitmen penuh.
Mereka memilih menunda menikah, menunda memiliki anak, menunda membeli rumah, lebih memilih berkeliling dunia daripada hidup mapan, dan membelanjakan uang tanpa rencana. Di beberapa negara, kidult punya beragam istilah. Misalnya saja kippers di Inggris, nesthockers di Jerman, mammones di Perancis, dan freeters di Jepang.
2. Gaya Konsumtif
Sebuah tulisan yang dipublikasikan oleh Universitas Indonesia, pernah meneliti mengenai fenomena kidult di Korea Selatan. Tulisan itu merupakan studi tentang perilaku konsumtif terhadap Keorikto Inhyeong. Para akademisi mendefinisikan, kidult adalah orang dewasa yang memiliki selera dan menyukai hiburan yang ditujukan untuk anak-anak.
Perilaku konsumtif yang terus meningkat di tengah masyarakat modern, menjadikan kidult bukan hanya sekadar tren konsumsi. Melainkan gaya hidup konsumtif
di masyarakat Korea.
Gaya hidup konsumtif terhadap mainan kidult, terutama keorikto inhyeong, telah menjadikan kidult sebagai fenomena budaya di tengah-tengah masyarakat Korea.
Peneliti dalam tulisan itu kemudian berakhir pada kesimpulan, bahwa kidult di Korea didasari oleh perilaku konsumtif. Hal itu menggambarkan keadaan masyarakat Korea yang sedang mencari makna hidup dan identitas diri, di tengah kesulitan dan beban hidup yang dialaminya.
"Kidult mencari penghiburan atau pelarian dari tekanan, tuntutan, dan stres dengan mengkonsumsi permainan yang memunculkan perasaan nostalgia ke masa kanak-kanak," tulis penelitian tersebut.
3. Penghiburan
Tulisan yang dipublikasikan oleh Indian Journal of Science and Technology, pada 2015, menampilkan tulisan tiga akademisi Universitas Namseoul, Korea. Mereka menuliskan istilah 'kidult' sebagai gabungan dari 'kid' dan 'adult', dalam penelitian itu.
Penelusuran yang dilakukan para akademisi itu menemukan, kidult kali pertama dicetuskan pada 1980 oleh Jim Ward Nichols, seorang IT, ketika ia menghadiri di Stevenson Institute of Teknologi di New Jersey, AS.
Di masa lalu, mereka yang gagal menyesuaikan diri dengan kenyataan dan menunjukkan perilaku kekanak-kanakan diakui dengan tanggapan negatif, lalu diberi label 'gejala Peter Pan'.
Pertumbuhan ekonomi dan masyarakat yang berubah dengan cepat telah menyebabkan munculnya kelompok kidult ini. Ada persaingan ketat dan stres dari kenyataan tersebut.
Di tengah situasi itu, banyak pria dan wanita bercita-cita melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari yang membuat mereka frustrasi. Kondisi itu membawa mereka merindukan masa lalu, tepatnya masa kecil.
4. Balas dendam masa kecil tak kesampaian
Kekinian, definisi kidults pada 2022 ini adalah orang dewasa yang bertingkah laku seperti anak kecil. Salah satunya membeli mainan.
Sikap para kidult tersebut bertujuan untuk merangkul sisi kekanakan dalam batin mereka, entah itu bermain videogame, mengenakan pakaian remaja, membaca buku yang ditujukan untuk remaja, dan mendengarkan musik remaja.
Kondisi yang satu ini, lebih linier dengan definisi dalam Psychology Today, dipublikasi pada 2015. Definisi ini menurut Steven Mintz, seorang profesor di University of Texas at Austin.
Kidult Menyumbang Pertumbuhan Industri Mainan
Fenomena kidult yang membeli mainan untuk diri mereka sendiri, mencapai 25% dari konsumen mainan, di saat sekarang.
MStar, sebuah media di Malaysia, mengulas, sedikitnya ada dua kondisi yang menyebabkan industri barang permainan bertahan sehingga kini. Inflasi dan kelompok kidult.
Kidult membeli mainan untuk diri mereka sendiri. Bahkan, mereka bersedia menyisihkan uang sampai sengaja menabung, untuk membeli permainan untuk dijadikan koleksi pribadi.
Laman Business Insider menjelaskan, kehadiran 'konsumen dewasa' membuat industri mainan memasarkan lebih banyak produk kepada orang dewasa, yang mencari nostalgia dari masa muda. Bahkan, melihat peluang untuk memanfaatkannya, banyak merek telah mulai melipatgandakan pelayanan mereka bagi pelanggan dewasa.
Perusahaan Lego, misalnya. Sekarang memiliki lini produk dewasa yang luas, ditampilkan di situs web mereka, di bawah kanal 'Selamat Datang Orang Dewasa', diluncurkan pada Januari 2021.
Masih dalam laman yang sama, sebuah laporan oleh perusahaan riset pasar NPD Group menemukan, orang berusia 12 tahun ke atas menghabiskan sekitar $9 miliar per tahun untuk mainan.
Penasihat industri mainan NPD Group, Juli Lennett mengatakan, meskipun demografi yang lebih tua selalu tertarik pada mainan, kini telah terjadi 'ledakan pasar dewasa' dalam beberapa tahun terakhir.
"Konsumen dewasa sedang mencari sesuatu untuk meredakan kecemasan mereka dan mencegah kebosanan, selama hampir tiga tahun yang sulit ini," kata Lennett, kepada Business Insider, dirangkum pada Senin (26/12/2022).
Ditambah lagi, para orang dewasa diketahui sudah berhenti melakukan aktivitas hiburan lain di luar rumah pada puncak pandemi, mereka punya uang ekstra untuk dibelanjakan
Di antara kidult, Lennett menyebut, kategori mainan paling populer adalah set bangunan, barang mewah, figur aksi, barang koleksi, permainan kartu perdagangan, dan kartu perdagangan olahraga. Merek teratas termasuk Lego, Squishmallow, Funko Pop!, Marvel, DC, Pokémon, dan liga olahraga besar seperti NFL, NBA, dan NHL.
Media sosial tak lepas pengaruhnya dari munculnya tren kidult. Platform seperti TikTok memainkan peran yang semakin signifikan dalam menarik Gen Z dan konsumen milenial ke segala hal, mulai dari set bunga Lego untuk digunakan sebagai dekorasi rumah mereka dan Squishmallow untuk menghiasi kamar asrama perguruan tinggi.
Seakan mengamini situasi yang diungkap oleh Lennett tadi, CEO Lego, Tormod Askildsen menyatakan, penjualan produk Lego untuk orang dewasa meningkat empat kali lipat.
Hari ini, Lego sekarang menjual 100 set Lego dewasa, menurut Associated Press, termasuk replika Malam Berbintang Vincent van Gogh dan roller coaster fungsional.
"Hal yang luar biasa tentang permainan bata (bricks) LEGO adalah, mereka dapat dinikmati oleh siapa saja dari segala usia," kata Lego di situs web mereka.
"Kami membuat set LEGO khusus untuk orang dewasa dengan lebih detail, teknik bangunan yang menantang, dan cara tampilan yang keren." tulis perusahaan.
Mainan Bukan Sekadar Koleksi, Tetapi Proses Menata Hati
Laman Today.com mengungkap keterangan seorang penggemar Disney, Jenny Nhu, soal kidult. Jenny juga masuk menjadi penggemar Lego sekitar enam tahun lalu, ketika dia melihat satu set kastil khusus Disney. Dia menemukan mainan itu juga membantu dekompresinya sebagai ibu dari seorang anak kecil.
"Mereka sangat pandai melayani orang dewasa," katanya tentang Lego.
Awalnya, ia berpikir pada dasarnya membeli mainan seperti itu membuat ia bisa bernostalgia. Namun ternyata lebih dari itu.
"Saya menemukan membangun Lego seperti waktu saya sendiri, dan kemudian juga untuk melatih kesabaran saya," kata dia.
Perwakilan The Toy Association, Jennifer Lynch mengungkap, selama dua tahun lebih terakhir, orang-orang hidup melalui pandemi. Orang dewasa benar-benar mulai tertarik pada mainan dan permainan. Tidak hanya untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga mereka, -yang mereka lakukan di rumah-, tetapi juga untuk diri mereka sendiri.
"Untuk menghilangkan stres dan melarikan diri dari realitas yang mereka hadapi," tandasnya.