Keris merupakan khazanah budaya Indonesia, berupa senjata dengan berhias ukiran yang khas. Keris memiliki pecintanya tersendiri, bahkan mengoleksi keris bisa menjadi sebuah hobi menyenangkan bagi mereka. Selain itu, sisi sejarah dan makna yang ada pada tubuh keris, juga bisa dipelajari sebagai kajian budaya maupun seni.
Para pehobi keris yang tergabung dalam komunitas Senapati Nusantara, akan menggelar Musyawarah Agung Senapati Nusantara 17 September 2022, di Hotel Ross In, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ketua Steering Committee (SC) Musyawarah Agung, Nurjianto mengatakan, kegiatan itu juga akan dibarengi dengan bursa keris terbesar di Indonesia, di tempat yang sama, mulai 16-18 September 2022. Beberapa tokoh akan menghadiri kegiatan ini, mulai dari Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, GKR Mangkubumi putri Sultan Hamengku Buwana X.
“Semuanya bersama-sama akan memikirkan apa yang terbaik untuk perkembangan Keris Nusantara,” kata dia, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (15/9/2022).
Nurjianto atau Gus Poleng menjelaskan, ada empat agenda utama Musyawarah Agung Senapati Nusantara tahun ini. Pertama, pemilihan Sekjen dan Dewan Penasihat Senapati Nusantara periode 2022-2026. Kedua, pameran keris-keris tua dan langka. Agenda ketiga yakni bursa keris terbesar di Indonesia. Sedangkan agenda keempat, pengusulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional.
Sebagaimana diketahui, Unesco telah menempatkan keris sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 25 November 2005 lalu. Artinya sudah 18 tahun lamanya keris diakui dunia sebagai warisan budaya. Namun, usulan 25 November sebagai Hari Keris Nasional oleh Senapati Nusantara muncul sejak September 2019 lalu.
“Kajian sudah beres semua,” kata Gus Poleng.
Musyawarah Agung Paguyuban Keris Senapati Nusantara pada tahun ini mengambil tema khusus ‘Keris Nusantara untuk Indonesia Bangkit.’ Tema tersebut adalah refleksi masyarakat keris nusantara setelah melalui dua tahun pandemi yang berat sekali bagi masyarakat Indonesia dan juga dunia.
Ketua Organizing Committee (OC) Musyawarah Agung Fendi Prayitna mengatakan, keris menyimpan banyak nilai utama nusantara, sehingga diharapkan bertemunya para pecinta keris di Yogya bisa menumbuhkan inspirasi bagi semua kalangan masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan karena pandemi.
“Keris kami harapkan jadi spirit kita semua untuk bisa bangkit. Spirit ini menyimpan nilai-nilai utama dari keahlian tempa besi, metalurgi, seni, dan juga sisi spiritual,” kata Fendi.
Total peserta Musyawarah Agung yang akan hadir diperkirakan sebanyak 180 orang, dan ada 15 orang di antaranya merupakan bupati dan walikota, daerah-daerah yang merupakan perwakilan dari 73 paguyuban dari 73 kabupaten di Indonesia. Namun, diperkirakan ribuan orang akan meramaikan gelaran ini, karena di sela Musyawarah Agung akan ada pameran keris-keris pusaka yang langka sekali dan juga bursa keris.
“Jadi 17 September puncak acara Musyawarah Agung, sementara 16-18 September juga akan ada pameran dan bursa keris. Kami perkirakan 1.000 orang pecinta keris tumpek blek meramaikan Yogya. Sekarang saja hotel-hotel di sekitar Ross In sudah penuh dipesan semua,” tuturnya.
Sementara itu, mengenai perkiraan transaksi perdagangan keris selama tiga hari bursa tersebut diperkirakan bisa meraih omzet hingga di atas Rp5 miliar. Pihak penyelenggara acara optimistis nilai itu tercapai, mengingat Senapati Nusantara di Surabaya berapa tahun kemarin telah meraih transaksi Rp3 miliar selama pelaksanaan bursa keris, di kota tersebut.
"Ini acara lebih besar karena Musyawarah Agung jadi kolektor akan datang semua,” kata Fendi.
Untuk para pecinta keris, pemerhati budaya atau mahasiswa dari jurusan seni dan budaya, seperti bisa memasukkan agenda ini ke dalam jajaran rencana wisata edukasi pekan ini.