Banyak Alternatif Pupuk Organik Untuk Tanaman, Salah Satunya Kotoran Burung Puyuh

Uli Febriarni
Senin 26 September 2022, 17:13 WIB
mahasiswa mengolah kotoran burung puyuh menjadi pupuk organik / dok.humas UNY

mahasiswa mengolah kotoran burung puyuh menjadi pupuk organik / dok.humas UNY

Produk sayur dan buah organik kekinian semakin diminati oleh masyarakat. Salah satu faktor yang menentukan penanaman buah dan sayur secara organik, bergantung pada pupuk.

Pupuk adalah salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini terkait dengan fungsi utama pupuk yaitu sebagai penyedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman, yang akan semakin sedikit tersedia di alam karena diserap tanaman. Kebutuhan unsur hara dan ketersediaannya yang tidak seimbang di alam, membuat pupuk menjadi solusi atas masalah kecukupan kebutuhan unsur hara tanaman yang dibudidayakan.

Pupuk terdiri dari beberapa jenis, dua jenis utama yang selama ini kita ketahui adalah pupuk alam atau pupuk buatan. Salah satu pupuk yang dapat dikategorikan sebagai pupuk alam adalah pupuk kandang yang terbuat dari kotoran burung puyuh.

Baca Juga: Kalau Main Di Laut Dilarang Pakai Sunscreen, Apa Alternatifnya?

Kotoran burung puyuh yang ditemukan dalam jumlah banyak di Desa Gajahan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, digunakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bahan pupuk tanaman sayur di desa tersebut. Para mahasiswa yang menggunakan kotoran burung puyuh sebagai pupuk tersebut, terdiri dari Fauzan Margi Wijayanto prodi PGSD, Putri Oktaviani Pendidikan Luar Biasa, Krista Laila Afifah Pendidikan Administrasi Perkantoran, Kharisma Pendidikan Geografi, Luthfiana Nada Faiha Mufidah Ilmu Keolahragaan, Zaqya Risda Rakhmasari Pendidikan Akuntansi, Marini Azzah Afifah PJSD, Fahrul Ahmad Fauzi Pendidikan Teknik Informatika, Sekar Arum Purnama Jati Pendidikan Ekonomi dan Yahya Irawan Pendidikan Teknik Mesin.

Daripada Terbuang dan Bau, Dibuat Jadi Pupuk

Kaur Umum Desa Gajahan, Bambang Tri Admojo menyebut, jumlah kotoran puyuh yang terkumpul setiap tiga hari di desa itu mencapai sekitar 300 Kg. Yang berpotensi diolah menjadi pupuk sekitar 75 persen. Karena sisanya masih banyak partikel pakan yang tidak sempurna dicerna.

Seorang anggota KKN UNY itu, Fauzan Margi Wijayanto mengatakan, banyaknya limbah kotoran burung puyuh menimbulkan masalah. Yakni ketika limbah kotoran burung puyuh tersebut hanya dibuang di TPS dan belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga menimbulkan polusi udara karena bau yang tidak sedap.

"Beberapa warga juga kedapatan masih banyak yang membuang limbah kotoran puyuh di sepanjang jalan menuju TPS ataupun di sungai, sehingga menimbulkan permasalahan baru," ujar Fauzan, dalam keterangan tertulis diterima Techverse, Senin (26/9/2022). 

Ia menyebut, ketika peternakan puyuh masih menjadi sektor utama di Desa Gajahan, desa ini mampu menghasilkan limbah kotoran burung puyuh sekitar 1 ton setiap pekan. Namun dengan berkurangnya jumlah peternak puyuh dan tingginya biaya produksi yang digunakan dalam beternak puyuh, maka di Desa Gajahan saat ini hanya menghasilkan sekitar 400 Kg - 500 Kg setiap pekan.

Kotoran Burung Puyuh Tak Bisa Langsung Berfungsi Jadi Pupuk

Sementara itu, Putri Oktaviani mengungkap, ketika musim kemarau tiba dan limbah kotoran puyuh itu kering, ada beberapa petani di daerah Cepogo, Boyolali yang mengambil limbah kotoran burung puyuh tersebut untuk dijadikan pupuk sayur.

“Namun, proses pemanfaatan pupuk ini membutuhkan jeda waktu yang cukup lama antara proses penebaran dengan waktu tanam. Karena pupuk yang belum difermentasi," tuturnya.

Dan yang disayangkan oleh kelompok KKN ini, Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Gajahan belum memanfaatkan limbah kotoran burung puyuh tersebut untuk bercocok tanam. Meskipun beberapa anggota KWT sudah pernah mencoba memanfaatkan, usaha tersebut gagal.

"Karena limbah kotoran burung puyuh yang belum diproses mempunyai suhu dan amonia yang tinggi, sehingga mematikan tanaman," imbuhnya.

Oleh karena itu, tim KKN ini berinisiatif untuk mengolahnya menjadi pupuk.

Kotoran Burung Puyuh Difermentasi Dulu

Seorang anggota lain dari tim KKN itu, Krista Laila Afifah menjelaskan, proses pengolahan pupuk ini dibantu oleh salah satu perangkat desa yang berpengalaman kerja di salah satu pabrik pupuk di Klaten.

Proses pengolahan limbah menggunakan formula yang memanfaatkan cairan EM4, glukosa dan bubuk Trichoderma. Obat tersebut merupakan obat yang cukup murah, dapat digunakan untuk menurunkan amonia dan membantu proses fermentasi, sehingga bisa dijadikan sebagai pupuk kandang siap pakai.

Satu botol cairan EM4 tadi dapat digunakan untuk memfermentasi sekitar 1 ton kotoran puyuh, dengan lama proses fermentasi selama 1-2 pekan. Sebelum difermentasi, limbah kotoran burung puyuh dikeringkan dengan cara dijemur. Dengan tahapan proses khusus dalam langkah fermentasi tadi, pupuk siap digunakan.

"Pupuk yang sudah jadi akan dimanfaatkan oleh KWT, untuk menambah kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian khususnya oleh KWT di Desa Gajahan," kata dia.

Selain itu, mahasiswa KKN di Desa Gajahan juga berencana untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada anggota KWT, mengenai pembuatan dan pemanfaatan pupuk kandang dari limbah kotoran puyuh. Sehingga program tersebut dapat berlanjut dan bermanfaat setelah mahasiswa KKN sudah selesai mengabdi di Desa Gajahan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)