Pestisida merupakan semua jenis racun yang bisa membasmi hama. Sejumlah petani dan pehobi tanaman, yang menanam tanaman produktif akan menggunakan pestisida untuk membasmi hama yang mengganggu di kebun atau pot.
Namun semakin berjalannya waktu, minat terhadap pestisida kimia semakin berkurang seiring kesadaran hidup lebih sehat. Apalagi, di tengah masyarakat juga dikenal pestisida nabati berbahan aktif dari tumbuhan dan bahan organik, yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit tanaman.
Hanya saja, beberapa dari mereka belum menemukan ramuan pestisida alami yang pas untuk membasmi hama. Tetapi sekarang tidak perlu bingung, karena tim kuliah kerja nyata (KKN) dari Universitas Negeri Yogyakarta telah membuat pestisida nabati dengan komposisi tepat. Pestisida buatan mereka telah diujicoba di lahan pertanian Ngemplak, Desa Canan, Wedi, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
Baca Juga: Banyak Alternatif Pupuk Organik Untuk Tanaman, Salah Satunya Kotoran Burung Puyuh
Danu Setiyawan, anggota tim KKN tersebut, mengatakan bahwa tanaman yang berpotensi sebagai bahan pestisida memiliki ciri beraroma kuat, rasa yang pahit, tidak disukai serangga hama, dan dapat digunakan sebagai tanaman obat.
Sejumlah tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati antara lain daun pepaya, brotowali, bawang putih, mimba, kipait, saliara, suren, dan jarak pagar.
Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Jerman tersebut mengungkap, ada banyak manfaat yang diberikan oleh pestisida nabati. Misalnya harga murah karena bahan baku tersedia di alam, mudah terurai, proses pembuatannya menggunakan alat sederhana dan aman bagi manusia.
“Selain itu, tidak menimbulkan kekebalan pada serangga dan dosis penggunaanya tidak mengikat” kata Danu, dalam keterangannya yang diterima oleh Techverse, Kamis (29/9/2022).
Pestisida nabati ini bersifat penolak, penghambat nafsu makan, penghambat perkembangan dan berpengaruh langsung sebagai racun.
Sementara itu Ayesya Larassekar Hikmatusyaich menambahkan, bahan yang mereka perlukan untuk membuat pestisida ini terdiri dari rimpang jeringau, daun sirsak, bawang putih, daun tembakau kering, sabun colek dan air.
Ayesya menyebut, alasan tim memilih bahan tembakau, karena daun itu mengandung zat nikotin tinggi serta rasanya sangat pahit. Selain itu, bau menyengat bawang putih tidak disukai beberapa serangga dan hama.
Bahan berikutnya, rimpang jeringau mengandung arosone, kalomenol, kalomen, kelomeone dan metil eugenol. Zat-zat tersebut efektif untuk mengendalikan hama wereng coklat. Daun sirsak mengandung zat annonain dan resin yang efektif untuk mengendalikan thrips dan wereng coklat.
"Rimpang jeringau dan daun sirsak adalah sebagai bahan utama dalam pembuatan pestisida ini. Kalau daun tembakau dan bawang putih sebagai bahan penguat tambahan," terangnya.
Semua bahan yang sudah disediakan tersebut, mereka racik dengan komposisi dan jumlah perbandingan tertentu. Kemudian semua bahan dicampurkan. Penggunaan pestisida ini ternyata cukup hemat! karena sebelum menggunakannya, kita masih perlu mencampurkan air terlebih dahulu.
Baca Juga: Daftar Tanaman dan Binatang Yang Diberi Nama Tokoh Negara, Ada Dua Istri Presiden RI
“Untuk penggunaan, cukup campurkan 100 ml pestisida dalam 10 liter air. Lalu semprotkan pada tanaman,” kata mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Perancis itu.
Menurut tim ini, nikotin pada tembakau efektif untuk mengendalikan hama penghisap (hama jenis kutu-kutuan) dan hama ulat. Sedangkan bawang putih dengan baunya yang menyengat, mampu mengusir serangga dan hama.
Dalam tim istimewa ini, bukan hanya ada Danu dan Ayesya, ada pula Aditya Putra Bhayangkara Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Owen Christover Pasaribu Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Ayesya Larassekar Hikmatusyaich, Pendidikan Bahasa Perancis. Anggota lain yaitu Radhina Wulansih Pendidikan IPA, Fatmah Nurul Pertiwi Psikologi, Rizqia Wafda Pendidikan Administrasi Perkantoran dan Aufaa Bagas Sadewa PJSD.
Fatmah Nurul Pertiwi menuturkan, pembuatan pestisida nabati ini mereka pilih menjadi salah satu progam, karena wabah hama wereng sangat mengganggu di desa tempat mereka menjalankan KKN.
"Masalah lainnya, harga pupuk yang kian mahal. Sehingga untuk meringankan hal tersebut dilakukan solusi alternatif dengan sosialisasi pembuatan dan penggunaan pestisida nabati," tandasnya.
Nah? Bagaimana? siapa tahu pestisida nabati satu ini bisa jadi pilihan juga untuk tanaman di kebunmu