Techverse.asia - Kucing peliharaan perlu diperhatikan kesehatannya, terlepas apapun jenisnya. Sebab, kucing pun juga bisa diserang sejumlah penyakit seperti manusia.
Bahkan ketika kucing sakit bisa menghabiskan banyak uang untuk berobat. Untuk itu, para pemilik kucing perlu mengetahui macam-macam penyakit yang bisa menyerangnya serta gejalanya.
Baca Juga: Lima Kucing yang Dijual dengan Harga Fantastis, Tiga Diantaranya Hibrida
Saat sakit, kucing biasanya cenderung tidak terlalu aktif atau pendiam. Sehingga jika melihat kondisi kucingnya seperti itu maka harus disadari kucingnya sedang sakit.
ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga dapat menyerang kucing. Infeksi bisa terjadi di pernapasan bagian atas, termasuk hidung, sinus, dan tenggorokan.
Penyebabnya adalah masuknya virus atau bakteri sehingga menimbulkan penyakit. Penularannya dapat melalui batuk, bersin, dan menjilat.
Gejala yang terlihat pada kucing yang terpapar ISPA yakni tersedak, penyumbatan, bersin, batuk, depresi, demam, dan pernapasan mulut yang terbuka.
Kalau tidak segera diobati bisa menulari kucing lainnya. Langkah untuk menyembuhkannya dengan memberi vaksin secara teratur.
Diabetes
Enggak hanya manusia, kucing juga bisa mengidap penyakit diabetes. Diabetes adalah penyakit kompleks yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin atau respon tubuh yang kurang maksimal terhadap hormon tersebut.
Diabetes pada kucing pun diklasifikasikan menjadi Tipe I dan Tipe II. Tipe I artinya kekurangan produksi insulin, sedangkan Tipe II menunjukkan gangguan produksi insulin dan ketidakmampuan untuk membuat hormon.
Baca Juga: Komunitas Pecinta Anjing dan Manfaatnya Bergabung
Tanda-tanda kucing yang mengidap diabetes yakni lesu atau tidak banyak bergerak, dehidrasi, infeksi saluran kemih (ISK), mengonsumsi air yang berlebihan, intensitas buang air kecil tinggi.
Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
FIV atau virus imunodefisiensi kerap telat disadari karena jarang menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun. Walau tergolong lambat berkembangnya, tetapi FIV dapat melemahkan kekebalan tubuh kucing.
Alhasil, kucing rentan terserang infeksi sekunder. Lebih dari itu, ada pula infeksi virus Feline Leukemia Virus (FelV). Infeksi ini juga menyerang kekebalan kucing, bahkan bisa berujung pada kematian.
Rabies
Sebagaimana diketahui, tidak hanya anjing saja yang bisa terpapar rabies. Namun, kucing juga bisa mengalami hal yang sama.
Penyebab rabies ialah virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Sama halnya dengan anjing, kucing yang mengidap rabies harus segera ditangani. Segera bawa ke dokter hewan terdekat jika mendapati gejala mulut berbusa, agresivitas, dan gerakan otot yang tak disengaja.
Rabies dapat dicegah dengan cara meminimalisir supaya kucing tidak bermain di luar, khususnya saat malam hari. Dengan demikian, kecil risiko kucing peliharaan anda digigit.
Chronic Kidney Disease (CKD)
CKD atau penyakit ginjal kronis sering menyerang kucing usia dewasa. Namun tidak menutup kemungkinan menyebabkan gagal ginjal pada anak kucing.
Faktor makanan yang mengandung racun juga berpotensi menyebabkan CKD. Gejala CKD ditandai dengan susutnya berat badan, tidak nafsu makan, lidah coklat, sembelit, bau mulut, mantel bulu kering, muntah, dan sering buang air kecil.
Feline Panleukopenia (FPLV)
Yang diserang FPLV adalah sistem kekebalan serta saraf. FPLV menyerang sel darah putih, dampaknya yaitu masalah jantung.
FPLV menjadi penyebab kematian paling umum pada kucing karena tingkat keparahan dan penularan penyakitnya. Gejalanya bisa meliputi diare berdarah, lesu, anoreksia, kulit kendur, menggigit kaki atau ekor.
Namun, sampai saat ini belum ada obat untuk FPLV. Sehingga sebelum terkena FPLV, sebaiknya segera memvaksinasi kucing.