Techverse.asia - Christopher Nolan memperingatkan siapa pun yang membeli tiket Oppenheimer. Menurut dia, film ini mungkin menghancurkan audiens secara emosional. Nolan berbicara kepada majalah Wired dalam sebuah wawancara baru, Nolan mengatakan bahwa beberapa penonton awal Oppenheimer memiliki reaksi mendalam terhadap film tersebut.
“Beberapa orang meninggalkan film dengan sangat hancur. Mereka tidak bisa berbicara. Maksud saya, ada unsur ketakutan yang ada dalam sejarah dan ada di dasar-dasarnya. Tapi cinta karakter, cinta hubungan, sekuat yang pernah saya lakukan,” ujar Nolan.
Nolan kemudian menambahkan bahwa itu adalah pengalaman yang intens, karena ini adalah kisah yang intens. “Saya menunjukkannya kepada pembuat film baru-baru ini yang mengatakan itu semacam film horor. Saya tidak setuju,” tegasnya.
Ia menuturkan, kisah Oppenheimer adalah pertanyaan yang mustahil. Sebab di dalamnya ada dilema etis yang mustahil, sehingga tidak ada jawaban yang mudah dalam ceritanya. Menurutnya, yang ada hanyalah pertanyaan sulit, dan itulah yang membuat ceritanya begitu memikat.
“Saya pikir kami dapat menemukan banyak hal untuk menjadi optimis dalam film, sungguh, tetapi ada pertanyaan besar yang lebih besar yang menggantung di atasnya. Rasanya penting bahwa pada akhirnya ada pertanyaan yang Anda biarkan berderak di otak orang, dan mendorong diskusi,” katanya.
Salah satu penggemar Oppenheimer yang blak-blakan sebelum film tersebut dirilis di bioskop pada Juli besok adalah sejarawan Kai Bird, yang ikut menulis biografi tahun 2005 yang berjudul American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer bersama Martin J. Sherwin. Nolan mengadaptasi buku itu menjadi film Oppenheimer.
Kai mengaku tercengang dan pulih secara emosional setelah melihatnya. Kai mengatakan bahwa film ini akan menjadi pencapaian artistik yang menakjubkan, dan dia berharap ini akan benar-benar merangsang percakapan nasional, bahkan global tentang isu-isu yang sangat ingin dibicarakan oleh Oppenheimer tentang bagaimana hidup di zaman atom, bagaimana caranya hidup dengan bom dan tentang McCarthyisme.
“Apa artinya menjadi seorang patriot, dan apa peran seorang ilmuwan dalam masyarakat yang dipenuhi dengan teknologi dan sains, untuk berbicara tentang masalah publik,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Cillian Murphy berperan sebagai Oppenheimer berlawanan dengan Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr., dan Florence Pugh. Matt Damon akan berperan sebagai direktur Proyek Manhattan Jenderal Leslie Groves Jr. dan Robert Downey Jr. sebagai Lewis Strauss, komisaris pendiri Komisi Energi Atom Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Kata Matt Damon Soal Film Oppenheimer Karya Christopher Nolan: Durasinya 3 Jam
Selain itu, ada Benny Safdie, Michael Angarano, Josh Hartnett, Rami Malek, Gary Oldman, Kenneth Branagh, Josh Peck, Casey Afleck, Jack Quaid, Gustaf Skarsgard, Alden Ehrenreich, Scott Grimes, Matthew Modine, Dane DeHaan, hingga Olivia Thirlby.
Film Oppenheimer menceritakan kisah hidup seorang fisikawan teoretis bernama Julius Robert Oppenheimer saat ia memimpin Proyek Manhattan dan menciptakan bom atom untuk mengakhiri Perang Dunia II.
Dia mengamati tes Trinity di New Mexico, di mana bom atom pertama diledakkan pada Juli 1945. Sebulan kemudian, senjata tersebut digunakan dalam bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Apa yang jadi penemuannya telah menjadi senjata pemusnah massal.
Sang aktor yang memerankan Oppenheimer, Cillian Murphy mengaku bahwa dia banyak membaca buku mengenai biografi Oppenheimer. “Saya tertarik dengan karakter (Oppenheimer) dan apa yang (penemuan bom atom). Ini sangat menarik karena saya tidak punya pemahaman intelektual terkait (bom atom),” ujarnya.