Techverse.asia - Arthouse Cinema yang diinisiasi oleh Goethe Institut kembali hadir di Indonesia pada edisinya yang ke-10 dan untuk pertama kali diselenggarakan dalam format hybrid. Sebanyak 33 film Jerman rilisan antara tahun 1931-2021 akan diputar dari Maret hingga Desember tahun ini.
Dengan mengusung tema horor, teror, drama, dan ketegangan, Arthouse Cinema 2023 ingin mengajak para penontonnya ke dalam petualangan sinematik seru sambil menyelami kompleksitas hakikat kemanusiaan.
“Ke-33 film yang kami seleksi untuk edisi tahun ini menampilkan ragam perasaan dan emosi seputar ketakutan, tantangan, atau bahkan perasaan jijik yang mungkin saja timbul dalam konteks personal dan komunal kita sebagai manusia,” ujar Dr. Ingo Schöningh, Kepala Bagian Program Budaya Goethe Institut Indonesien dalam keterangan resminya yang diterima Techverse.asia, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga: Pecahkan Rekor Baru, Film Everything Everywhere All at Once Bawa Pulang 7 Piala Oscar
Program ini akan diselenggarakan dalam dua format: 24 film akan ditayangkan secara langsung di GoetheHaus Jakarta. Adapun sembilan film lainnya dapat ditonton secara daring sesuai jadwal pemutaran mulai April oleh seluruh audiens di Indonesia melalui Goethe-on-Demand, sebuah platform streaming yang didedikasikan untuk pemutaran film secara perorangan dan dikelola oleh Goethe-Institut.
Arthouse Cinema akan dibuka pada 18 Maret 2023 besok di GoetheHaus
Jakarta dengan pemutaran dua buah film, yaitu Vier Könige (2015) yang
disutradarai oleh Theresa von Eltz pada pukul 14.00 WIB dan Nosferatu –
Phantom der Nacht (1979), karya sutradara Werner Herzog pada pukul 16.00
WIB. Kedua film itu bercerita tentang tokoh-tokoh yang harus berjuang mengatasi berbagai permasalahan batin dan trauma psikis.
Dalam Nosferatu, tokoh Jonathan Harker dihantui oleh perjumpaannya dengan
vampir Count Dracula dan dipaksa menghadapi kefanaan dan ketakutannya
agar dapat mengalahkan sang vampir. Serupa dengan itu, para tokoh dalam Vier Könige mengalami masalah-masalah psikis dan pergulatan batin yang harus bisa diatasi demi memperoleh kesembuhan dan dukungan.
Film-film sutradara perempuan
Sesi-sesi pemutaran film yang akan datang itu juga menampilkan film-film
karya beberapa sutradara Jerman perempuan terkemuka, antara lain Hannah
Arendt oleh Margarethe von Trotta, Grüße aus Fukushima oleh Doris Dörrie,
Wild oleh Nicolette Krebitz, Systemsprenger oleh Nora Fingscheidt, Zustand
und Gelände oleh Ute Adamczewski, Schwimmen oleh Luzie Loose, Tanzträume:
Jugendliche tanzen “Kontakthof” von Pina Bausch oleh Anne Linsel, serta
Walchensee Forever oleh Janna Ji Wonders. Aneka gaya mereka yang unik dan
memicu perenungan itu mengeksplorasi jalinan yang kompleks antara kenangan, trauma, dan kekuatan gambar.
Ada juga film-film yang lebih ringan seperti Magical Mystery karya Arne
Feldhusen, atau menyoroti dunia politik dan kejahatan yang memikat seperti
Aus dem Nichts karya Fatih Akin, maupun membahas tantangan dalam
mengarungi perubahan norma-norma kemasyarakatan seperti Gundermann
karya Andreas Dresen.
Jadwal tayang Arthouse Cinema dapat dilihat di laman goethe.de/indonesien/artcinema. Sejak 2012, Goethe-Institut Indonesien telah memutar beragam film cerita dan dokumenter Jerman maupun Indonesia dalam rangka program Arthouse Cinema. Selama masa pandemi Covid-19, Arthouse Cinema diadakan secara daring pada tahun 2021. Pemutaran film secara luring akhirnya kembali setelah terhenti selama tiga tahun.
Sebagai informasi, Goethe Institut merupakan lembaga kebudayaan Republik Federal Jerman yang aktif di seluruh dunia. Goethe Institut mempromosikan pengajaran bahasa Jerman di luar negeri dan mendorong pertukaran budaya antarbangsa.
Goethe juga menyampaikan gambaran menyeluruh mengenai Jerman melalui informasi tentang kehidupan politik, sosial dan budaya di Jerman. Beragam program budaya dan pendidikan kami menyokong dialog antarbudaya dan memfasilitasi partisipasi kultural. Berbagai program tersebut memperkukuh struktur-struktur masyarakat madani dan mendukung mobilitas global.