Techverse.asia – Film Oppenheimer sudah mendapat penayangan lebih awal di bioskop-bioskop di Indonesia pada Rabu (19/7/2023). Selanjutnya, film ini akan tayang secara serentak pada Jumat (21/7/2023) besok.
Oppenheimer merupakan film kedua Christopher Nolan yang diangkat dari kisah nyata. Film pertama yang ia buat berdasarkan kisah nyata adalah Dunkirk (2017). Dengan demikian, Nolan tak hanya keluar dari zona nyamannya yang lebih sering membuat film fiksi ilmiah (science fiction), tapi juga membuktikan kepiawaiannya dalam menggarap genre film yang berbeda.
Oppenheimer adalah sebuah film biopik yang intens, menceritakan tentang riwayat hidup seorang ilmuwan bom atom asal Amerika Serikat (AS), Julius Robert Oppenheimer, yang mendapat predikat sebagai bapak bom atom dunia. Ini adalah ulasan (review) setelah saya menonton filmnya.
Melalui film ini, Nolan mampu menyajikan alur cerita yang tidak membosankan sampai film berakhir, mengingat durasinya sekitar tiga jam. Sebab, menjadi sebuah tantangan bagi sutradara untuk membuat film yang diangkat dari kisah nyata agar tidak membosankan dan tak mudah ditebak jalan ceritanya. Terlebih isi filmnya membahas soal politik, kuantum mekanik, hingga istilah-istilah rumit kimia dan fisika.
Sejak menit pertama film Oppenheimer dimulai, alurnya memang agak pelan, tapi dialognya padat sampai film selesai. Di awal film, penonton akan melihat riwayat pendidikan Oppenheimer di bidang fisika kuantum. Namun, selama dia menuntut ilmu untuk memperoleh gelar master dan filosofi doktornya di Eropa, Oppenheimer yang diperankan oleh Cillian Murphy sudah menampakkan pergulatan pikiran dengan dirinya sendiri tentang apa yang dia pelajari.
Baca Juga: Update Film Oppenheimer, Christopher Nolan Sukses Bikin Ledakan Seperti Nuklir Tanpa CGI
Selain riwayat pendidikannya, tak ketinggalan Nolan menyelipkan kisah percintaan Oppenheimer yang juga mengalami pergolakan batin. Oppie, sapaan akrab Oppenheimer, ternyata juga memiliki kisah asmara yang tidak indah.
Sebagaimana diketahui bahwa Nolan menggarap film ini didasarkan pada buku American Prometheus: The Triumph and Tragedy of J. Robert Oppenheimer yang ditulis oleh Kai Bird dan Martin J. Sherwin. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa berkat keahliannya di bidang fisika kuantum, Oppie direkrut untuk memimpin Proyek Manhattan yang dibentuk secara rahasia di laboratorium Los Alamos di New Mexico.
Di sana ia mengamati tes Trinity di New Mexico, proyek nuklir pertama di dunia setelah empat tahun Jerman memulai program senjata nuklirnya. Dari sinilah mulai gamblang menyeruak nilai-nilai politis yang mana ada kaitannya dengan Perang Dunia ke-2, fasisme di Jerman, komunisme Uni Soviet, hingga praktik birkorasi kotor pemerintah AS.
Baca Juga: Kata Matt Damon Soal Film Oppenheimer Karya Christopher Nolan: Durasinya 3 Jam
Keterlibatannya di Proyek Manhattan itu otomatis membuat Oppie berkecimpung di dunia politik, padahal sebelumnya ia tidak terlalu tertarik kepada masalah apa yang terjadi di dunia ini. Tapi sekitar tahun 1934, Oppie mulai menunjukkan ketertarikannya di dunia politik serta masalah internasional. Saat masuk ke politik, dia beberapa kali berkonsultasi dengan Albert Einstein. Ya, dalam film Oppenheimer, Nolan mempercayai Tom Conti untuk memerankan Albert Einstein.
Proyek Manhattan pun tersebut berjalan sukses yang mana percobaan ledakan bom atom sukses dilakukan pada 16 Juli 1945 dan satu bulan berikutnya bom atom dijatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima, Jepang. Dan yang menarik adalah Nolan sukses mereplikasi ledakan itu tanpa CGI sama sekali.
Oppie pun merasa bangga bahwa apa yang ia kerjakan selama ini membuahkan hasil, tapi itu tidak berlangsung lama karena ia merasakan penyesalan yang mendalam akibat menewaskan ratusan jiwa akibat penemuannya. Oppie terbayang-bayang korban yang terkena dampak ledakan bom atom dan eksesnya setelah bom nuklir dijatuhkan mengakibatkan kerusakan lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Selain Oppie merasa jika tangannya berlumuran darah, ia juga masih harus menghadapi tuduhan bahwa dia adalah mata-mata untuk Uni Soviet dan afiliasinya dengan Partai Komunis AS. Konflik tersebut disampaikan melalui hubungan cinta dan benci antara Oppenheimer dengan Lewis Lichtenstein Strauss yang saat itu menjabat sebagai Komisi Energi Atom Amerika Serikat. Lewis meragukan kesetiaan Oppenheimer kepada negara lantaran ia pernah menjadi anggota dari banyak organisasi front Komunis, termasuk istri dan saudara laki-laki Oppenheimer.
Baca Juga: Universal Pictures Rilis Trailer Oppenheimer: Ungkap Thriller Bom Atom
Robert Downey Jr yang berperan sebagai Lewis Strauss aktingnya sangat impresif. Belum lagi ditambah akting Matt Damon sebagai Jenderal Leslie Groves yang paling berambisi dalam Proyek Manhattan itu.
Kesimpulannya, Oppenheimer digambarkan sebagai orang yang punya jasa besar untuk AS sekaligus dianggap sebagai pengkhianat karena rekam jejak masa lalunya yang terafiliasi dengan Partai Komunis AS. Jadi film ini syarat akan unsur politik yang kental.
Catatan menarik lainnya, Nolan membagi visual film ini menjadi dua yaitu hitam putih (noir) dan berwarna. Visual berwarna artinya bahwa setiap kejadian di film Oppenheimer sifatnya subjektif, dan visual noir sifatnya objektif atau seperti pada faktnya. Perpaduan kedua visual tersebut dapat saling mengisi alur ceritanya, belum lagi ditambah scoring - iringan musik - yang dramatis oleh Ludwig Göransson.
Seperti yang dikatakan oleh Nolan bahwa masyarakat dunia harus mengetahui bagaimana awal mula bom atom dibuat oleh Julius Robert Oppenheimer, terlepas apa yang telah ditemukannya menjadi hal yang benar atau salah dan menjadi senjata pemusnah massal.
Baca Juga: Film Oppenheimer Dipastikan Berdurasi 3 Jam Lebih, Nolan: Sedikit Agak Panjang dari Interstellar
“Suka atau tidak, Julius Robert Oppenheimer adalah orang terpenting yang pernah hidup. Dia membuat dunia tempat kita hidup menjadi lebih baik atau lebih buruk. Kisahnya harus dilihat agar bisa dipercaya,” kata Nolan.
Selain dibintangi Cillian Murphy, Robert Downey Jr dan Matt Damon, artis papan atas Hollywood yang muncul di film ini meliputi Emily Blunt, Rami Malek, Gary Oldman, Kenneth Branagh, Josh Peck, Casey Afleck, Jack Quaid, Gustaf Skarsgard, Josh Hartnett, Florence Pugh, Alden Ehrenreich, Scott Grimes, Matthew Modine, Michael Angarano, Dane DeHaan, Olivia Thirlby dan lain-lain.