Techverse.asia - Anak yang bertumbuh dan berkembang sebelum tahun 2000-an belum akrab dengan dunia digital seperti internet atau gawai (gadget). Saat itu, perkembangan internet belum sepesat sekarang, sehingga banyak orang tua yang belum tahu mengenai pola asuh di era digital.
Namun, berbeda dengan kondisi saat ini di mana hampir seluruh anak akrab dengan digital. Terlebih, ponsel sudah tak lagi jadi barang mewah.
Anak-anak yang sudah mengenal internet dan dunia digital lebih cakap dalam menggunakan teknologi dibanding orang tuanya. Ini bisa berpotensi membawa pengaruh yang buruk kepada anak jika orang tuanya tidak peduli akan pola asuh di era digital.
Baca Juga: Tips Ajarkan Anak Soal Literasi Keuangan Sejak Dini
Menurut Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) DR. Indria Laksmi Gamayanti, di tengah era digital, digital parenting atau pola asuh di era digital sangat penting dipahami dan dilakukan oleh orang tua. Kecepatan dan kemudahan dalam mengakses informasi dan konten digital perlu adanya pengawasan dan batasan agar anak terhindar dari dampak negatif terhadap psikis dan mental melalui teknologi digital.
"Terutama yang berkaitan dengan adiksi atau kecanduan gadget," ujar Indria.
Untuk itu, edukasi terkait pola asuh di era digital menjadi sangat penting guna terwujudnya literasi digital di berbagai kalangan usia, yang pada akhirnya berdampak positif pada tumbuh kembang anak yang sehat, bahagia, dan mampu bersosialisasi pada lingkungan sekitarnya.
Dia menjelaskan, setidaknya terdapat empat strategi yang perlu diperhatikan para orang tua dalam menerapkan digital parenting saat ini, yaitu:
Pengenalan teknologi pada anak sesuai kebutuhan
Setiap anak memiliki kecenderungan minat berbeda terhadap produk teknologi. Ada yang sangat suka, sekadar suka, atau malah tidak terlalu suka dengan alat teknologi.
Kadar kesukaan tersebut menjadi pijakan untuk menentukan jenis konten apa yang layak kita suguhkan bagi anak-anak. Faktor utama yang mesti diperhatikan adalah usia anak dan kebutuhannya. Berbeda usia, berbeda pula preferensi dan kebutuhan mereka terhadap akses teknologi.
Menyeimbangkan penggunaan gawai
Orang tua dapat menyepakati screen time (durasi anak bermain gawai) untuk anak dan membekali mereka dengan pengetahuan tentang pemanfaatan teknologi dengan bijak.
Sesekali mendampingi anak ketika mereka mengakses internet juga menjadi penting. Sebab, lewat momen kebersamaan itu orang tua dapat memberikan pemahaman terkait pemanfaatan
teknologi sekaligus membangun bonding atau ikatan dengan anak.
Baca Juga: World Breastfeeding Week, Fakta dan Mitos Tentang Ibu Menyusui
Perbanyak aktivitas interaktif
Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak kerap disebabkan oleh kurangnya aktivitas interaktif. Hal ini akan menyebabkan terganggunya pola komunikasi anak dengan lingkungan sekitar.
Maka orang tua dapat membuat anak-anak lebih aktif dengan berbagai interaktif seperti olahraga, permainan fisik dan puzzle dapat mengurangi waktu anak-anak di depan layar. Orang tua juga diimbau untuk tidak menggunakan teknologi secara berlebih ketika sedang berinteraksi dengan anak.
Terapkan pola asuh demokratis
Salah satu pola asuh yang dibutuhkan pada era digital adalah pola asuh yang demokratis atau authoritative. Pola asuh ini berupaya membantu anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari era digital, sehingga anak akan menjadi lebih paham akan penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.