Techverse.asia - Sekuel Joker yang telah lama dinanti-nanti akan tayang secara global pada Jumat (4/10/2024) besok, tapi beberapa bioskop di Indonesia sudah menjual tiket untuk pemutaran lebih awal pada Rabu (2/4/2024) dan penulis ikut menontonnya hari ini.
Joker: Folie à Deux masih mengikuti kisah Arthur Fleck (Jaoquin Phoenix) yang menjalani persidangan karena membunuh enam orang di film sebelumnya Joker (2019). Seperti diketahui bahwa Arthur juga bertemu dengan Harleen 'Lee' Quinzel (Lady Gaga) di Akrham Asylum tempat mereka berdua ditahan. Berikut ulasannya.
Baca Juga: Penampilan Lady Gaga di Film Joker: Folie à Deux, Berperan Jadi Harley Quinn
Sang sutradara Todd Phillips memilih menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mengerjakan film ini menjadi drama musikal. Tentu hal ini sangat jauh berbeda dari film Joker pertama yang lebih banyak unsur drama mengenai gangguan-gangguan mental Arthur.
Unsur drama musikal pada film ini sangat terasa dengan pemilihan Lady Gaga yang notabennya memang seorang penyanyi sebagai lawan main Joaquin. Ini bukan pertama kalinya Lady Gaga membintangi film drama musikal. Pasalnya, dia pernah bermain juga di film The Star is Born (2018).
Penampilan Lady Gaga patut diacungi jempol karena memiliki sifat manipulatif yang mampu menghasut Arthur, dan tentunya tak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam bernyanyi sambil berakting. Selain itu, Lee juga menunjukkan gangguan mental yang ia alami dengan ciamik.
Baca Juga: Aktor Asal Inggris Harry Lawtey Dikabarkan Akan Bermain di Film Joker: Folie à Deux
Joaquin Phoenix yang turut bernyanyi selama durasi film 2 jam 13 menit ini juga layak untuk diapresiasi. Ia tampak mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya agar bisa memberikan penampilan yang bagus untuk penonton.
Menurut penulis, drama musikal yang disajikan pun terasa pas melalui adegan-adegan antara Arthur dan Lee yang saling jatuh cinta. Genre ini sebenarnya bisa menjadi membosankan apabila setiap scene diisi dengan dengan banyak bernyanyi, namun di Joker: Folie à Deux, nyanyiannya digambarkan lewat Arthur yang sedang delusi atau di situasi-situasi tertentu.
Adapun musik-musik yang digunakan seperti My Life oleh Frank Sinatra, Close To You oleh Carpenters, What the World Needs Now is Love oleh Jackie DeShannon, hingga That's Entertainment oleh The Band Wagon. Scoring yang dibuat oleh Hildur Guðnadóttir selalu mencengangkan, seperti banyak scoring yang telah ia produksi di film-film box office.
Baca Juga: Aksi Lelang Cinema For Gaza Sukses Kumpulkan Lebih dari Rp3 Miliar, Joaquin Phoenix Turut Serta
Tak hanya genre drama musikal yang terdapat di Joker 2, tapi Todd juga menyelipkan sedikit court drama pada pertengahan hingga akhir film ketika Arthur harus menjalani persidangan atas kasus pembunuhannya. Seperti jalannya persidangan pada umumnya di mana terjadi tanya jawab antara pihak pengacara dengan saksi-saksi yang dihadirkan.
Meskipun demikian, film Joker: Folie à Deux terasa tak mencapai klimaks dan tak jelas akan dibawa kemana karakter Arthur Fleck tersebut. Sangat berbeda dibanding dengan ending film Joker pertama yang mampu membuat penonton terkesan dan sukses mengantarkan Joaquin Phoenix menggondol piala Oscar.
Tak banyak pula dieksplorasi sisi gangguan mental yang diidap oleh Arthur Fleck. Hanya muncul kepribadian gandanya antara dia yang merupakan 'produk' dari bobroknya nilai moral Kota Gotham atau khayalannya sebagai simbol perlawanan yang banyak dielu-elukan oleh masyarakat tersebut.
Di sisi lain, sebelumnya juga sudah banyak orang (khususnya pecinta karakter Joker di DC Comics) yang meragukan film ini bisa menjadi Joker standalone dari musuh Batman. Kesimpulannya, meski Todd Phillips mampu mengemas film bertemakan mental illness secara unik dan berbeda, tapi tampaknya Joker 2 sulit untuk menyamai kesuksesan yang didapat pendahulunya, padahal dikabarkan ongkos produksinya jauh lebih mahal.
Baca Juga: Review Film Eksil: Dicap Antek PKI dan Terpaksa Terasing di Negeri Orang