Techverse.asia - Film terbaru garapan sutradara Korea Selatan, Bong Joon Ho, yaitu Mickey 17 sekarang sudah tayang di seluruh bioskop di Indonesia. Film dengan peran utama Robert Pattinson sebagai Mickey Barnes ini penuh dengan satir sebagaimana sudah menjadi ciri dalam setiap karya Bong Joon Ho.
Mickey 17 berpusat pada Pattinson yang secara sukarela menjadi seorang Expendable untuk misi eksplorasi luar ruang angkasa dan mencari alternatif tempat tinggal selain di bumi. Ia melakukan hal ini lantaran terlilit utang dalam jumlah besar dan tak bisa meluansinya.
Lantas, dengan menjadi seorang Expendable, harapannya Pattinson bisa kabur dari jerat lintah darat. Dengan menjadi Expendable, dia sepenuhnya sadar hanya menjadi seorang kelinci percobaan.
Baca Juga: Bong Joon Ho Bikin Film Baru Berjudul Mickey 17, Ini Sinopsis dan Jadwal Rilisnya
Pasalnya, Mickey dapat 'reinkarnasi' kembali apabila mati, caranya dicetak dengan teknologi pembuatan ulang tubuh. Selain itu, memorinya juga akan ditransfer melalui sebuah mesin yang bentuknya menyerupai batu bata merah.
Saat Mickey sedang menjalankan misi di planet Niflheim di bawah pimpinan seorang politikus Kenneth Marshall yang diperankan oleh Mark Ruffalo, ia ditugaskan untuk mengetes apakah udara di planet ini beracun. Kalau dia mati karena hal tersebut, maka Mickey tinggal dicetak ulang.
Hal tersebut menyiratkan pesan mengenai eksploitasi tenaga kerja manusia demi sebuah kepentingan yang lebih besar. Dalam tugas berikutnya, ia bersama tiga rekannya diminta untuk mengecek hewan habitat di planet Niflheim bernama Creeper apakah membahayakan umat manusia atau tidak.
Di misi itu, banyak yang mengira bahwa Mickey sudah tewas karena disantap Creeper. Namun, ternyata dia justru diselamatkan oleh makhluk ini dan pulang ke pesawat. Sesampainya di kamar, dia kaget karena Mickey 18 telah dicetak. Di sinilah awal konflik dimulai.
Baca Juga: Robert Pattinson Dilaporkan Bergabung Bersama Christopher Nolan untuk Film Barunya
Jadi, terdapat dua karakter Mickey 17 dan Mickey 18 yang sangat kontras di mana Mickey 17 tampak rapuh dan mudah sedih, sedangkan Mickey 18 impulsif dan berdarah dingin. Menurut penulis, Pattinson sukses menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan dua karakter yang berbeda.
Sekali lagi menegaskan bahwa Pattinson aktor berbakat dan 'menghidupkan' lagi karirnya. Meskipun di film The Lighthouse (2019) dan The Batman (2022) telah menunjukkan kualitas aktingnya.
Tapi yang menjadi catatan penulis adalah kurangnya hubungan yang terjalin antara karakter Mickey 17 dan Mickey 18. Konflik mereka lebih sering menjadi lelucon dalam beberapa adegan tertentu.
Di sisi lain, dalam film berdurasi 2 jam 17 menit ini, Bong Joon Ho juga menyoroti tentang fasisme yang ditampilkan lewat karakter Marshall sebagai seorang pemimpin otoriter. Misi Marshall ialah mendirikan koloni baru di planet baru Niflheim tersebut dengan 'gen' manusia unggulan.
Munculnya karakter buatan Creeper itu juga bukan tanpa maksud, sang sutradara Okja (2017) ini ingin menyampaikan sifat kerakusan manusia. Marshall mengganggap makhluk berwujud gabungan kecoak dan ulat ini sebagai ancaman terhadap kedatangan mereka di sana, lantas layak untuk dibumihanguskan.
Jadi, sebenarnya ada banyak pesan yang ingin disampaikan, antara lain fasisme, eksploitasi, hingga kompleksitas sifat manusia. Namun, dengan banyaknya hal yang ingin diceritakan, yang terjadi malah narasinya tumpang tindih dan di 30 menit akhir film, alhasil pace-nya terasa tergesa-gesa.
Dari aspek sinematografi, penonton diajak melihat luar angkasa yang belum sepenuhnya tereksplorasi dan melihat makhluk 'alien'. Bong bekerja sama dengan sinematografer kawakan Darius Khondji guna memberikan visual dengan estetika yang dibalut dengan satir. Meski bukan salah satu film yang penulis antisipasi tahun ini, tapi film fiksi ilmiah ini cukup menarik buat ditonton.
Baca Juga: Denis Villeneuve Sedang Mengembangkan Adaptasi Film Dune 3 dan Nuclear War: A Scenario