Review Siksa Kubur: Terasa Kurang Relate dengan Pemeluk Agama Lain

Rahmat Jiwandono
Jumat 12 April 2024, 16:04 WIB
Poster Siksa Kubur.

Poster Siksa Kubur.

Techverse.asia - Film horor religi Siksa Kubur arahan Joko Anwar telah tayang di sejumlah bioskop di Indonesia sejak Kamis (11/4/2024) kemarin. Siksa Kubur yang durasinya hampir dua jam bercerita mengenai dua orang anak bernama Sita dan Adil yang kehilangan kedua orang tuanya karena bom bunuh diri.

Pelaku bom bunuh diri tersebut adalah orang yang percaya terhadap agama dan ingin terhindari dari Siksa Kubur, maka dia melakukan hal itu. Sita dan Adil kecil masing-masing diperankan oleh Widuri Puteri dan Muzakki Ramdhan.

Akibat kejadian itu, setelah keduanya beranjak dewasa, mereka tidak percaya dengan yang namanya agama, apalagi soal penyiksaan di alam kubur jika seseorang sudah meninggal dunia. Dengan berpijak pada rasionalitas, Sita dewasa (Faradina Mufti) dan Adil dewasa (Reza Rahadian) ingin membuktikan kebenaran jika Siksa Kubur itu memang nyata adanya, caranya yaitu mencari orang paling berdosa dan ikut dikubur.

Siksa Kubur jelas dibangun dengan perspektif agama Islam karena dari posternya sudah tampak beberapa pocongan yang membentuk tengkorak manusia. Hal ini dilakukan menurut dugaan penulis karena mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Muslim dan agar lebih relate dan tentunya menggaet ceruk pasar mayoritas tersebut.

Baca Juga: Film The Matrix 5 Sedang Digarap Warner Bros, Drew Goddard sebagai Sutradaranya

Meski dibangun dengan sudut pandang Islam tentang kehidupan setelah kematian, dalam beberapa siniar Joko Anwar menyebut bahwa film ini akan tetap bisa 'terhubung' dengan agama lain di luar Islam. Itu coba disalurkan dalam sebuah dialog oleh karakter bernama Wahyu yang diperankan Slamet Raharjo. Dialognya menekankan kepada pemahaman masing-masing orang dalam menafsirkan apa itu dosa.

Dialektika tersebut lebih bermakna filsafat. Dari sini tampaknya Jokan, panggilan akrab Joko Anwar, berupaya untuk mengubah cara pandang audiens tentang apa itu dosa dan kaitannya dengan 'pembalasannya' setelah mereka mati.

Hal ini dilakukan supaya alur ceritanya tak mudah ditebak karena banyak orang akan membayangkan Siksa Kubur seperti apa yang tertulis dalam kitab suci Al-Quran. Ya, walau tetap saja ada adegan-adegan siksa kubur yang dideskripsikan seperti di Al-Quran. Namun, adegan ini terasa sulit dipahami untuk orang yang bukan beragama Islam.

Dengan demikian, menurut penulis, apa yang disampaikan oleh Jokan bahwa film Siksa Kubur bakal relate dengan keyakinan apapun, tidak tereksekusi dengan baik. Selain itu, yang patut disorot adalah akting Slamet Rahardjo yang mendapat peran untuk memberikan insight mengenai norma dan moral manusia. Padahal perilakunya di sini justru berbanding 180 derajat.

Baca Juga: Siksa Neraka dan Siksa Kubur Saling Spill, Slamet Rahardjo Main di Kedua Filmnya

Seperti film-film Joko Anwar lainnya, tak ketinggalan dia selalu menyelipkan isu-isu sosial. Kali ini isu sosial yang coba dia angkat yaitu terorisme, pondok pesantren, pedofilia, hingga panti jompo. Layak buat diacungi jempol bagaimana Jokan membingkai isu-isu sensitif tersebut dan tidak mendapat penghakiman dari audiens yang telah menontonnya.

Joko Anwar mengatakan bahwa Siksa Kubur merupakan film slowburn - cerita karakter secara bertahap lalu baru menuju klimaks - seperti film horor Korea Selatan berjudul Exhuma. Bagi penulis, slowburn yang digadang-gadang tidak tersampaikan dengan baik, di mana si sutradara coba memberikan efek slowburn kepada audiens lewat efek visual berupa ular-ular - sebagai bentuk balasan atas segala perbuatan dosa manusia selama hidup di bumi.

Penilaian ini bias lantaran dipengaruhi oleh kematangan dan kedewasaan berpikir di usia penulis yang sudah memasuki kepala tiga ini. Mungkin saja untuk penonton lain, mereka ada yang merasa bahwa penggambaran Siksa Neraka di film ini sudah tepat.

Siksa Kubur juga sangat minim adegan jump scare yang pada umumnya muncul di film-film horor untuk membuat penonton takut. Hal ini juga dapat menjadi benchmark dengan film-film horor religi lokal lainnya yang telah tayang atau sedang tayang di bioskop Indonesia. Meskipun tetap ada jump scare, hanya sedikit audiens di dalam bioskop yang merasa kaget dengan hantu-hantu yang muncul tiba-tiba di film ini.

Baca Juga: Review Exhuma: Okultisme Korea Selatan yang Dibalut Intrik Sejarah dengan Jepang

Ihwal scoring pun patut disorot - musik pengiring - yang disebut-sebut akan 'meneror' audiens, sekali lagi menurut penulis, terasa biasa saja dan tak memunculkan efek terngiang-ngiang maupun takut. Penilaian ini juga bias sebab saat seseorang sudah memiliki beberapa referensi, dalam hal ini scoring film, terdapat scoring yang mampu membuat saya 'merinding' dan ini malah bukan film horor, seperti scoring di Dune: Part Two karya Hans Zimmer.

Terakhir, bagian penutup film Siksa Kubur adalah open ending dan open interpretation, sehingga tak heran banyak penonton yang bingung dengan akhir ceritanya. Ya, itu karena penonton diberi kebebasan untuk menafsirkan apa arti film ini, dan berpikir apakah Siksa Kubur itu benar-benar ada.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno20 Desember 2024, 17:43 WIB

ASUS TUF Gaming A14 Resmi Meluncur di Indonesia, Lihat Speknya

Jelang akhir 2024, ASUS rilis laptop gaming tipis berteknologi AI.
ASUS TUF Gaming A14. (Sumber: istimewa)
Techno20 Desember 2024, 17:29 WIB

Sandisk dengan Logo Baru akan Segera Tiba

Filosofi kreatif yang mencerminkan dunia dengan ketangguhan ekspresi data yang memajukan aspirasi dan peluang.
Logo baru Sandisk. (Sumber: Sandisk)
Techno20 Desember 2024, 15:27 WIB

Samsung Luncurkan Kulkas Anyar: Disematkan Teknologi AI Hybrid Cooling

Kulkas inovatif merevolusi cara pendinginan dengan modul Peltier.
Kulkas Samsung dengan teknologi AI Hybrid Cooling. (Sumber: Samsung)
Techno20 Desember 2024, 15:17 WIB

Khawatir Aplikasinya Dilarang di AS, CEO TikTok Bertemu Donald Trump

TikTok meminta Mahkamah Agung AS untuk menunda larangan yang akan datang.
Tangkapan layar CEO TikTok Shou Zi Chew memberikan kesaksian di depan anggota Kongres AS, Kamis (24/3/2023) waktu setempat. (Sumber: Youtube C-SPAN)
Startup20 Desember 2024, 14:56 WIB

Funding Societies Raup 25 Juta Dolar, Tingkatkan Modal bagi UMKM

Startup teknologi finansial ini akan memberi pinjaman dana bagi pelaku UMKM.
Funding Socities. (Sumber: istimewa)
Startup20 Desember 2024, 14:43 WIB

Grup Modalku Dapat Investasi dari Cool Japan Fund, Segini Nominalnya

Modalku adalah platform pendanaan digital bagi UMKM di Asia Tenggara.
Modalku.
Startup20 Desember 2024, 14:03 WIB

Impact Report 2024: Soroti Kepemimpinan Perempuan dan Pengurangan Emisi CO2

AC Ventures, bekerja sama dengan Deloitte, merilis Impact Report 2024 yang menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap dampak sosial dan lingkungan di Asia Tenggara.
AC Ventures.
Startup20 Desember 2024, 13:39 WIB

Qiscus Bertransformasi Jadi AI-Powered Omnichannel Customer Engagement Platform

Qiscus mengmumkan transformasi AI guna akselerasi pasar Asia Tenggara.
Qiscus.
Techno19 Desember 2024, 19:07 WIB

Google Whisk: Alat AI Baru untuk Bikin Gambar dari Gambar Lain

Google bereksperimen dengan generator gambar baru yang menggabungkan tiga gambar menjadi satu kreasi.
Hasil imej berbasis gambar yang dibuat oleh Google Whisk. (Sumber: Whisk)
Techno19 Desember 2024, 18:29 WIB

ASUS NUC 14 Pro: PC Mini Bertenaga Kecerdasan Buatan yang Desainnya Ringkas

ASUS mengumumkan NUC 14 Pro AI.
ASUS NUC 14 Pro. (Sumber: asus)