Techverse.asia - Film pendek berjudul Lies (2023) karya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universtas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali meraih prestasi. Film ini lolos kurasi The Student World Impact Film Festival (SWIFF).
Sebagai informasi, SWIFF sendiri merupakan platform utama untuk memamerkan bakat artistik pembuat film pelajar dari seluruh dunia. SWIFF diadakan pada 18 Juni sampai 25 Juni 2023. Film-film yang lolos kurasi akan diputar secara online.
Produser film Lies, Ahsan Jihadan Aulia menuturkan, berawal dari mata kuliah sinematografi yang ia pelajari bersama tiga orang rekannya di Ilmu Komunikasi UMY. Lantas, ia mendapat instruksi dari dosen untuk mengikutkan film Lies di platform SWIFF.
“Film Lies bermula dari luaran mata kuliah sinematografi yang kami ambil di semester tiga bersama di Ilmu Komunikasi UMY, lalu sesuai arahan dosen pengampu kami kirimkan ke berbagai festival,” ujar Ahsan pada Kamis (1/6/2023).
Mahasiswa semester empat Ilmu Komunikasi UMY ini menambahkan bahwa film Lies dibuat secara kerja sama tim (team work) bersama satu kelas sebagai sebuah alur kerja (work flow) produksi film.
Sebelumnya film Lies menang di festival film yang diadakan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Muhammadiyah Jember pada tahun ini, dan Pojok Sinema dari Dapur Film memberikan apresiasi pada April 2023.
Sedangkan untuk di SWIFF, film Lies masuk nominasi honorable mention alias peserta kehormatan.
“Informasi yang kami dapatkan ada kurang lebih 13.000 film yang entry, dan alhamdulilah film Lies menjadi salah satu yang terpilih (honorable mention). Ini tentu berkat kerja sama dan proses yang kami jalani selama kuliah di Ilmu Komunikasi UMY,” ungkapnya.
Di sisi lain, SWIFF telah membantu lebih dari 10 ribu pembuat film dari 120 negara setiap tahunnya, SWIFF menawarkan kesempatan kepada pembuat film untuk meningkatkan karir mereka dan mendapatkan eksposur di dunia hiburan.
Terbuka untuk semua mahasiswa dari seluruh dunia, SWIFF adalah kesempatan sempurna bagi pembuat film baru untuk mengasah keahlian mereka dan mempresentasikan karya mereka di layar lebar.
Pemutaran film yang menarik, pembicara inspirasional, dan penghargaan festival ini menjadikannya pengalaman yang menarik bagi para peserta yang tertarik dengan seni dan pengaruh film.
Sementara itu, Dosen Pengampu Mata Kuliah Sinematografi Ilmu Komunikasi UMY, Budi Dwi Arifianto menyatakan apresiasinya pada mahasiswa yang telah berproses.
“Produksi film ini merupakan bentuk dari Outcomes Based Education, di mana mahasiswa bisa merasakan alur kerja produksi film. Setelahnya film jadi diapresiasi dan diikutkan festival,” ujar dia.
Adapun sinopsis film Lies menarasikan Suroso, seorang petani yang memiliki keinginan menyukseskan anaknya untuk menjadi seorang sarjana. Namun demikian, setelah Suroso ditinggal anaknya merantau ia menjadi gemar berjudi sabung ayam. Di situlah Suroso ingin berusaha mendapatkan uang dengan berjudi sabung ayam.
Akan tetapi keapesan justru menghampiri Suroso. Di saat dia kalah, anaknya yang bernama Lilis terus menagih uang untuk kewajiban membayar biaya kuliah. Kemudian saat akan bermain kembali Suroso malah kehilangan ayam jagoannya.
Alhasil, Suroso pun sangat kebingungan untuk bisa menggapai cita-citanya. Setelah berhasil mendapatkan uang, dia berhasil membuat anaknya sukses, sehingga saat liburan Lilis memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Akan tetapi rumah yang seharusnya menjadi tempat Lilis pulang kini bukan milik mereka lagi.