Techverse.asia - Christopher Nolan akhirnya mempertimbangkan durasi (runtime) kaitannya dengan film Oppenheimer, ia membenarkan kepada majalah Total Film bahwa itu adalah film terpanjangnya hingga saat ini.
Dengan konfirmasi itu berarti film Oppenheimer setidaknya berjalan lebih lama dari 2 jam 49 menit. Itu adalah runtime di film Interstellar (2014), film terpanjang garapan Nolan hingga Oppenheimer. Laporan sebelumnya mematok runtime Oppenheimer kurang lebih tiga jam, yang menurut Nolan hampir benar.
"Ini sedikit lebih lama dari yang terlama yang pernah kami lakukan, durasinya hampir tiga jam," kata Nolan dikutip Techverse.asia pada Senin (22/5/2023).
Oppenheimer dibintangi oleh Cillian Murphy yang sering menjadi kolaborator Nolan sebagai fisikawan teoretis dan bapak bom atom, Julius Robert Oppenheimer. Film ini bercerita mengenai Oppenheimer saat dia meluncurkan Proyek Manhattan dan mengawasi pembuatan bom atom.
"Saya memikirkan karakter apa pun yang pernah saya tangani, Oppenheimer sejauh ini adalah yang paling ambigu dan paradoks. Yang mengingatkan saya telah membuat trilogi film Batman, mengatakan banyak hal," ujarnya.
"Naskahnya sangat emosional, dan terbaca seperti film thriller," tambah Emily Blunt, yang berperan sebagai ahli biologi dan istri Oppenheimer, Katherine.
"Sepertinya dia adalah Trojan-Horsed dari film biografi menjadi film thriller. Ini benar-benar memacu denyut nadi, semuanya. Saya benar-benar ditangkap oleh ceritanya, potret pria ini, dan, saya bisa membayangkan trauma otak itu seperti apa," imbuh Emily.
Bergabung dengan Murphy dan Blunt sebagai pemeran adalah Matt Damon sebagai direktur Proyek Manhattan Jenderal Leslie Groves Jr. dan Robert Downey Jr. sebagai Lewis Strauss, komisaris pendiri Komisi Energi Atom Amerika Serikat (AS). Florence Pugh, Benny Safdie, Michael Angarano, Josh Hartnett, Rami Malek dan lainnya juga ikut membintangi.
"Anda menyadari ini adalah tanggung jawab yang sangat besar. Dia rumit dan kontradiktif dan sangat ikonik," kata Murphy sebelumnya tentang mengambil karakter tersebut.
"Tapi anda tahu anda bersama salah satu direktur hebat sepanjang masa. Saya merasa percaya diri melakukannya dengan Chris. Dia memiliki pengaruh besar dalam hidup saya, secara kreatif dan profesional. Dia menawari saya peran yang sangat menarik dan menurut saya semuanya sangat menantang. Dan saya suka berada di lokasi syutingnya," papar dia.
Oppenheimer yang akan tayang dalam format besar IMAX 65mm dan 65mm. Film ini dikabarkan menghabiskan dana sebesar 100 juta USD, termasuk biaya promosi. Debut film Oppenheimer dijadwalkan tayang tanggal 21 Juli 2023 mendatang.
Nolan mengadaptasi kisah tersebut dari buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer yang ditulis oleh Kai Bird dan Martin J. Sherwin.
Kisah Oppenheimer
Techverse menghimpun informasi dari berbagai sumber, Oppenheimer lahir di Kota New York, Amerika Serikat pada 24 April 1904. Ayahnya diketahui adalah seorang imigran dari Jerman yaitu Julius Oppenheimer. Sementara ibunya, Ella Friedman merupakan seorang pelukis yang tinggal di Kota New York, Amerika Serikat.
Oppenheimer dapat dikatakan sebagai pemuda yang cerdas karena berhasil lulus dari Harvard University dengan predikat Summa Cum Laude. Selanjutnya ia merantau ke Inggris dan mendaftar ke Universitas Cambridge. Di sanalah, ia mulai aktif melakukan penelitian, tepatnya di Cavendish Laboratory tahun 1925.
Rutinitas sehari-hari di laboratorium tampaknya membuat Oppenheimer bosan. Sehingga dia memutuskan untuk pergi ke Jerman guna belajar fisika kuantum di Universitas Göttingen. Akhirnya dia mendapat gelar doktornya di Göttingen.
Baca Juga: Universal Pictures Rilis Trailer Oppenheimer: Ungkap Thriller Bom Atom
Setelah itu, dia mengembangkan teori Pendekatan Born-Oppenheimer yang menjadi kontribusi penting dalam teori molekuler kuantum. Sejatinya, selama hidupnya dia tidak terlalu tertarik terhadap perkembangan dunia ataupun masalah yang ada di dunia.
Namun, sekitar tahun 1934, Oppenheimer berubah semakin peduli mengenai politik dan masalah internasional. Bahkan ia terjun ke dunia politik dan menunjukkan persetujuannya dengan Albert Einstein dan Leo Szilard bahwa Nazi dapat mengembangkan senjata nuklir.
Ketika Jerman Nazi menginvasi Polandia pada 1939, Oppenheimer ditunjuk untuk mengelola laboratorium untuk melaksanakan Manhattan Project. Pada 1942, ia dipercaya untuk menjalankan eksperimen dari Angkatan Darat Amerika Serikat terkait pemanfaatan energi atom.
Tujuannya adalah membuat bom atom sama persis yang dibuat oleh tentara Nazi Jerman. Meski begitu, Jerman sendiri tak tahu akan hal tersebut bahwa Amerika Serikat sedang membuat bom atom.