Belum Diketahui Penyebabnya, 1899 Tak Akan Tayang Lagi di Netflix

Rahmat Jiwandono
Selasa 03 Januari 2023, 10:30 WIB
1899/Netflix

1899/Netflix

Techverse.asia - Serial 1899 musim kedua dipastikan tidak akan tayang di Netflix. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh co-creator serial 1899 yakni Baran bo Odar melalui pernyataan yang dibagikan di Instagram resminya. Surat untuk para penggemar juga ditandatangani oleh mitra Odar dan co-creator serial Jantje Freise.

“Dengan berat hati kami harus memberitahu Anda bahwa '1899' tidak akan diperbarui. Kami ingin sekali menyelesaikan perjalanan luar biasa ini dengan musim kedua dan ketiga seperti yang kami lakukan dengan ‘Dark.’ Namun terkadang hal-hal tidak berjalan seperti yang Anda rencanakan. Itulah hidup,” tulis Odar.

“Kami tahu ini akan mengecewakan jutaan penggemar di luar sana. Tapi kami ingin berterima kasih dari lubuk hati kami bahwa Anda telah menjadi bagian dari petualangan yang luar biasa ini. Kami mencintai kamu. Jangan pernah lupa,” lanjut pernyataan itu.

Baca Juga: Review Serial Netflix Berjudul 1899: Bakal Bikin Kamu Mindblowing!

Usai dipastikan tidak ada Dark season 2, Netflix tidak memberikan tanggapan ataupun komentar mengenai hal ini. Seperti diketahui, 1899 yang mengikuti sekelompok imigran di atas kapal yang menghadapi serangkaian peristiwa misterius, memulai debutnya di streamer pada 17 November 2022 lalu.

Dua slot di belakang hanya ada The Crown smapai musim kelima. Dalam empat hari, 1899 berhasil mengumpulkan sekitar 79,27 juta jam penayangan. Serial ini berfungsi sebagai tindak lanjut dari serial Adar dan Friese sebelumnya, Dark, terobosan internasional penting untuk Netflix yang memulai debutnya episode pertamanya pada tahun 2017.

Dengan penayangan yang disukai selama tiga musim, Friese dan Odar menetapkan kesepakatan keseluruhan dengan Netflix — yang pertama dari jenisnya untuk kehadiran streamer di Eropa. 1899 adalah proyek pertama yang muncul dari perjanjian itu. 

Fakta menarik dari serial film 1899 adalah adanya lima bahasa yang digunakan, antara lain Jerman, Spanyol, Perancis, Inggris, dan Polandia. Ini menunjukkan kekayaan bahasa di Benua Eropa yang ada di dalam film tersebut, sebab biasanya hanya ada satu bahasa saja. 

Baca Juga: Setelah Berkali-kali Ditunda, Game S.T.A.L.K.E.R 2: Heart of Chernobyl Merilis Trailer

Sejatinya serial film 1899 adalah sebuah proyek ambisius, di mana proses produksinya menggunakan teknologi mutakhir terbaru untuk membuat visual efek yang menakjubkan. Mesin video game digunakan untuk membuat set virtual dan grafik gerak yang memungkinkan pengeditan dalam kamera tingkat tinggi. 

1899 bercerita tentang mengikuti sekelompok imigran dari berbagai latar belakang yang bepergian dari Eropa ke New York untuk mencari peluang baru. Film ini mengambil tema setting di tahun 1899, tepat pada pergantian abad baru, para penumpang bersatu dalam optimisme tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Namun, perlahan optimisme itu goyah ketika mereka menemukan kapal migran lain yang terombang-ambing di laut lepas. Perjalanan ke tempat baru yang seharusnya berjalan dengan lancar, kini berubah menjadi mimpi buruk yang mengerikan dengan proporsi yang mengejutkan.

Pertemuan ini mengungkap jaringan rahasia yang menarik, beberapa di antaranya bersifat pribadi bagi para pelancong. Memang sepertinya mereka semua sedang berupaya kabur dari sesuatu. Disebutkan juga adanya penumpang misterius Maura Franklin yang diperankan oleh Emily Beecham.

Situasinya semakin tambah rumit oleh fakta bahwa penumpang ini datang dari seluruh negara anggota Uni Eropa, yaitu Polandia, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Inggris. Alhasil, yang terjadi adalah kendala saat berkomunikasi karena perbedaaan bahasa (barrier language) dan benturan kebudayaan dari masing-masing etnis itu.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup22 Januari 2025, 18:56 WIB

Openspace Ventures Beri Pendanaan Lanjutan untuk MAKA Motors

Pendanaan ini datang setelah startup tersebut melansir motor listrik pertamanya, MAKA Cavalry.
MAKA Cavalry.
Techno22 Januari 2025, 18:34 WIB

Huawei FreeBuds SE 3: TWS Entry-level Seharga Rp400 Ribuan

Gawai ini akan menghadirkan keseimbangan sempurna antara performa dan kenyamanan.
Huawei FreeBuds SE 3. (Sumber: Huawei)
Techno22 Januari 2025, 16:28 WIB

Apa yang Diharapkan pada Samsung Galaxy Unpacked 2025, Bakal Ada S25 Slim?

Galaxy Unpacked Januari 2025: Lompatan Besar Berikutnya dalam Pengalaman AI Seluler.
Samsung Galaxy Unpacked 2025 akan digelar pada Rabu (22/1/2025). (Sumber: Samsung)
Startup22 Januari 2025, 16:02 WIB

Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia

Antler Pertahankan Momentum Kuat di Indonesia, Mencatatkan 50 Investasi Selama Dua Tahun Terakhir Di Tengah Tantangan Pasar.
Antler. (Sumber: antler)
Automotive22 Januari 2025, 15:33 WIB

Harga dan Spesifikasi New Yamaha R25, Bawa Kapasitas Mesin 250CC

Tampil Sebagai Urban Super Sport, New Yamaha R25 Siap Geber Maksimal.
Yamaha R25 2025. (Sumber: Yamaha)
Techno22 Januari 2025, 14:51 WIB

Tak Disebut Pada Pelantikan Presiden AS Donald Trump, Bagaimana Nasib Bitcoin?

Bitcoin terkoreksi ke US$100 ribu pasca Presiden AS Donald Trump tidak menyebut soal kripto pada sesi pelantikan.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Techno21 Januari 2025, 18:55 WIB

Insta360 Luncurkan Flow 2 Pro, Tripod Khusus untuk iPhone

Gimbal ini memungkinkan pembuatan film menggunakan kamera iPhone dan punya fitur-fitur AI.
Insta360 Flow 2 Pro. (Sumber: Insta360)
Techno21 Januari 2025, 18:37 WIB

Fossibot S3 Pro: Ponsel Entry Level dengan Pengaturan Layar Ganda

Gawai ini menawarkan fitur premium, tapi harganya ramah di kantong.
Fossibot S3 Pro. (Sumber: istimewa)
Startup21 Januari 2025, 18:24 WIB

Chickin Raih Pendanaan Pinjaman Sebesar Rp280 Miliar dari Bank DBS Indonesia

Chickin didirikan pada 2018, tepatnya di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Chickin. (Sumber: East Ventures)
Startup21 Januari 2025, 17:13 WIB

Banyu Dapat Pendanaan Awal Sebanyak Rp20 Miliar, Merevolusi Industri Rumput Laut

BANYU berkomitmen untuk mendukung petani dengan bibit berkualitas tinggi, teknik budidaya modern, dan akses pendapatan stabil.
Ilustrasi startup Banyu. (Sumber: istimewa)