Review Catatan Harian Menantu Sinting: Film Drama Komedi Berunsur Tradisi Batak

Review film Catatan Harian Menantu Sinting. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Menjamurnya film-film horor di bioskop Indonesia saat ini menyebabkan kejenuhan bagi sebagian penonton yang ingin menonton film lokal dengan genre lain. Namun, dengan perilisan film Catatan Harian Menantu Sinting yang bergenre drama komedi ini memberikan kesegaran tersendiri.

Seperti diketahui, film ini diadaptasi dari novel yang judulnya sama karya Rosi L Simamora yang terbit pada 2018. Sunil Soraya menjadi sutradaranya dan pemerannya termasuk Raditya Dika (Sahat), Ariel Tatum (Minar), Lina Marpaung (Mamak Mertua), hingga Raline Shah (Intan) yang menjadi cameo.

Baca Juga: Sinopsis Film F1 yang Dibintangi Brad Pitt, Tayang Juni 2025

Kurang lebih selama dua jam menonton film ini di bioskop, penulis disuguhkan dengan serba serbi adat Batak, mulai dari tradisi pernikahan sampai menyambut suatu hal yang baru - rumah hingga memiliki keturunan - digambarkan dengan sangat meriah.

Bahkan menurut pengakuan Raditya Dika dalam sebuah siniar (podcast) rangkaian adat pernikahan Batak di film ini memang sangat lengkap, persis dengan yang ada di kehidupan nyata.

Konflik yang dihadirkan di film Catatan Harian Menantu Sinting sangat relevan dengan kehidupan masyarakat kita di mana sepasang pengantin baru yang harus tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Di sinilah timbul pandangan berbeda di mana Mamak Mertua ingin segera punya cucu, tapi Minar ingin menundanya.

Alasannya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama berdua. Bukan tanpa alasan Mamak Mertua ingin segera memiliki cucu, apalagi cucu laki-laki, karena bisa meneruskan marga Purba mereka. Ya, ini tak lepas dari budaya patrilineal yang dianut masyarakat Batak pada umumnya.

Baca Juga: Si Boru Tumbaga: Babak Perlawanan Atas Belenggu Patrilineal Batak Toba

Anak laki-laki adalah penerus marga, meskipun anak perempuan juga akan diberi marga, akan tetapi tidak bisa menjadi penerusnya. Keinginan memiliki cucu laki-laki sebagai penerus marga, mendorong Mamak Mertua turut campur mengenai segala upaya Sahat dan Minar supaya segera punya momongan.

Ditambah pula dengan istilah Saur Matua yang mana setiap orang tua Batak ingin melihat semua anaknya sudah menikah dan punya cucu sebelum mereka wafat, menuntaskan semuanya. Itu disampaikan lewat akting Lina Marpaung yang patut diacungi jempol. Logat dan dialog-dialog Bataknya sangat kental menjadi poin penting dalam film ini.

Pasalnya, dalam dialog tersebut terselip humor-humor yang sukses membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal sampai akhir film. Para penonton dapat dengan mudah memahami leluconnya meski dituturkan dalam Bahasa Batak dan tentunya ada terjemahannya. Apalagi Lina adalah aktris Batak kawakan, sehingga gestur dan mimiknya sangat otentik.

Akting Raditya Dika dan Ariel Tatum enggak kalah bagus dari Mamak Mertua, terlebih ini adalah film pertama Raditya Dika sebagai seorang suami dan tidak menjadi seorang sutradara hingga penulis skripnya, jadi murni aktor. Ia pun diharuskan merokok sebagai bagian dari aktingnya.

Baca Juga: Vans Punya Video Iklan Baru yang Libatkan Skater dan Duo Paris Texas, Ini Maknanya

Minar yang diperankan Ariel Tatum terbilang sukses membuat perasaan campur aduk penonton berkat hubungannya yang emosional dengan Mamak Mertua, banyak yang terharu. Di samping itu, patut dicatat bahwa film ini memuat banyak humor orang dewasa, jadi anak yang masih di bawah umur dilarang menontonnya.

Menurut sudut pandang penulis, Sunil Soraya sukses menutup akhir Catatan Harian Menantu Sinting dengan manis. Minar yang diceritakan sebagai seorang penulis kreatif, menuangkan segala unek-unek tentang kehidupan rumah tangganya bersama Mamak Martua dalam sebuah catatan, yang akhirnya dicetak menjadi buku dan diberikan kepada ibu Sahat.

Film seperti Catatan Harian Menantu Sinting yang kental akan tradisi masyarakat Batak harus diperbanyak guna mengenalkan beragam budaya lainnya di Tanah Air. Memang ini bukan yang pertama, kita tahu ada film Ngeri-ngeri Sedap yang juga bertemakan Batak.

Dengan membuat film-film yang menonjolkan ragam budaya Indonesia, menegaskan bahwa film dapat menjadi medium pengenalan seni ataupun budaya.

Baca Juga: Marvel Targetkan Film Deadpool and Wolverine Bisa Cuan Rp2,6 Triliun Saat Tayang Perdana di AS

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI